Tangan kurus itu melingkar di pinggang Seungri yang sedang menyiapkan baju kerja Jiyong. Tak lupa dia juga mengelus perut besar Seungri. Pagi ini memang keadaan suaminya sudah lebih baik. Nyeri yang dirasakan sudah berkurang.
"Hyung, kalau kau begini bagaimana aku bisa siapkan pakaianmu?"
"Biarkan saja, bee. Aku ingin seperti ini."
Tak hanya mengelus perut Seungri, Jiyong juga mengendus leher suaminya dan menjilati daun telinganya. Pastinya Seungri merasa bulu kuduknya berdiri, meremang karena perlakuan suaminya.
"Hyung, jangan melanggar janji ya!"
"Janji apa bee?" Jiyong tidak peduli.
"Shh, hyung ... ayolah, nanti kau terlambat sarapan dan ke kantor."
Seungri terus menghindari rayuan Jiyong pagi ini. Meski sebenarnya sulit menghindari keinginan suaminya itu.
"Biar aku sarapan dirimu saja, bee. Masih ada tiga jam lagi untuk ke kantor."
Jiyong melirik sebentar pada jam dinding di kamarnya. Tak lama kepalanya kembali pada tengkuk leher Seungri. Bahkan tangannya sudah lancang bermain di dada Seungri.
"Ahh hyung~ hentikan. Nanti anakmu bangun bagaimana?"
"Karena dia sedang tidur, jadi biarkan aku menemuinya sebentar. Aku janji akan pelan, bee."
Jiyong membalikkan badan Seungri hingga mereka saling melihat satu sama lainnya. Tatapan mendamba Jiyong melemahkan pertahanan Seungri. Mungkin sebentar lagi dia akan kalah.
"Ani, jangan rayu aku. Tidak akan mempan."
Dihindarinya Jiyong kali ini. Dengan membawa pakaian yang akan dikenakan suaminya itu, tiba-tiba saja kedua kakinya terasa tidak berpijak pada bumi. Pakaian Jiyong jatuh berantakan.
"Yakk! Hyung ... turunkan aku." protes Seungri. Tapi hasilnya sia-sia, Jiyong tidak peduli dan bahkan sudah menaruhnya di atas peraduan mereka.
"Bee, pagi ini saja. Entah kenapa melihatmu dengan perut yang semakin besar ini terlihat sangat seksi."
Rayuan gombal itu akhirnya keluar dari mulut Jiyong dan Seungri perlahan runtuh pertahanan.
"Tap-tapi hyung ... itu pintu kamar belum kau kunci kan?"
"Sudah. Sejak tadi pintu kamar terkunci rapat."
Glek
Air liur Seungri tertelan susah payah. Segala alasan dilontar nyatanya tetap Seungri tak bisa mengelak. Kalau saja dia tidak sedang mengandung besar, mungkin dia akan kabur. Jiyong juga sudah menanggalkan pakaian yang suaminya kenakan itu hingga perut buncit Seungri terekspos sempurna.
"Hyung, kau ini lancang sekali."
"Lihat bee, you're so sexy. Oh God, let me enter you now."
Tanpa aba-aba pun Jiyong telah memasukkan miliknya pada sarangnya. Tanpa foreplay, Jiyong memulai permainan mereka.
"Shh ahh damn hyung ... I hate you," umpat Seungri yang sekarang terlihat keenakan.
"Yes, baby. You love me," balas Jiyong disela-sela genjotannya.
"Hate you more! Unghh."
"Love me more, baby."
Terus seperti itu sampai keduanya menjemput kepuasan mereka. Pagi indah nan sejuk, mereka habiskan untuk membuat kasur menjadi berantakan. Permainan cepat pun telah usai mereka lakukan, tinggal napas yang memburu yang tersisa.
"Thank you, bee."
"Aku tidak peduli," jawab Seungri ketus. Jiyong hanya mengulum senyum saat suaminya merajuk. "Hyung, cabut tidak punyamu sekarang? Aku mau mandi lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
This Love (📌 Complete)
RomanceAyah Seungri memiliki hutang pada perusahaan tempatnya bekerja. Namun Seungri tidak tahu akan hal itu. Dia terkejut ketika pemilik perusahaan memintanya untuk melunasi hutangnya. Hanya saja Seungri tidak punya uang untuk mengembalikannya. Bagaimana...