Bab 30. Kita(?)

22 3 0
                                    

Happy reading

~

Kita jalan dulu saja, siapa tahu nanti didepan rasa kita bertemu.

-Alvan

***

TIDAK ada yang berubah dari perasaan Nadia. Ia tetaplah gadis dengan degupan jantung kencang saat bersanding dengan seseorang yang dicintai.

Sore ini, entah Nadia harus menyebut keberuntungan atau malah sebuah petaka besar. Resti yang katanya akan pergi sebentar mengambil buku yang tertinggal dikelas, malah tidak kembali dalam beberapa menit. Rencananya mereka berdua akan belajar kelompok dirumah Nadia. Berhubung mereka berjalan masih sampai di parkiran, maka Nadia putuskan untuk duduk disebuah kursi dibawah pohon rindang.

"Inget nggak waktu lo pergi ke club?" tanya Alvan.

Ya, tanpa Nadia minta tiba-tiba Alvan duduk disisinya beberapa menit lalu.

Nadia mengangguk, "iya inget."

"Nemenin Resti maksud lo?"

"Iya."

"Kenal sama Reno juga?"

Nadia mengerti. Agaknya pembicaraan dengan Alvan kali ini akan cukup berat. Meski yang Nadia inginkan mereka ngobrol ringan dan tertawa bersama. Tapi tak apa, siapa tahu ini merupakan titik cerah bagi Nadia. Siapa tahu ini awal dari semua ekspektasi Nadia bersama Alvan. Namun juga beruntung Alvan tidak membahas masalah Nadia yang beberapa hari lalu mengungkapkan perasaannya. Nadia sedikit lega akan hal itu.

"Kenal, tapi nggak terlalu. Gue takut, mukanya serem," jawab Nadia.

Alvan sedikit terkekeh mendengar jawaban Nadia.

"Setelah apa yang dia lakukan, engh– maksud gue mereka berdua, Reno dan Jessi. Gimana tanggapan lo?"

"Harusnya lo nanya gini ke Resti."

"Sebagai temen deket Resti dan kenal sama Reno, gue juga mau tau gimana menurut lo."

Nadia mengangguk, "awalnya gue kaget, kok bisa sama Jessi."

"Ternyata mereka pernah kenal dulu. Jadi, kemungkinan mereka bertemu pasti ada."

"Tapi, kok bisa terjadi?"

"Gue nggak tau sesering apa Jessi ketemuan sama Reno sampe hal itu terjadi."

"Dari awal gue nggak suka sama Reno, tapi Resti ngeyel kalo Reno orangnya baik. Mungkin baik ke Resti doang atau baiknya cuma tipu-tipu. Saking baiknya sampe Resti nggak tau Reno yang sebenernya."

"Jangan terlalu percaya sama orang."

"Gue sebelumnya udah menduga gimana sikap Reno, sama sekali nggak ngeramal tapi apa yang gue khawatirkan terjadi. Dua tahun mereka pacaran dan berakhir kayak gini, ini beneran sakit menurut gue."

"Sekarang gimana lo sama Jessi?" imbuh Nadia. Meski pahit mengatakan hal itu tapi Nadia berusaha merasakan manis.

"Reno yang harus tanggung jawab, jadi ya gue lepas," jawab Alvan.

Love Is You [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang