permohonan maaf

25 1 0
                                    

Kalau mengucapkan maaf
Semudah membalikkan telapak tangan
Mungkin yang namanya permusuhan
Tidak akan pernah ada



Hari ini adam sudah bertekad untuk meminta maaf kepada tata adam sudah tau kalau hari ini pun tata pasti akan berangkat pagi pagi demi menghindarinya dan sekarang tepat pukul 06.00  pagi sebelum tata berangkat adam sudah ada di depan rumahnya walaupun sebetulnya rumah mereka sebelahan sih.

Baru hendak mengetuk pintu tapi tata sudah keluar lengkap dengan seragam nya

"Mas adam ngapain di sini?" Tanya nya sambil sambil membenarkan dasi dan kerahnya

"Ta pukul gue kanan kiri atas bawah seterah lu yang penting jangan diemin atau hindari gue lagi, gue tau gua salah sorry ta" ucap adam sambil menundukkan kepalanya

Tata hanya diam memperhatikan adam jantungnya berdebar lagi hanya kata permintaan maafnya saja sudah membuatnya senang sebetulnya tata bukan marah ia hanya kecewa karena adam tidak jujur padanya.

"Emang siapa yang marah?"  Tanyanya sambil menahan tawa karena melihat ekspresi adam

Kepala adam otomatis terangkat setelah mendengar tawa tata.
bukan seperti ini yang dibayangkan adam, yang ia bayangkan yaitu tata yang menangis sambil memukul mukulnya atau tata yang akan menampar dan meneriakinya. Sepertinya adam terlalu banyak menonton sinetron.

"Kalo lu ga marah ga mungkin lu ngindarin gua selama seminggu ta"

"Oh jadi mas adam kangen sama aku" goda tata masih sibuk menahan tawanya

"Nyesel gua bangun pagi pagi" balasnya sambil melengos pergi menuju motornya

"Ih.. tungguin dong"

Meminta maaf itu perbuatan mulia tapi memaafkan itu jauh lebih mulia begitu kata kata riri yang tata ingat waktu menenangkan tata sehabis gagal jalan bersama adam. Dan tata sudah memaafkan adam jauh sebelum adam meminta maaf.

***

Hari ini mereka berangkat bersama lagi tapi sudah tak bercanda tawa lagi, walaupun biasanya tata yang paling sering berbicara. Kini adam lah yang sering mengajak tata untuk  berbicara.
Sejujurnya adam masih heran apa betul tata tidak marah, saat lampu merah menyala adam masih menanyakan pertanyaan yang sama.

"Lu serius ga marah ta?" Ditatapnya wajah tata melalui spion motornya

"Sebetulnya emang ga marah cuma kecewa aja" jawab tata namun matanya masih sibuk memperhatikan jalanan ibu kota yang masih dibilang sepi

"Harusnya mas adam bilang aja kalau emang ada janji atau mau ketemu sama ka tania" sambungnya ketika ia tau adam memperhatikannya lewat spion

"Sorry ta gu--
belum sempat menjawab  tapi tata sudah menepuk pundak adam

"Udah lampu hijau mas ayo jalan"

***

Saat di parkiran adam masih sibuk memperhatikan tata, gadis itu berubah sudah tidak ada lagi sifat manjanya yang suka merengek atau sekedar meminta ice cream. Mungkin tata yang sekarang terlihat lebih dewasa adam tidak tau harus senang atau sedih saat sikap tata terlihat lebih dingin padanya.

Lamunananya lagi lagi terhenti karena tepukan tata 

"Aku duluan ya ke kelasnya, nanti pulang duluan aja aku ada latihan nari"

Ucapan tata hanya diangguki oleh adam,
Tapi kenapa kepergian tata membawa secercah kesedihan bagi adam.

Hari ini tawa dito dan reja sudah menghiasi paginya, adam jadi teringat biasanya ocehan dan omelan tata yang selalu menghiasi paginya. Lagi dan lagi adam memikirkan tata.

"Woi dam ngelamun mulu deh mikirin utang apa luh?" Tanya dito sambil menangkup pipi adam

"Geli bego" balas adam sambil menghempaskan tangan dito dari pipinya

"Dam dam kalo punya utang bilang aja Nanti si reja yang bayar" ucap dito seperti orang prihatin dan menepuk nepuk pundak adam

"Tai lo utang lu di kantin aja masih numpuk" sahut reja sambil melemparkan gulungan kertas kepada dito

Tapi fokus adam lagi lagi malah menuju ke arah lapangan iya betul gadis itu sedang berlari bersama riri jangan lupa tawa dan ekspresi bahagianya yang menghiasi wajahnya. adam baru ingat kalau tata hari ini ada jam olahraga.

Dito dan reja mengikuti arah pandangan adam

"Jadi kangen tata" ucap reja yang sukses membuat fokus adam teralihkan

"Apaan sih lo my honey bunny tata kan punya gua" sahut dito sambil menoyor kepala reja

"Punya gue dit"

"Gue duluan ja"

"Engga pokoknya punya gue"

"Bacot banget lu berdua,"

"Tuhkan diomelin si bos elu sih ja"

"Kok gue, elu sih dit"

Tidak heran kenapa tata diperebutkan kalau adam lihat tata itu memang cantik dan manis kulitnya putih bersih rambutnya hitam pendek sebahu hidungnya mancung kalau tersenyum akan terlihat lesung pipi yang menghiasi wajahnya.

Tunggu tunggu kenapa adam jadi memikirkan tata ada apa dengan adam?

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari lima menit yang lalu dari tadi dito reja sudah sibuk membahas pertandingan futsal antara SMA tetangga kapan lagi SMA KENCANA melawan SMA ADIJAYA.

"Lu serius ga ikut futsal dam" tanya dito  sambil membereskan  bukunya

"Engga deh gua udh ada janji"

"Lawan SMA Tania loh dam lu ga mau liat dia?"

"Siapa tau nanti lu bisa balikan di sana dam" goda reja kepada adam

"Good luck ya, semoga menang" ucapnya sambil menepuk pundak reja dan dito.


***



Sudah 2 jam adam berada di depan ruang ekstrakurikuler seni satu yang ada di pikirannya menunggu tata, mungkin biasanya tata yang memohon agar adam menunggunya. Tapi kali ini bukan permintaan tata tapi keinginannya sendiri untuk menunggu  tata. Jangan tanya kenapa adam terus memikirkan tata karena adam juga tidak tahu.

"Loh mas adam belum pulang?" Tanya tata heran saat melihat adam ada di depan ruang seni

"Gue nunggu lo"

"Serius nunggu 2 jam lebih?" Tanyanya seperti tidak percaya karena tata tau adam paling benci menunggu sesuatu

"Iya" jawabnya singkat

Demi apapun  tata takut kalau kalau mas adam kerasukan apa mas adam abis kepentok tembok ya

"Mas adam sakit?" Tanya tata saat hendak menempelkan tangannya di dahi adam

Belum sampai tangan tata menyentuh dahi adam tiba tiba tangannya sudah digenggam bersama tangan adam

"Mau jalan sama gue ga?"















Vote dan komen ya mksh.






suka, tapi tetanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang