pasar malam

26 1 0
                                    

Malam itu
Duniaku seakan
Tersihir oleh paras cantikmu

Dari tadi jantung tata masih berdegup kencang bagaimana tidak karena dari tadi adam masih setia menggandeng  tangannya, sekarang adam dan tata berada di dalam pasar malam jangan lupakan seragam SMA yang masih melekat di badan mereka. Kerumunan orang orang yang ramai menjadi alasan  supaya mereka tetap bergandengan, sebetulnya tata senang sangat senang malah tapi rasanya jantungnya tidak akan kuat kalau kalau adam berada sedekat ini dengan tata.

"Gue ke sana dulu sebentar" ucap adam sambil berlalu pergi dari hadapan tata

Tata hanya mengangguk singkat dan sibuk memperhatikan punggung adam, matanya menangkap adam sedang mengantri untuk membeli minuman. Sebetulnya dari tadi tata berusaha untuk menahan senyumnya, khayalannya untuk bisa jalan berdua bersama adam kini sudah menjadi kenyataan.

"Mau naik komedi putar?" Tanya adam sambil memberikan sebotol minuman kepada tata

Yang ditanya hanya menatap adam jujur ini terasa seperti mimpi bagi tata

Tata tersadar dari lamunanannya berkat tepukan adam

"Ta kok malah bengong" tanya adam memastikan

"Ga nyangka aja bisa jalan berdua sama mas adam" ucap tata pelan

"Hah? Apa ta?"

"Engga kok"
Untung saja adam tidak mendengar apa yang tata ucapkan

"Jadi gimana mau naik komedi putar ?" Tanya adam kembali memastikan

"Mas adam kan takut ketinggian, emangnya berani?" jawab tata sambil berusaha menahan tawanya

"Kata siapa, gue berani kok"

"Awas aja kalau nanti di atas ngompol"

"Ga akan" jawab adam sambil memalingkan mukanya karena malu tata masih ingat betul apa kelemahannya.

Betul saja apa yang tata bayangkan dari tadi adam hanya menunduk, apalagi kini posisi mereka tepat berada di puncak paling atas, dan tata merasa khawatir takut takut kalau trauma adam kembali kambuh.

"Payah katanya ga takut" ledek tata saat adam masih menundukkan kepalanya.

"Siapa yang takut" jawab adam sambil mengangkat kepalanya.

"Jujur aja kali mas,  kalau takut jangan liat ketinggiannya tapi keindahannya" balas tata sambil sibuk memperhatikan ramainya pasar malam dari atas komedi putar.

Pandangan adam jatuh pada wajah tata hembusan angin sukses menerpa helaian rambutnya tangannya sibuk untuk membetulkan rambutnya, matanya sibuk memperhatikan ramainya pengunjung pasar malam, ingin rasanya adam turut membantu untuk sekedar menyelipkan rambut tata tanpa sadar mulutnya mengucapkan kata "indah"  bukan indah pemandangannya tapi wajah tata yang semakin berbinar seakan tersihir oleh angin malam. tunggu tunggu kok adam jadi kebawa suasana gini sih.

Merasa di perhatikan tata pun segera kembali meluruskan pandangannya, dan betul saja adam kini sedang memperhatikannya.

"Kenapa mas?" Tanyanya pada adam takut takut di wajahnya ada sesuatu karena dari tadi adam melihatnya dengan raut wajah yang sulit untuk diartikan.

"Kenapa ga pake jaket sih"

"Hah?"

Adam melepaskan jaketnya, dan memberikan jaketnya kepada tata. Tata masih belum mengerti apa maksudnya.

"Kalau nanti lu sakit,, bunda lu ga bakal maafin gue ta"

Dan sekarang tata mengerti apa maksud adam.

***

Hampir semua wahana sudah mereka singgahi, terduduk di rerumputan sambil menikmati permen kapas dan menatap langit malam, membuat mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Sudah banyak penjaga loket yang mengira mereka adalah sepasang kekasih .Namun sayangnya kata "kekasih" itu hanya khayalan tata karena tata tau itu tidak akan mungkin terjadi antara dirinya dan adam.

Sebetulnya hari ini, adam akan memberikan hadiah ulang tahun kepada tata, jujur saja dari tadi ia mati matian mengumpulkan keberaniannya.

"Ta"

"Hmmm"
Sahutnya sambil menolehkan kepalanya

"Gue ma--

Belum sempat melanjutkan kata katanya tiba tiba ponsel tata berdering

"Sebentar mas aku angkat telpon dulu"

Berusaha mencari tempat yang tidak begitu ramai tata pun segera mengangkat telponnya tertulis nama riri di layar handphonenya, ada apa riri malam malam begini menelpon. oiya tata jadi ga sabar untuk menceritakan kepada riri kalau hari ini dia sudah pergi bersama pujaan hatinya, apa respon riri nanti ya kira kira.

"Hallo... kenapa ri,, tumben malem malem nel--

"Ta gua mau minta tolong bisa kan" ucap riri dengan nada suara yang sangat terbilang pelan seperti orang putus asa

"Lu kenapa ri cerita sama gue" ucap tata sedikit cemas takut kalau riri kenapa napa.

"Bukan gue ta, tapi galang"

"Galang kenapa?" Tanya tata hati hati

"Dia kabur dari rumah, lu bisa kan bantu gue cari dia dari tadi tante mayra nangis terus gue takut dia kenapa napa"

"Tap--

"Cuma lo sama gue yang tau keadaan galang, dia ga punya temen ta, plisss"

"Kemana gue harus cari dia ri?" Ucapnya yang membuat riri menghembuskan nafas lega

"Nanti gue sms tempat tempat yang biasanya galang datengin, sekali lagi makasih ta gua masih di rumah galang buat nenangin tante mayra"

Sebetulnya tata tidak sedekat itu dengan galang bahkan ia baru sekali berbincang dengan laki laki tersebut itupun sangat sulit ia lakukan, tapi rasanya sedikit iba melihat semua permasalahan yang menimpa galang.

Tata segera berpamitan kepada adam, dan mengatakan kalau ia ada urusan mendadak adam bersikukuh untuk mengantar tata, tapi dengan halus tata menolak ia bisa naik taksi saja. dengan berat hati adam melepas kepergian tata. Tangannya masih erat menggenggam hadiah yang akan ia berikan kepada tata.

***

Adam masih menatap punggung tata, kenapa rasanya berat sekali untuk sekedar bertanya kemana tata akan pergi atau dengan siapa tata pergi karena adam tau ia tidak berhak untuk bertanya kepada tata.

Ia berharap tata menolehkan kepalanya atau sekedar melemparkan senyumannya, sebelum ia benar benar pergi, tapi sayang tata sudah tenggelam dalam ramainya pasar malam.

Kini matanya kembali menatap hadiah yang akan ia berikan kepada tata sebetulnya hadiah ini sudah ia siapkan seminggu sebelum tata ulang tahun, tapi sepertinya ia gagal lagi untuk memberikan hadiah ini kepada tata.

Saat adam hendak pergi ada seseorang yang menepuk pundaknya

"Mas adam" ucapnya sambil terengah entah sepertinya ia habis berlari

Tata kembali dengan peluh keringat yang membasahi dahinya

"Mas adam pulangnya hati hati ya, bilangin bunda aku pulangnya agak malem, oiya ini jaketnya di pake, mas adam kan paling ga bisa kena angin malam" ucap tata panjang lebar sambil menyerahkan jaketnya

"Iya" jawab adam singkat sungguh bukan itu yang ingin adam ucapkan tapi mengapa  hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Yaudah mas adam hati hati" ucap tata sambil tersenyum sampai sampai lesung pipinya terlihat kemudian berlalu pergi.

Dan adam masih ingat betul tubuhnya terpaku oleh senyuman itu.

Vote dan komen ya mksh.

suka, tapi tetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang