14. Hanya mimpi

173 31 8
                                    

Taeyoung membuka pintu rumah kala seseorang bertamu. Masih pagi sudah ada orang yang bahkan Taeyoung saja baru bangun.

"annyeong!"

Taeyoung memutar kedua bola matanya malas. Untuk apa anak ini kemari, heol.
Sedang anak itu, Kim Doyoung ia tersenyum manis bersama dengan ayahnya.

"paman, Doyoung Annyeong haseo" sapa Taeyoung berpura-pura menyambut kedatangan mereka.

Ayah Doyoung mengangguk. Ia menyentuh pundak Taeyoung.

"wah Taeyoung-ie kau sudah besar" Taeyoung mengiyakan lalu memberikan mereka jalan masuk.

Nyonya Kim dan Tuan Kim datang mereka pun mempersilahkan mereka untuk duduk. Katanya Tuan Kim dan adiknya sedang ada perlu untuk membicarakan sesuatu.

Sedangkan Taeyoung, ia memilih untuk kembali ke kamar. Doyoung yang melihat itu ia mengikuti Taeyoung. Taeyoung yang menyadari ia menoleh kearah Doyoung.

"ngapain ngikutin?"

Doyoung hanya cengegesan. "aku ingin kekamarmu saja bermain ps dari pada bersama ayah aku hanya diam saja tidak mengerti apa yang dibicarakan"

Taeyoung hanya mengangguk.

"wahh Taeyoung-ie kamarmu sekarang rapih, padahal waktu terakhir kali aku kemari seperti kapal pecah kkk"

Doyoung takjub dibuatnya. Ia melihat kamar Taeyoung yang cukup rapih untuk dibilang sebagai kamar seorang cowok. Barang-barang yang tersusun rapih serta keadaan kamar yang bersih dan wangi. Pantas saja kata nyonya Kim, Taeyoung betah dikamar.

Doyoung merebahkan dirinya disofa putih yang terletak didekat pintu dengan ditemani oleh rak buku minimalis yang mengantung. Doyoung mengambil salah satu buku tebal milik Taeyoung tanpa seizin Taeyoung.

"aku ingin mandi"

"astaga jam segini baru mandi!" omel Doyoung.

Taeyoung tak peduli dengan ocehan Doyoung. Ia segera memasuki kamar mandi.Ia membiarkan Doyoung  mengoceh sendirian.

Merasa bosan Doyoung memutari kamar Taeyoung. Ia mengerataki buku-buku milik Taeyoung membacanya sekilas lalu meletakannya kembali ke tempat semula. Sampai ahirnya atensinya mengarah ke tempat belajar Taeyoung.

"apa ini?" Doyoung meraih sebuah sebuah wadah berbentuk tabung yang memiliki ukuran cukup kecil sekitar 4cm.

Rasa penasaran Doyoung menguat. Ia membukannya dengan rasa penasaran yang menyelimutinya.

"obat?"

"obat apa ini?"

Doyoung yakin sesuatu yang dipegang olehnya itu obat namun ia tak tahu obat apa itu sebab tak ada tulisan atau apapun diluarnya. Iapun mengambil beberapa obat yang ia yakini yang terletak sama dimeja Taeyoung.

Taeyoung yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya ia sontak merebut obat miliknya yang dipegang oleh Doyoung.

"apa itu?!"

Taeyoung segera mememasukan obat itu kedalam laci lalu menguncinya. Taeyoung merutuki dirinya sendiri yang bodoh. Bagaimana ia menaruh benda itu secara sembarang.

"Taeyoung itu apa?!"

🌇🌆

Taeyoung sungguh kesal dengan Doyoung bisa-bisanya Doyoung mengerataki kamarnya dan ingin tahu urusan Taeyoung. Taeyoung juga meruntuki dirinya sendiri yang lengah. Untungnya Doyoung percaya-percaya saja pada saat Taeyoung bilang bahwa itu hanya vitamin nafsu makan. Meskipun Doyoung tak sepenuhnya percaya.

Senja | Kim Taeyoung Cravity[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang