d u a p u l u h t i g a

1 1 0
                                    

Pukul 17.00
Jevan telah sampai didepan rumah Jeje, sepi dan gelap tentunya. Ia mencoba menghubungi Jeje tapi ponsel nya tidak aktif.

"Ck, Jeje kemana sih?" Ucap Jevan sambil terus mencoba menghubungi Jeje.

"Nyari Jeje ya kak?" Ucap seseorang dari belakang Jevan.
"Jeje lagi sibuk tuh sama cowok lain, ups! Yahh ketauan deh" lanjutnya.

"MAKSUD LO APA?!" tanya Jevan dengan nada keras seperti bentakan.

Meanwhile

Hari ini Jeje akan menjemput Papa, Mama dan juga kakak laki-lakinya. Ia sangat senang karena sudah lama tidak bertemu orang tua dan kakak laki-lakinya itu.

Ia sudah mengirimkan pesan pada Jevan bahwa ia tidak bisa pergi jalan jalan hari ini, sebagai gantinya ia akan mengajak Jevan makan es krim besok. Tapi ia tidak menyadari bahwa ia belum menekan tombol send.

Setelah merasa sudah siap Jeje segera masuk ke mobil dan berangkat ke bandara bersama sopirnya. Tanpa ia sadari seseorang memandangnya dengan smirk jahat.

"Bagus, pergi aja lo"

***

"MAMA PAPAAAAAA" teriak Jeje tanpa rasa malu.

"Hush! Kamu ini teriak tau tempat dong" peringat Mamanya dan hanya dibalas cengiran oleh Jeje.

"Lo ngga kangen sama gue apa?" Ucap seseorang dibelakang Papanya.

Naresh Jaehery putra. Kakak laki-laki Jeje yang memiliki selisih umur 2 tahun diatas Jeje, Ia tinggal di Canada bersama Kakek dan neneknya sejak kelas 6 SD.

"Nggak" balas Jeje sambil menatap Naresh sinis.

"Yaudah, padahal gue bawa oleh-oleh buat lo" ucap Naresh sambil menepuk salah satu kopernya.

"Hehe, canda abangkuu" ucap Jeje sambil memeluk Naresh.
"Apa apaan kok lo tinggi banget sekarang!" Protes Jeje.
"Lo jarang hubungin gue yaa, Kak!" Lanjut Jeje dengan sinis tapi masih dengan memeluk kakak laki-lakinya itu.

"Ya maap, gue waktu itu lagi sibuk ngurus kuliah" jawab Naresh sambil mengacak rambut Jeje.

"Terus sekarang? Lo kuliah disini?" Tanya Jeje.

"Udah, nanya nya entar lanjut di rumah aja yaa, Je, sekarang kita pulang dulu" ucap Papanya dengan halus.

"Iyaaaa oke, Papaa" balas Jeje tetapi masih belum melepas pelukannya.

"Yaudah ayo, lepas dulu dong pelukannya, Jeje sayang, ntar gimana jalan nya kalo gitu?" Ucap Mamanya yang terheran heran.

"Gak, gamau lepas" tolak Jeje. dan dibalas kekehan oleh Naresh.

"Jeje, Papa tau kamu kangen Kakak mu tapi lepas dulu, itu nanti gimana jalannya" ucap Papanya.

"Yaudah" final Jeje yang akhirnya melepas pelukan Naresh.

"Dah deh, ntar di rumah gue puk puk in dah lo kek dulu waktu SD" ucap Naresh sambil merangkul Jeje.

"Nggak, gue bukan anak kecil" tolak Jeje sambil melipat tangannya.

"Alahh, tadi siapa yang nggak mau ngelepas pelukannya?" Tanya Naresh.

"Ihhhh, gue kangen tau sama lo!" Jawab Jeje kesal.

"Kamu ini kangen Kakak mu aja? Nggak kangen sama Mama dan Papa?" Tanya Mamanya yang berjalan di depan dengan Papanya.

"Yaa kangen, tapi lebih kangen sama Naresh!!" Ucap Jeje sambil memeluk Naresh dari samping.

"Kalo ada kakakmu mama sama papa terasingkan yaa" goda Mamanya.

"Maybe" jawab Jeje sambil pura pura berpikir.

-----
BUSET LAMA AMAT KEKNYA GA APDET 😭

happy reading ges💓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love you, butTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang