13. syarat

148 33 4
                                    

"Baiklah"















Happy Reading

Setelah selesai memperkenalkan diri, Jungwoo tersenyum dan mengangguk. Iya, dia Huang Renjun. Lelaki yang sering di ceritakan oleh adik nya.

Karna Jungwoo hanya membeli 2 mie instan, ia tak ikut makan. Hhh padahal niat nya adalah sarapan bersama dengan Minjae.

"Njun ini makan bareng aku aja," ucap gadis itu dengan mulut masih mengunyah "sini ish!" ia menyodorkan mie itu tepat di mulut Renjun. Mau tak mau ia menerima suapan itu.

"Pacaran jangan depan gue dong! Udah tau gue jomblo!" kesal Jungwoo.

"Makanya cari" Renjun hanya tertawa.

Kapan lagi ia bisa seperti ini? Seperti bersama keluarga.

"Dek," Minjae menoleh. "lo tau kan kenapa papa selingkuh?" Minjae terkejut setengah mati. Kenapa kakak nya membahas masalah seperti itu disini? Bahkan di depan Renjun yang jelas tak seharusnya tau.

"Heh! Liat situasi napa!"

"Gapapa Renjun denger. Jadi lo tau kan?" Minjae diam sebentar, lalu menggeleng.

Renjun yang tak mengerti pembicaraan mereka hanya mendengarkan.

"Ngga"

Jungwoo terkejut, "selama gue di Kanada lo ngga pernah diceritain sama bunda?"

"Bunda aja sibuk sama Minju doang"

"Dengerin, Renjun juga boleh dengerin" kemudian dibalas anggukan oleh laki laki itu. "Papa selingkuh, dan itu bukan sepenuhnya kesalahan bunda seperti yang lo bilang tadi. Papa memang selingkuh karna bunda deket sama cowo lain. Tapi papa juga salah, karna lebih memilih cara kasar"

Ia bingung, kini siapa yang Minjae harus pihak?

Masalah nya ia begitu mencintai ayah nya ketimbang ibu nya.

Saat kecil pun Minjae sangat dekat dengan ayah nya. Susah menerima kalau ternyata ayah nya berbuat seperti itu.

Renjun yang melihat Minjae dengan kepala yang menunduk. Jungwoo yang lebih memilih untuk menatap sungai. Suasana nya sangat canggung.

Ia pun tak tau harus bagaimana mengatasi situasi ini.

Tiba tiba Renjun menyaut. "Bingung ya?". Gadis itu mengangguk.

Renjun tersenyum manis, lalu berdiri. Laki laki itu mengulur tangan nya kepada gadis yang barada di bawah nya.

Minjae menatap Renjun, seakan menuntut tentang apa yang dilakukan nya sekarang.

Renjun memberi anggukan kecil, setia dengan senyuman nya. Dan pada akhirnya Minjae menerima uluran itu dan berdiri.

"Kak, Renjun pinjem adek nya bentar ya", Jungwoo mengangguk.

Pergi lah mereka dari tempat itu, dan memilih untuk menuju jembatan sungai Han diatas sana.

"Njun ya ampun, kita jauh jauh jalan cuma buat kesini?" tanya nya setelah sampai di jembatan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Njun ya ampun, kita jauh jauh jalan cuma buat kesini?" tanya nya setelah sampai di jembatan itu.

"Iya, tenangin pikiran kamu disini coba"

Gadis itu tersenyum, "Hhh, apa yang bisa diliat njun? Cuma polusi sama mobil. Aku jadi kangen ke desa ketemu halmeoni"

"Kasian halmeoni kalo kita ganggu terus. Gini deh, suatu saat mau kesini pas malem atau sore? Pasti lebih bagus" tawar Renjun

"Hmm, bole deh! Kapan?" antusias gadis itu sambil menatap Renjun, sehingga yang ditatap menatap balik.

"Tapi ada syaratnya"

Gadis gitu mengerutkan alis. "Hm? syarat apa?"

Kini tubuh Renjun beralih menghadap Minjae, menatap dengan tatapan yang sama seperti saat pertama Minjae datang ke kelas nya dan mengobrol.

"Minta maaf dulu ya sama bunda kamu ya? Baikan dulu. Sebelum terlambat, dan menyesal nantinya. Trus kamu sepenuhnya punya aku"





























Kedua kakak beradik itu masuk kedalam rumah dengan mengendap endap. Takut sang ibu melihat mereka.

"Ekhm" mereka ketauan. "Jungwoo masuk kamar, bunda mau ngomong sama Minjae dulu" nada bicara nya berubah, tidak seperti tadi.

Sang sulung pun memasuki kamar nya, sementara sang ibu duduk di sofa. Tangan nya menepuk kursi sofa di sebelah nya berkali kali. Mengisyaratkan agar anak perempuan nya ikut duduk.

Minjae duduk di sebelah sang ibu.

"Minjae, bunda minta—"

"Bun, Minjae minta maaf. Minjae udah denger dari kak Jungwoo, ngga seharusnya Minjae lancang tadi, tanpa tau kebenaran nya. Dan emang kesalahan Minjae karna menginap tanpa izin dulu" ia setia menunduk.

Sang ibu tersenyum sendu, "maafin bunda juga ya, selama ini kasar sama kamu. Selalu Minju yang bunda sayang," air mata Minjae satu persatu menetes, mengingat sikap ibunya kepada nya. "Bunda ngga bisa. Wajah kamu sangat mirip dengan papa"

Gadis itu tak kuasa menahan tangis nya.

Sang ibu mengelus rambut anak nya pelan. Dan mengecup puncuk kepalanya pelan.

"Papa kamu... dia orang sangat baik, he deserves better"

Dibawa nya Minjae kedalam rengkuhan nya.

Satu kalimat samar samar terdengar dari mulut Minjae.

"Cukup Minju yang benci aku dikeluarga ini, bunda jangan"

"Cukup Minju yang benci aku dikeluarga ini, bunda jangan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Unhappy - Huang Renjun|

To Be Continued

















——————————

Hei hei kalian!
Kuminta vomment nya!
Lopyuu❤

Unhappy 'Huang Renjun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang