Waktu Jiyong hanya digunakan untuk memandangi rerumputan, tanaman di luar jendela ruang kerjanya di rumah. Dua tangannya masuk ke dalam saku celananya. Pikirannya pergi jauh pada masa kecil dirinya dengan Yoon hingga akhirnya kejadian dirinya yang menampar adiknya.
Jiyong mengeluarkan satu tangannya dari saku celana, memandangi telapak tangan yang tadi sudah mendarat di pipi Yoon dengan sangat keras. Rasa bersalah dalam hatinya berkecamuk. Emosi menguasainya. Jika sudah begini, bagaimana mereka akan berbaikan?
Dia berbalik badan untuk meraih ponsel di atas meja kerjanya. Satu nomor yang biasa dia lakukan dial pertama kali adalah Seungri. Belakangan ini Jiyong senang sekali menghubungi Seungri hanya untuk sekedar bercerita akan masalah pribadinya.
"Yeoboseyo, Seungri-ah."
"Yeoboseyo, ada apa hyung?" sahut Seungri.
"Sedang sibuk?"
"Ani, aku baru selesai menyiapkan makan malam untuk adik-adikku. Waeyo?"
Hening. Jiyong teringat akan Yoon. Dia pernah melakukan hal yang sama untuk Yoon jauh sebelum dirinya sibuk.
"Hyung? Yeoboseyo?" panggil Seungri karena tidak ada respon.
"Eoh? Ah, ani ... kau bisa temani aku? Berpakaianlah yang rapi. Aku akan menjemputmu satu jam lagi."
"Ta-tapi, kita mau ke ma ...,"
Belum selesai Seungri bertanya, panggilan sudah diputus Jiyong. Dengan bingung dia melihat jam di dindingnya. Pukul 7 malam, seharusnya dia menunggu kedua adiknya pulang. Maka dia hanya akan menulis pesan di secarik kertas dan bersiap untuk pergi bersama Jiyong.
Seungri memakai kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga sesiku, kancing terbuka satu di bagian atas hingga sedikit terlihat dada bidangnya, bawahan celana chino hitam dan sepatu fantofel hitam. Dia berpakaian begitu rapi, tapi tidak tahu akan ke mana sampai sebuah mobil datang menjemputnya.
Diberinya sedikit senyuman dari Jiyong ketika Seungri memasukki mobil Jiyong. Jiyong terpesona dengan Seungri yang berpakaian sedikit berbeda hari ini, bahkan matanya tak luput pada dada Seungri yang tanpa sengaja terlihat Jiyong.
Mobil melaju entah ke mana. Seungri hanya ikut ke mana Jiyong membawanya yang ternyata baru dia sadari jika itu sebuah club malam. Club di mana orang-orang pemilik uang tanpa seri menghabiskan malamnya. Mendengar musik yang memekakan telinga dari sang dj. Menari tidak tentu gerak hanya mengikuti alunan musik dan Seungri terdampar di dalamnya.
"Masuklah," ajak Jiyong pada Seungri untuk masuk ke dalam ruangan khusus yang dia pesan.
Seungri hanya mematuhi perintah atasannya. Dia tidak mengerti kenapa Jiyong mengajaknya ke tempat ini. Tak lama pelayan membawakan minuman yang biasa Jiyong pesan jika dia mendatangi tempat ini.
"Minumlah."
Seungri agaknya ragu untuk menerima minuman yanh diberikan oleh Jiyong. Pasalnya dia sama sekali belum pernah minum minuman seperti itu.
"Minum saja, aku tidak memberimu racun atau obat tidur."
Jiyong menenggak habis minumannya. Menghela napas panjang dan matanya kembali kosong.
"Aku hanya butuh sesuatu untuk menjernihkan pikiranku."
Seungri baru selesai meminum minumannya begitu mendengar Jiyong berbicara.
"Hyung ada masalah? Dengan adikmu lagi?"
Jiyong menuang lagi vodka dengan bercampur batu es dalam gelasnya maupun Seungri, mengangguk sebentar dan kembali minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Love (📌 Complete)
RomanceAyah Seungri memiliki hutang pada perusahaan tempatnya bekerja. Namun Seungri tidak tahu akan hal itu. Dia terkejut ketika pemilik perusahaan memintanya untuk melunasi hutangnya. Hanya saja Seungri tidak punya uang untuk mengembalikannya. Bagaimana...