Hari ini SMA Wijaya disibukan oleh persiapan ujian ujian kelas 12 yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Seluruh murid kelas XII disibukan dengan materi materi ujian termasuk Keenan yang kini sedang berada di perpustakaan dengan 8 followers-nya.
Pasti kalian belum pernah melihat Gengster belajar di perpustakaan kan? Orthos ini memang berbeda gengs.
"Lo udah sampe mana, Pan?" tanya Raja sambil melirik Jevan yang tengah menjawab soal soal.
"Nomor 46" jawab Jevan tanpa melirik Raja dan masih fokus dengan soal nya.
"Buset cepet banget, gue aja baru nomor 20" komentar Wildan.
"Makanya jangan ngomong mulu" ejek Jeno.
"Lo juga ngomong ya!" sentak Wildan dengan suara kecil, takut di dengar oleh penjaga perpustakaan yang galak nya melebihi guru Matematika itu.
"Gue emang ngomong tapi gue udah selesai" balas Jeno dengan senyum mengejek nya.
"Hadeh, bagi kepinteran dong, Jen" ucap Vano pasrah dengan soal yang berada di depannya.
"Bener deh, kita bersembilan, tapi yang pinter cuman setengahnya" ucap Darma sambil menelungkupkan kepalanya.
Diantara memang hanya 4 orang yang memiliki otak encer dalam pembelajaran, Jeno dan Jevan di kelas IPS serta Haikal dan Hendry di kelas IPA.
Dan perlu kalian tau, diantara 9 orang ini hanya Haikal dan Hendry saja yang masuk kelas IPA sisanya IPS.
Pembagian kelasnya pun unik, Haikal dan Hendry di kelas IPA 2. Jevan, Jeno dan Raja di kelas IPS 3 entah kenapa Raja tidak tertular kepintaran double J itu. Keenan dan Darma di kelas IPS 4. Vano dan Wildan di IPS 5. Aneh, pasti ada saja pasangannya, kelas mereka pun berurutan sehingga mudah untuk berkumpul, pengecualian untuk double H.
"Makanya belajar jangan suara doang yang keluar" celetuk Haikal dengan raut wajah datarnya, seperti biasa.
"Buset si Haikal" balas Jevan sambil terkekeh.
"Gue udah nih, mau ngapel dulu" lanjut Jevan.
"Yeee, udah mau ujian tep ae bucin" ucap Keenan sambil menggelengkan kepalanya.
"Serah gue dong, makanya kalo nyari pacar tu yang satu sekolahan, kan kalo mau ngapel jadi gampang" celoteh Jevan di ambang pintu perpustakaan sambil memberikan tatapan mengejek ke arah Keenan.
"Kurang ajar nih bocah" ucap Keenan sambil melakukan pemanasan hendak gelud dengan Jevan.
"HEH KALIAN YANG DISANA!"
"Mampus" gumam Jeno.
***
Seperti ucapannya kini Jevan sedang berada di kelas Jeje, untuk ngapel. Jeje yang sibuk dengan handphone dan Jevan yang menyandar di bahu Jeje sambil memainkan rambut Jeje.
"Jeeeeyyy" panggil Jevan sambil cemberut.
"Apa" sahut Jeje jutek.
"Udahan dong main hape nyaaaa" rengek Jevan.
"Iyaaa nih udahan" ucap Jeje sambil meletakan handphone nya di meja.
"Gitu kek dari tadi" ucap Jevan.
"Iyaa maaf yaaa" balas Jeje sambil mengusap rambut Jevan.
"Nanti ke Timezone yuk" ajak Jevan yang masih menyandar di bahu Jeje.
"Ngg—"
"Nanti kita jalan jalan, beli barang couple, nanti aku main mesin capit boneka itu trus boneka nya aku kasi kamu, trus—" ucapan Jevan terhenti.
"Kak, Kamu bentar lagi ujian loh. Ntar abis ujian baru kita jalan jalan yaaa" ucap Jeje memberi nasihan. Wkwk
"Nggakkk, ujian masih minggu depan. Nanti aku bakal jarang ngabisin waktu sama kamu karena ujian. Ya ya ya" pinta Jevan sambil menyatukan tangannya di depan Jeje sambil mengeluarkan ekspresi seimut yang ia bisa.
"Iyaaaa" jawab Jeje pasrah.
***
Haii, dah lama ku tak update.
Jangan lupa vomment (´∩｡• ᵕ •｡∩')
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love you, but
Teen Fictioni love you, but...? u love her. cuma cerita klasik tentang sebuah kehilangan entah masalah cinta atau pertemanan. Nggak pinter buat desc, langsung baca aja ya (｡>﹏<｡)
