Aku kira ikhlas itu
Semudah membalikkan telapak tangan
Tapi nyatanya
Ikhlas itu sangat sulit
Apalagi mengikhlaskan kamu"Aaaaa gila rasanya kayak mau metong, kok bisa si ya ta, ulangan biologi sesusah ini" ucap riri kesal sambil tertunduk.
Tata sedikit tertawa, melihat riri apalagi penampilannya yang berantakan padahal biologi masih berada di jam pertama.
"Emang lu ga belajar ri?" Tanya tata sambil menyenggol lengan riri.
"Ya belajar lah ta, tapi ga ada satupun yang gua pelajarin, yang keluar" ucap riri kesal sambil membanting buku biologinya.
"Loh, Kok bisa perasaan gua keluar semua yang gu pelajarin dah ri, emang lu belajar bab berapa ri? Tanya tata karena merasa ada yang tidak beres dengan riri.
"Ya bab 5-6 lah ta"
Tuhkan apa tata bilang, riri emang manusia paling istimewa di muka bumi ini.
"Yaiyalah jelas ga ada yang keluar ulangannya aja bab 7-8 bodoh, ngapain lu belajar bab 5-6" ucap tata kesal sambil menoyor kepala riri.
"Srius ta??!!! Berarti sia-sia dong semalem gua belajar huaaaaa..." ucapnya sambil berteriak dan menggoyangkan lengan tata
"Tau gitu gua nonton drama china aja, kalau yang gua pelajari sia-sia" sambungnya lagi.
"Dah lah males gua sama lu ri, berteman sama lu bukannya bikin pinter malah bikin gila" jawab tata kesal sambil bangkit meninggalkan kelas, karena jam pelajaran kedua sedang kosong, pak iskandar selaku guru ekonomi hari ini tidak masuk kelas.
"Mau kemana ta?" Tanya riri sambil berteriak.
"Nyari temen baru, yang pasti ga kayak lu" jawab tata sambil berteriak, dan berlari meninggalkan riri.
***
Kantin masih terlihat sepi, ini adalah momen yang tepat untuk menikmati sarapan kantin, apalagi tanpa kehadiran riri si mulut seribu, suasana pun jadi semakin tenang.
"Bu teh anget satu, sama bubur ayam satu ya" ucap tata sambil mencari tempat duduk terbaik.
"Iya neng siap" sahut ibu kantin langganan tata.
"2 ya bu" ucap seseorang yang kini duduk di sebelah tata.
"Eh oke siap mas galang" sahut ibu kantin dengan senyuman
"Galang? Ngapain di sini?" Tanya tata dengan hati-hati.
"Ya makanlah, masa ngamen" jawabnya sambil memerhatikan wajah tata yang sedikit memerah dan memucat.
"Lo sakit?" Tanya galang sambil memajukan wajahnya mendekat
"Apasih lo, enggak"
"kenapa sekolah?" Tanya galang lagi sambil meletakan tangannya di kening tata.
Dengan cepat tata menurunkan tangan galang,
"Gapapa, cuma sedikit lemes aja" jawab tata sambil tersenyum."Seriuss??"
"Iya lang, ngapain gua boong"
"Apa kita ke uks aj---
"Mas, neng ini bubur sama teh angetnya" ujar bu tantri sambil menaruh di atas meja.
"Iya bu, makasih ya" jawab tata dengan senyumnya.
"It's okay lang, i'm fine udah ah gua mau makan" jawab tata kesal karena melihat kekhawatiran galang.
"Tapi badan lu anget ta" ucap galang
"Lang ini tuh efek sebangku sama riri" jawab tata sambil sedikit tertawa
"Emang itu cabe bikin beban doang" sahut galang sambil tersenyun melihat tata, yang masih bisa tertawa.
Tiba tiba ada tangan yang seolah merengkuh tata dari arah belakang, tapi ternyata tata salah tangan itu bukan ingin memeluknya hanya menaruh sebungkus plastik di atas meja, tepat di samping teh hangatnya.
Dengan cepat ia menoleh, dan benar saja sosok laki laki dengan wajah datar, memakai pakaian olahraga, dan satu tangannya yang ia simpan di saku celana.
"Nih obat lo dari bunda, tadi dititip di satpam depan, hp lo mati ya?" ucapnya dengan nada datar, siapa lagi kalau bukan kak adam.
"Oiya, tadi habis ulangan jadi hpnya aku matiin" jawab tata merasa tak enak
"Oh yaudah diminum ya" ucap adam masih datar, dan berlalu meninggalkan tata menuju warung bu tantri.
Belum sempat tata mengucapkan kata terimakasih tapi adam sudah pergi, kenapa kak adam jadi dingin lagi, bukannya tadi pagi dia masih menggoda tata tanya tata dalam hati. Dan sialnya tata masih menatap punggung adam, yang masih berdiri di depan sana.
"Bu, saya mau beli antiseptik, plester luka, sama kapas ya bu" ucap adam yang masih bisa terdengar jelas.
Tentu saja dalam hati tata bertanya-tanya apakah adam sedang terluka, apa kakinya sakit lagi, dan sialnya tata langsung memerhatikan sekujur tubuh adam, namun tak ada satu pun luka yang terlihat.
"Loh kenapa dam kamu jatuh? Kenapa ga ke UKS aja?"
Tanya bu tantri sedikit panik. Maklum adam kan murid senior yang sudah di kenal banyak pedagang di kantin."Bukan saya bu, terus juga UKS masih dikunci bu petugas UKS nya juga gatau dimana" jawab adam sambil membayar.
"Terus itu buat siapa dam, ditto sama reja jatuh ya?" Tanya ibu tantri lagi.
Adam sedikit terkekeh mendengar nama ditto dan reja.
"Bukan bu, ini buat cherin tadi dia jatuh waktu main futsal di lapangan" jawab adam menjelaskan.Bagai di sambar petir, sewaktu tata mendengar adam mengucap nama cherin, mengapa rasanya masih sesedih ini. Bukannya tata sudah move on dari perasaannya.
Vote dan komen jangan lupa ya biar aku makin semangat hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
suka, tapi tetangga
Teen FictionPernah ga siii kamu punya tetangga laki laki, yang sering kali kamu kagumi? Adam prayitno cowo paling cuek dan ga perduli sama lingkungan sekitar tapi herannya ferista atau yang biasa di panggil Tata cewe cantik imut dan menggemaskan malah makin say...