27. Good Morning, Son

179 25 2
                                    

"I'm sorry, I'm too stupid to stay away, but let me meet you one last time" -Dad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'm sorry, I'm too stupid to stay away, but let me meet you one last time"
-Dad





Happy Reading.

Seluruh raga, pikiran, dan hati merasakan penyesalan yang sangat mendalam kepada anak yang telah ia rusaki. Kini hanya ada rasa bersalah didalam dirinya, entah apa dosanya bisa di maafkan.

Uang kini tidak penting, permintaan maaf tulus tak dapat dibayar oleh uang.

Kedua anak dan ayah itu basah kuyup karna hujan baru saja mengguyur seluruh pakaian Renjun, tapi tidak dengan ayahnya. Ayahnya memakai jaket parasit sehingga bagian dalam nya tak terkena air sebanyak Renjun. Melihat anaknya dengan baju basah kuyup, pria itu tak tega. Pelan-pelan dia akan membayar kesalahannya dengan hal kecil seperti ini. Jadi pria itu melepas jaketnya dan diserahkan kepada anak yang membuat dirinya menyesal seumur hidup karna telah melakukan hal yang fatal.

"Dingin, nanti kamu flu" ucapnya dan terukirlah senyum manis dari sang anak. Padahal sejak tadi Renjun sudah menggunakan jaket tapi tetap saja akan basah karna berbahan kain.

Mimpi atau bukan, jangan bangunkan Renjun, biarkan ini tetap terjadi sebentar saja. Tak masalah jika ayahnya nanti akan memukul atau membentaknya seperti biasa. Biarkan seperti ini, walau hanya sebentar.

Saat di makam tadi, dari kejauhan dibaliknya pohon, disanalah Renjun bersembunyi sementara.

Sebenarnya ia sudah menangis terlebih dulu dari ayahnya. Renjun hampir meninggalkan makam jika mendung dan grimis tidak bergabung dengan langit kala siang itu.

Jadi Renjun memilih menghampiri ayahnya itu dan berniat memberitahu kalau langit akan turun hujan sebentar lagi.

Hanya tinggal beberapa langkah lagi, Renjun mendengar ayahnya bermonolog didepan makam ibunya.

Dan disinilah mereka sekarang, meneduh disebuah Minimarket. Kondisi fisik tubuh mereka sedang basah, jadi mereka tak masuk melainkan duduk dikursi depan toko yang kebetulan diteduhi oleh atap.

Sepoian angin hujan memang menusuk tubuh, dingin sekali. Renjun sedikit menggigil, sang ayah yang melihat itu berkata kepada Renjun jika ia akan masuk kedalam toko sebentar.

Sebalik dari toko, sang ayah menyodorkan satu teh hangat yang dibelinya tadi. Ia juga membeli untuk dirinya sendiri, namun pria itu lebih memilih untuk menikmati latte hangat.

Diseruput perlahan teh itu. Hangat dari minuman itu menjalar keseluruh tubuh Renjun, membuat badannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Dipikiran laki-laki itu masih memikirkan pertanyaan apa yang ingin ia lontarkan, karna ini sedikit canggung. Hanya aksi yang berjalan, namun kedua mulut mereka seakan membisu. Tidak ada yang berniat membuka obrolan.

Unhappy 'Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang