Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iya, aku percaya.
Happy Reading.
Now Playing: IU – Our Happy Ending.
Setelah keluar dari keterpurukan yang kubuat sendiri, niat untuk kembali kesekolah mulai tumbuh. Walau malas masih saja menyerang tubuhku, namun tidak ada alasan untuk tidak sekolah.
Renjun kini ditemani oleh kak Jungwoo dan bunda. Katanya sih ingin menjaga menantunya.
Pagi hari itu disambut dengan teriakan Mina. Tubuhku diterjang erat olehnya, membuat tubuh lemasku hampir saja terlempar.
Setelah menaruh tas, aku berjalan kearah kelas Renjun. Sudah hampir sebulan aku melaksanakan kehidupan normal, walaupun Renjun belum kunjung berpatisipasi dalam kehidupanku lagi.
Sepi akan kehadiran Renjun.
Sepi juga akan kehadiran Jaemin.
Biasanya, di jam ini aku akan ke kelas Renjun dan juga Jaemin. Berbincang bersama Renjun, dan ejekan yang dilontarkan oleh Jaemin.
Tapi sepi rasa ini, membuat aku semakin mencintai Renjun berkali lipat. Menunggunya tiap hari, jam, detik. Menunggu keadaan kembali normal, setia bersama Renjun hingga akhir. Oleh karna itu, aku akan tetap berkunjung pada Rumah Sakit, tak jarang aku menceritakan seluruh jalan hidupku. Memang Renjun tidak dapat mendengar setiap kisah yang kuceritakan, namun setidaknya laki-laki itu dapat merasakan kehadiranku.
Mark dan Mina menjadi pengganti untuk menemaniku disekolah, pun aku masih memiliki para anggota osis yang kini sangat baik padaku. Ah, aku sudah keluar dari osis beberapa hari lalu, selain karna selalu membolos akan kegiatan osis, aku yang mengajukan untuk keluar juga. Aku hanya ingin menjalankan hidup dengan tenang dan normal.
Waktu berjalan begitu cepat. Ayah dari Renjun, yang kukenal dari berita bernama Park Chanyeol telah ditemukan tewas dengan cara bunuh diri. Berita terakhir yang aku ketahui oleh sang istri, Seo Seohyun. Bahwa dia diadili karna kasus penganiayaan anak, hingga kini aku tidak tau menahu keadaan selanjutnya. Malas juga mengurus wanita dengan bermuka banyak itu.
Jaemin?
Dia memang sudah tidak berada disampingku seperti dulu, namun saling mengirim pesan maupun kabar tetap terjalin diantara kami. Kabar yang mengatakan bahwa dirinya menyukai salah satu perempuan disekolah barunya, hingga dia yang menerima pemberian stroberi dari perempuan yang ia sukai. Jaemin terima saja, aku sudah mengingati untuk menolaknya. Dan Jaemin menuruti perintah itu.
Sepulang sekolah aku langsung pergi mengunjungi Renjun bersama Mark, Mina, dan kak Dejun. Menjenguk Renjun, berbaring dengan selaput mata yang jelas-jelas masih tertutup sempurna.