⛏You want an end?? [Pt. 2]

135 40 6
                                    

Previously

Lantai retak. Seketika badai dan suara petir menghilang. Yeonjun kini kebingungan apa yang tengah terjadi. Bukannya ia barusan mengeluarkan kekuatannya? Siapa yang berani menghentikannya?

Lantai retak disebabkan oleh seseorang yang berhasil memijak lantai dengan seluruh tenaganya.

"Yeonjun cukup! Kalau kamu tetap berusaha mengambil Soobin menjadi tumbal, aku nggak akan berhenti berusaha mengirim kamu ke neraka. Tau mengapa aku tidak rela? Soobin adalah satu-satunya makhluk suci yang tuhan berikan menjadi sepupuku."

—————

Yeonjun terdiam. Begitupun dengan sekeliling mereka. Sunyi, tidak ada yang berani melawan perkataan Minho.

Iya, sudah aku bilang Minho bukan hanya sepupu Soobin. Yeonjun tidak bisa beradu argumen jika posisinya sudah terpojok. Dengan begitu, mengarahkan segala kekuatan, tenaga, bahkan jiwanya untuk memanggil pasukannya.

Mau tau siapa pasukan Yeonjun? Mereka hanya makhluk yang mencari Soobin. Karena Yeonjun tidak bisa melawan sendiri, ini saatnya ia memanggil tuannya—untuk mengambil paksa Soobin.

"Han, bawa Soobin menjauh! Taehyun sama Hueningkai juga ikut sama mereka berdua. Biar kita yang halangin." Teriak Hoseok berani. Hoseok dan Minho bukan sekedar keluarga Hueningkai dan Soobin. Aku ingatkan sekali lagi.

Angin-angin kembali menerjang dinding tembok rumah sakit yang mulai rapuh. Mungkin kalian berpikir, untuk apa Yeonjun membutuhkan tumbal, padahal tidak ada sisi positifnya untuk Yeonjun.

Oh jelas ada, Yeonjun meminta pada para iblis agar diberi kekuatan, sehingga bisa satu derajat dengan para iblis. Iya, Yeonjun memang jahat.

Tapi tenang, setiap kejahatan pasti ada kebaikan. Jika kalian berpikir ada iblis, maka juga harus ada malaikat.

Kita sudah pasti tau siapa malaikat disini.

Cahaya merah perlahan turun seolah-olah meteor. Pancaran sinar merah menyakitkan mata Hoseok dan Minho.

Yeonjun berhenti. Tersenyum miring dan berlari menyusul Soobin. Minho yang awalnya ingin mencegah Yeonjun pun gagal. Iblis di depan menantang mereka berdua.

Minho berpikir, ini perkara mudah. Karena mereka berdua, sudah pernah mengalahkan para iblis ini. Ya, sudah pernah.

Besar tubuh Minho dan Hoseok beda jauh dengan iblis yang sebesar raksasa. Melemparkan beberapa kertas yang sudah mereka tulis dengan beberapa mantra untuk mengusir beberapa iblis.

Kertas lumuh berwarna coklat, dengan sobekan-sobekan di ujungnya. Harus dilempar tepat di jantung para iblis yang menyala merah. Yang gugur, sudah tidak bisa melawan kedua malaikat ini. Iya, malaikat.

Sebenarnya ini urusan mudah untuk Hoseok dan Minho. Tapi ini banyak, mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk membantu Soobin.

Tuk!

Jentikan jari yang membuat para iblis terdiam. Seakan membeku. Menghentikan waktu? Mengapa bisa? Hoseok dan Minho jelas kebingungan.

"Kak, ini kenapa??" Hoseok mengangkat bahunya tidak mengerti. Mereka berhenti melempar kertas. Dan atensi mereka berakhir pada pemuda yang berlari dengan tergesa-gesa. Hoseok sedikit terkejut.

"Felix kamu kok disini?" Tanya Hoseok penasaran. Felix terengah-engah.

"Maaf kak aku telat, aku habis doa buat kertas ini." Ucap Felix sembari mengeluarkan gulungan-gulungan kertas kuno.

"Maaf Kak Minho, Felix telat." Minho menunduk. Meneguk ludahnya kasar karena sebuah peristiwa yang kembali menghadang ingatannya.

"Felix dikasih cuma-cuma sama iblisnya?" Tanya Minho dengan sengaja—bermaksud menyindir Felix. Felix awalnya terkejut, kemudian tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Nggak kak, Felix  belajar sendiri." Felix kembali menjetikkan jarinya agara waktu mulai normal dan mereka bisa menghabiskan para iblis.








































































"Menjauh! Kak Yeonjun menjauh, jahat!" Teriak Taehyun yang berusaha mengulur-ulurkan waktu agar Han bisa membawa Soobin menjauh.

"Lu cuma manusia biasa, bisa apa?" Hueningkai dan Taehyun terlihat berpikir. Tapi, dengan cepat Hueningkai menemukan jawaban untuk beradu argumen dengan Yeonjun.

"Kak Yeonjun juga manusia biasa, manusia licik." Jangan lupa, Hueningkai tau semuanya. Taehyun hanya ikut mengangguk.

"Tapi kalian punya apa buat ngelawan gue? Nggak punya kan?"

"Punya, kita bisa ngelindungin Kak Soobin. Buktinya, sekarang Kak Yeonjun kehilangan jejak Kak Soobin 'kan?" Jangan lupakan juga Savage Kang Taehyun.

Yeonjun baru menyadari itu. Dia kehilangan Han yang membawa Soobin menjauh. Dua bocah ini merepotkan katanya.

Merapalkan sesuatu dan cahaya keluar dari tangan Yeonjun. Memukul dada Hueningkai dan Taehyun yang membuat keduanya seperti tersengat listrik. Jangan ragukan kekuatan 'iblis' Yeonjun.

Yeonjun berlari, mencari dimanapun jejak yang terlihat. Yeonjun tidak akan pernah ketinggalan satu petunjuk pun. Gubuk tua yang bodohnya Han lupa untuk menutupnya.

Han menyuruh Soobin untuk diam. Soobin dikurung di dalam kamar. Soobin berdoa pada yang kuasa agar membantu semua teman-temannya yang baik. Yang mau membantunya.

Yeonjun hampir masuk jika ia tidak dihadang Han.

"Minggir, gue mau lewat." Han tetap tidak akan memberi jalan untuk Yeonjun.

"Lu jahat Njun. Lu sama kayak temen gue. Lihat apa yang gue pegang sekarang." Han hanya membawa pisau dapur. Dan itu jelas tidak akan membuat Yeonjun terancam. Yeonjun mendesah remeh.

"Nggak mungkin itu bikin gue ta—Ak!" Han secepat itu. Pisau dapurnya ia tancapkan di lengan Yeonjun. Berdarah, robek, dan mengelupas. Han percaya diri dengan apa yang dilakukannya. Tapi seperti yang aku bilang, pisau dapur tidak akan membuatnya takut.

Tidak bisa menggunakan kekuatan iblisnya, Yeonjun menyerang dengan fisik. Menendang perut Han sekuat tenaga dan membuat Han jatuh tersungkur. Han terengah-engah ingin mencari udara. Tendangan Yeonjun tidak main-main. Dengan niat sepenuh hati menendang Han.

Pisau dapur masih menancap di lengan Yeonjun. Yeonjun berhasil masuk dan berusaha mendobrak segala pintu ruangan yang terdapat Soobin.

Gotcha!

Soobin ketakutan, apa lagi saat melihat pisau dapur yang masih melelehkan darah segar dari lengan Yeonjun. Soobin berpikir, apa Yeonjun kebal?

"Halo, Soobin." Sapanya dengan nada ramah, tapi tidak dengan suasananya.
Mencabut pisau dapur di lengannya tanpa meringis sama sekali.

"Akhirnya yah, habis ini aku bisa hidup bebas. Mencelakakan semua orang sesuka hati. Tinggal satu langkah, menjadikan orang paling suci di dunia ini, menjadi makanan para iblis."

Membidik pisau itu tepat di kaki Soobin dan kena sasaran. Soobin berteriak. Siapa yang akan membantunya kali ini?

Robek, betis milik Soobin robek. Soobin tidak bisa berdiri maupun melawan Yeonjun. Tidak berdaya, tidak ada siapapun yang akan menolongnya.

"Ada yang mau disampaikan untuk kata-kata terakhir?"

Pemuda yang tengah diancamnya tengah menyeret tubuhnya sendiri. Kakinya yang robek sudah menghilangkan kesempatannya untuk menyelamatkan diri.

"Lu mau kemana? Hukumannya belum selesai" Pisaunya diacungkan. Bibirnya tersenyum miring. Seringaian jahat terlukis jelas di wajahnya.

"Ja-jangan please, gue mohon "

"Yang kalah harus dapet hukuman! Itu kata lo sendiri kan? Oh iya, lu udah kalah yah? Sekarang, makan senjata lo sendiri!" Pisaunya sengaja ia lempar. Membuat ujung pisau tertanam dalam diperut temannya.

Tidak akan pernah berakhir hidup makhluk suci ini.

✔ The Code -「TXT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang