Trust

490 57 83
                                    

Adegan di mana Jiyong yang jatuh dan tertiban Seungri dengan bibir yang tanpa sengaja saling menempel membuat keduanya membeku. Untung saja tidak ada yang menyaksikan kejadian tersebut. Sampai akhirnya Seungri melepaskan ciuman tanpa sengaja mereka dan bangun dari posisinya.

"Ah, mian hyung. Aku tidak ... bu-bukan maksudku untuk ... itu, mian ... aku ...," Seungri tergugup.

"Gwaenchanaseyo?"

"Ne?"

"Apa kau baik-baik saja? Ada yang terluka? Apa motor itu sempat menyerempetmu?"

Daripada mempermasalahkan insiden curi ciuman, Jiyong lebih memilih mencari tahu apa Seungri terluka.

"Gwaenchana. Motornya tidak sampai menyerempetku. Ayo, hyung bangun. Biar kubantu."

Seungri berdiri dan membersihkan pakaiannya yang kotor sedikit. Dia menjulurkan tangannya ke arah Jiyong untuk membantunya berdiri. Tangan Seungri bersambut oleh Jiyong dan sekarang mereka sudah berdiri. Saling membersihkan pakaian masing-masing.

Suasana kembali canggung setelah kejadian tadi. Di dalam mobil mereka kembali membisu. Sibuk bermain dengan pikiran masing-masing, mungkin lebih tepatnya malu jika harus ingat kembali.

"Hyung / Seungri-ah ...," panggil mereka secara bersamaan.

"Kau dulu," ucap Jiyong.

"Kau duluan saja, hyung."

"Kau saja!"

"Kau saja, hyung."

"Jangan bantah, kau duluan!"

Seungri tidak berani lagi berdebat, memilih untuk menuruti atasan yang terkadang semena-mena menurut pemikiran Seungri.

"Soal tadi, mianhaeyo. Aku ... uhm, tidak sengaja men-menciummu," ucap Seungri terbata. Dia juga tertunduk malu teringat adegan yang seharusnya tidak terjadi.

"Sengaja pun aku tidak peduli."

"Mwo?"

Pernyataan Jiyong jelas membuat Seungri bertanya-tanya. Mengapa Jiyong bisa mengatakan hal demikian?

"Ah, apa? Memangnya apa yang aku katakan?" tanya Jiyong.

"Kau bilang jika aku sengaja menciummu pun kau tidak peduli. Maksud hyung?" Seungri mengerutkan kening.

"Oh, aku bilang seperti itu? Mungkin kau salah dengar. Sudahlah jangan kau pikirkan, lupakan saja."

Sungguh Seungri ingin sekali memukul kepala sajangnimnya itu sekali saja. Tingkah dan perkataan Jiyong belakangan ini sungguh aneh bagi Seungri.

"Yakin kau tidak akan mempermasalahkannya, hyung?"

"Aku ini atasanmu, apa yang perlu kau ragukan lagi? Sebaiknya sekarang kau turun dari mobilku."

"Ne? Anda mengusirku?"

"Aniya, coba kau lihat ke belakangmu?" perintah Jiyong.

"Eoh, benar juga." Seungri menggaruk belakang kepalanya malu. "Aku pulang duluan, hyung. Gomawo, sudah ajak aku makan malam dan menolongku," pamit Seungri.

"Hm, tidak masalah."

Seungri pun turun dari mobil, membungkukan badan sebelum meninggalkan Jiyong. Jendala mobil belum tertutup dan masih bisa terlihat Jiyong yang ingin mengatakan sesuatu.

"Jangan sampai kau memimpikannya," ucap Jiyong terakhir. Kaca mobil itu tertutup dan mobil melaju.

Seungri malah tercenung mendengar ucapan Jiyong. Pipinya jadi merah merona dibuatnya.

This Love  (📌 Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang