d e l a p a n b e l a s

2 3 5
                                    

Kak Jevan🦋 : Jey, aku tunggu dikantin yaa💓

Setelah membaca pesan dari Jevan dan tanpa membalas nya, Jeje dengan segera menarik tangan Vanya agar mengikuti nya ke kantin tak lupa ia juga mampir ke kelasnya Dara dan Lily.

Sesampainya di kantin mereka berempat melongo karena tidak ada tempat yang kosong.

"Gimana nih? Ngga ada meja kosong" ucap Lily.

"Itu di meja Geng Orthos masih kosong" ucap Vanya santai.

"Eh, yakali kita makan bareng mereka, bisa jadi pusat perhatian tau" sahut Dara.

Sementara sahabat sahabatnya mengoceh, Jeje mencari ke setiap sudut kantin tapi tidak menemukan Jevan a.k.a pacarnya. Asix.

"Kak Jevan mana sih? Tadi katanya nunggu di kantin" batin Jeje dengan matanya yang terus mencari di sudut kantin tempat Geng Orthos.

Tiba tiba pandangan Jeje menggelap, ada seseorang yang menutup matanya.

"Siapa sih? Jangan bercanda deh, gue punya pacar" ucap Jeje kesal sambil mencoba melepaskan tangan yang menutup matanya.

"Masa sih Neng, nama pacarnya siapa?" tanya orang tersebut.

Jeje mengenali suara itu. "Kak Jevannnnnnnn ehmmmm" ucap Jeje sambil mengerucutkan bibirnya, padahal matanya masih ditutup oleh Jevan.

"Yah, ketauan" ucap Jevan sambil memandang Jeje.

"Ekhem!" dehem Vanya.
"Ayo cari tempat duduk" lanjutnya.

"Oh iyaaa" sahut Lily yang tadi terbengong dengan aksi Jevan dan Jeje.

"Kalian mau duduk dimana? Penuh gini" ucap Jevan sambil merangkul Jeje dan itu semua tak luput dari pandangan siswa/i yang ingin ke kantin karena mereka sedang berada di pintu kantin tapi tidak di tengah tengah. Kalo ditengah kan ngalangin jalan orang. Ckckck.

"Bareng kita aja" lanjutnya sambil menunjuk meja Geng Orthos dengan dagunya.

"Iya deh, gue udah laper banget!" seru Dara.

Disinilah mereka sekarang, di meja pojok kantin menjadi pusat perhatian seluruh isi kantin. Bagaimana tidak? Meja ini hanya dihuni oleh anggota Geng Orthos inti, tidak ada yang berani duduk disini padahal Geng Orthos biasa biasa saja.

"Gue tau mereka sih"

"Ngiri gue"

"Mereka caper nggak sih?"

Banyak suara dikantin, ya walaupun biasanya juga ramai tapi Jeje dan sahabatnya tau apa yang sedang mereka bicarakan.

"Kurang ajar yang bilang kita caper, belum pernah gue tendang tuh orang" ucap Lily saat mendengat kalimat terakhir yang diucapkan seorang siswi di kantin.

"Udah, biarin aja, Ly" ucap Dara sambil mengusap bahu Lily.

"Biarin aja, mereka tuh iri karena ngga bisa duduk bareng gue" ucap Raja sambil menyisir rambut nya ke arah belakang.

"Sok ganteng lo!" ejek Lily.

"Emang ganteng kali" balas Raja, namun ia tidak mendapat balasan dari Lily, karena Lily sedang fokus dengan makanannya.

"Ganteng doang jemput cewe dipanggang" celetuk  Darma dan me dapat tatapan aneh dari penghuni meja.
"Kenapa?" tanya Darma heran.

"Kakak aneh" ucap Jeje.

"Jeeee, lo jahat banget!" balas Darma dramatis.

"Selain aneh, dramatis juga" ucap Jeje lagi.

"Je, lo ada masalah sama gue? Ayok kita bicarain siapa tau lo nyantol sama gue" ucap Darma yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jevan.

"Awas lo!" ancam Jevan.
"Jangan di jawab lagi!" celetuk Jevan saat melihat Jeje akan membalas ucapan Darma.

"Buset, Jepan posesip amat" celetuk Jeno.

"Jen, nama gue Jevan, J-E-V-A-N. Jevan bukan Jepan" ucap Jevan kesal karena namanya sering diplesetkan.

"Ya sama aja" jawab Jeno.

"Jen?" celetuk Jeje tiba tiba.

"Iya? Kenapa Je?" sahut Jeno.

"Nama Kakak Jeno?" tanya Jeje.

"Yaampun Jeje, lo kemana aja? Gue temen pacar lo dari orok dan lo nggak tau nama gue?" ucap Jeno Dramatis.

"Enggak" balas Jeje.
"Eh tapi ya Kak, nama Kakak sama kayak idol aku tauuu" lanjutnya sambil bertepuk tangan.

"Oh yaa?" tanya Jeno.

"Iyaaa, nih Jeno" ucap Jeje sambil menunjukan lockscreen nya ke arah Jeno.

"Wih mirip gue tuh" ucap Jeno percaya diri.

"Nggak! beda jauh!" balas Jeje sengit.

"Mirip" kekeh Jeno.

"Nggak! Kak Jeno kan Jelek kalo Jeno NCT baru ganteng!" balas Jeje sambil mandang Jeno sengit dan diiringi tertawaan oleh mereka yang menonton perdebatan antara Jeje dan Jeno.

"Buset Jep! Pacar lo gini amat" adu Jeno.

"Kenapa? Hah? Aku kenapa?" sahut Jeje sewot.

"Nggak jadi, Je" final Jeno karena ia sudah kewalahan.

"Je, menurut lo gantengan mana? Jevan atau Jeno lockscreen lo?" tanya Wildan.

"Jawabam Jujur atau bohong?" tanya Jeje balik.

"Bohong dulu" celetuk Hendry.

"Oke, jawaban bohongnya Kak Jevan" jawab Jeje polos yang membuat teman temannya Jevan tertawa sedangkan Jevan mengusap Wajahnya.

***
Heyyo!

Jangan lupa vomment!

Have a nice day ya guys! 💓

I Love you, butTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang