Pukul 5:55pm.
Ryujin dan Lia membawa Aera ke tempat sepi dan menyeramkan.
"Ryu, katanya mau kerumah Hana anjir, ngapain kita kesini. Kalo ada begal gimana woy, macem-macem aja lo"
Ryujin menyungingkan senyumnya, kemudian memarkirkan mobilnya di depan rumah yang terlihat sepi. Rumah itu berada jauh dari pemukiman, kondisi rumahnya kotor, banyak tumbuhan liar memenuhi tembok rumah ini, tidak terawat sama sekali.
Lia tiba-tiba mencengkram kedua tangan Aera kebelakang, "sorry ra"
"E-eh ngapain anjrit, lepasin. Jangan bercanda ya lo pada!"
Ryujin dan Lia membawa Aera ke lantai atas, kemudian mendudukan Aera di kursi tua. Lia mengikat tubuh Aera dengan kursi tua itu, dan kedua tangan Aera diikat di pegangan kursi.
"Lo pada ngapain si anjir, ga lucu bercandanya!"
Detik selanjutnya, Ryujin mencengkeram kedua pipi Aera dengan kasar membuat Aera sedikit kesakitan.
"Lo lebih ga lucu!" Ryujin melepaskan tangannya dari kedua pipi Aera, lalu memundurkan langkahnya.
Terlihat seorang laki-laki yang baru saja sampai, dan Aera sudah tidak bisa ber-positif thingking lagi saat lelaki itu menghampirinya, karena Aera mengenalnya.
"Masih sama ya kaya dulu, menyedihkan." Tawa lelaki itu menggelegar di rumah kosong itu.
Aera yang sudah sangat ketakutan pun perlahan mengeluarkan air matanya.
"Ih cengeng." Ryujin menendang kaki Aera.
"Lo semua ada masalah apa sih sama gue?!!" Teriak Aera dengan suaranya yang bergetar, menatap manusia jahat di depannya.
"Hm.. kalo gue sih ga ada masalah ya sama lo. Cuma seneng aja liat lo kaya gini, dan ternyata lo lagi deket sama Beomgyu. Duh pas banget!" Ucap lelaki brengsek yang tak lain adalah Haechan.
Ryujin melangkahkan kakinya lalu berjongkok di depan Aera.
"Lo mau tau masalah gue sama lo? Hm?" Ryujin mengelus lengan Aera kemudian mengeluarkan cutter dari kantong jaketnya.
Srett..
Ryujin menggoreskan cutter-nya di lengan mulus Aera. Tidak terlalu dalam, tapi darah mengalir dengan tenang dari lengan Aera.
"Ryu.. sakit- hiks" Aera merasakan perih dan nyeri akibat goresan cutter itu.
Ryujin tersenyum dengan senyuman yang tak bisa diartikan, "masa segitu doang sakit si beb?"
Kemudian Ryujin bangkit dari jongkoknya, "lo bakal tau semuanya besok.. gausah nangis ah, besok ada yang dateng nyelametin lo kok.. tapi gatau deh lo nya masih napas apa engga, hahaha."
"Yok ah cabut, banyak nyamuk ewh!" Lia turun ke bawah lalu disusul dengan Haechan dan Ryujin, meninggalkan Aera sendirian dengan tubuh yang terikat.
"Ryujin!! Lia!! Jangan tinggalin gue!" Lirih Aera yang sudah melemah.
Ryujin memberhentikan langkahnya lalu mengeluarkan sebuah benda dari kantong jaketnya.
"Gue punya mainan biar lo ga kesepian.. masih baru kok. Baru gue congkel tadi siang." Ryujin menggelindingkan sepasang bola mata manusia dan berhenti tepat didepan kaki Aera.
Aera reflek menjerit dengan kencang, memanggil nama Ryujin, memohon untuk tidak meninggalkannya. Namun Ryujin seolah-olah menutup pendengarannya rapat-rapat.
Setelah Ryujin pergi, audio yang berisi suara seram seperti hantu diputar di rumah kosong tersebut.
Ryujin sengaja menyiapkan audio yang berisi suara-suara menyeramkan, karena ia tahu kalau Aera sangat takut pada hantu.
Aera terus menerus menangis, ia sangat takut saat ini. Berada di dalam rumah kosong sendirian yang ditemani dengan suara-suara menyeramkam itu.
Aera ingin sekali menutup telinganya rapat-rapat, tapi kedua tangannya diikat. Aera hanya bisa memejamkan mata nya sambil terus menangis, berharap ada keajaiban terjadi padanya.
Keesokkan harinya..
Ryujin, Lia dan Haechan kembali datang ke rumah tua itu. Jam sembilan pagi mereka bertiga datang berbarengan.
Plak!!
Ryujin menampar pipi Aera yang masih tertidur karena lelah menangis semalaman.
"Halo beb.. kirain udah meninggal hahaha."
Haechan melempar pisau lipat yang ia bawa ke Ryujin, "bagus deh kalo belom mati, gue mau liat lo sengsara dulu."
Ryujin menangkap pisau lipat yang Haechan lempar, lalu membuka pisau tersebut dan melihatkan ujung pisau yang tajam sambil tersenyum miring.
"Ga pas ra kalo lengan lo cuma luka sebelah.. jomblo hahaha."
"Jangan Ryu.. hiks"
Srett..
"Ups! Sorry tangan gue licin.. HAHAHA"
Goresannya tidak terlalu dalam, sama dengan lengan yang sebelahnya. Tetapi Ryujin menggoresnya dengan sangat pelan, membuat Aera menangis kesakitan.
Lia menjambak rambut Aera dari belakang, "ish cengeng amat sih!"
Prangg!!
Itu suara vas bunga yang sengaja Beomgyu jatuhkan, dan Ryujin langsung menyuruh Haechan untuk kebawah, tapi Haechan malah menyuruh anak buahnya.
Kemudian Ryujin menatap tajam ke arah Aera.
"Udah ada yang dateng tuh nyelametin lo. Tapi kayanya lebih seru kalo lo mati aja, ya kan Li?" Ryujin tertawa remeh pada Aera yang terus menangis.
Lia mengangguk, dan Aera memejamkan matanya saat Ryujin mendekat ke wajahnya. Aera sudah sangat pasrah kalau ia harus mati mengenaskan di tangan Ryujin.
"Buka dong mata lo!! Lo ga mau liat nih leher lo gue putusin?!"
"CEWEK ANJINGG!!!"
[🐻🐻🐻 ]
jadi ini tuh waktu Aera diculik dan sebelum Beomgyu dateng ya.
Ini hanya cerita FIKSI, yang sudah pasti tidak ada kaitannya sama sekali dengan kenyataan.
Disini aku hanya meminjam visual mereka, dan kalian tolong bijak menjadi pembaca.laveu♡
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Choi Beomgyu
Fanfictionft. Kim Doyoung "Kalo Kai suka boneka, maka gue suka lo." - Choi Beomgyu. "Yaudah, gue suka susu stroberi." - Kim Aera. × ⚠️ harsh word Cerita dengan konflik yang ringan, mungkin. © vandoyii : oct 2020