5. Apa yang terjadi?

260 41 13
                                    

Taeyoung memasuki rumahnya yang sepi hanya ada keberadaannya sendiri tak ada siapapapun lantas ia pun memasuki kamarnya nya yang cukup silau terkena sedikit cahaya senja.

Ia menoleh ke bawah melihat seorang gadis yang kini sedang memotret senja dan berpose layaknya ullzang. Dia gadis yang sama dengan gadis mengintipnya dan langsung mengumpat ketika Taeyoung memergokinya.

Taeyoung duduk dimeja belajar tersenyum kecil mengingat hal itu namun seketika senyumnya luntur begitu saja ketika ia melihat dibawah ada sebuah mobil yang mengklanson gadis itu.

Taeyoung hapal siapa pemilik mobil tersebut mobil yang kini sudah memasuki pekarangan rumahnya yakni milik eommanya.

Jantung Taeyoung berdegup kencang.
Akankah Eommanya akan menamparnya lagi? tidak Taeyoung tidak mau hal memalukan tersebut terjadi lagi.

"Taeyoung-ahh" panggil sang ibu menaiki anak tangga.

Dengan segera Taeyoung mengambil headphone dan memasangkannya. Ia juga mengambil beberapa buku secara acak lalu pura-pura membacanya dan mengaris bawahi bagian-bagian tertentu.

Pintu terbuka. Eomma Taeyoung tersenyum gembira melihat putranya yang sedang belajar. Ia sangat senang melihat putranya belajar dengan giat. Memang itu yang ia inginkan. Belajar,belajar, dan belajar.

"Taeyoung ahh"
Ia mendekat ke arah Taeyoung.

"pintar anak eomma" ucap eomma Taeyoung seraya membelai rambut Taeyoung.

"aa eomma mengagetkanku saja" Taeyoung melepas headphone nya lalu berucap seolah-olah ia tidak tahu.

"Kau sedang belajar apa?"

"aku sedang belajar sejarah korea, besok ada ujian" bohong Taeyoung.

"wahh, anak eomma pasti bisa, Taeyoung ingat ya kau harus mendapat nilai 100" Taeyoung mengangguk mengiyakan perkataan ibunya.

"apa kau ingin eomma menemani mu belajar?"

"tidak perlu eomma aku bisa belajar sendiri lagi pula eomma baru saja pulang bekerja
pasti lelah"

"kau pengertian sekali, baiklah kalau begitu kau ingin eomma masakan sesuatu untukmu?"

Taeyoung mengiyakan ia sangat rindu masakan ibunya.

"Baiklah, nanti selepas mandi eomma masak makanan kesukaan mu dan appa mu"

Ibu Taeyoung berjalan keluar namun ia kembali berbalik.

"Tapi apa makanan kesukaan mu? Eomma tidak tau"

"Yukhoe"

"baiklah"

Taeyoung tersenyum miris. Ibunya sendiri tidak tahu makanan kesukaan nya jangankan makanan kesukaannya hal-hal kecil tentang Taeyoung saja ibunya tidak tahu. Ibunya terlalu sibuk bekerja.

Apalagi appa nya yang selalu memerintahkan Taeyoung untuk menjadi seseorang yang sempurna, menjadi seseorang yang pintar nan kelak menjadi sukses.

Jika Taeyoung tidak pintar maka ia tidak akan dianggap oleh keluarganya. Jika Taeyoung tidak mendapat nilai 100 dalam setiap mata pelajaran maka ia akan dimarahi dan dipukuli tanpa alasan yang jelas. Meski Taeyoung mendapat nilai 99 yang dikenal hampir sempurna namun tetap saja itu tidak sempurna dan pastinya Taeyoung akan dimarahi walaupun hanya kurang 1 nilai saja. Semua yang diinginkan oleh orang tuanya harus Taeyoung lakukan meski dengan berat hati bahkan Taeyoung menyerah dengan impiannya karena keinginan orang tuanya.

Hatinya sakit mengingat hal tersebut tanpa sadar Taeyoung meneteskan air mata.

"aku ingin kebebasan, aku tidak ingin dikekang" gumamnya sambil menghapus air mata yang jatuh satu per satu.

Senja | Kim Taeyoung Cravity[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang