Semuanya menunduk. Pusing, Beomgyu yang dikorbankan. Well, intinya Beomgyu 'mengorbankan' demi Hueningkai.
Bukan keinginan game itu sendiri untuk mengambil Beomgyu. Tidak, tetapi Beomgyu mengorbankan diri.
Dia merasa bersalah, semua orang panik kehilangan Hueningkai.Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Yang terpenting Hueningkai bisa kembali pikirnya.
"Jadi?" Soobin memecah keheningan yang sempat melanda empat pemuda yang tengah sibuk dalam pikirannya.
"Ya kita harus selamatkan Beomgyu lah!" Yeonjun sedikit membentak.
"Kak tenang dulu, ngomongnya pelan-pelan." Taehyun menahan Yeonjun yang menunjuk-nunjuk wajah Soobin.
"Beomgyu nggak tinggalin pesan—"
"Kak Beomgyu ngirim pesan kok." Hueningkai terlihat misterius kali ini. Seringai di bibirnya berhasil membuat para temannya merinding. Wajah putih, seringai tajamnya, dan matanya yang menyipit membuat kesan horor di dirinya.
"Kak Beomgyu bilang, gue rela demi lu semua." Soobin hanya bisa melongo. Menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
Yeonjun mendelik tajam. Menarik nafasnya kemudian menghembuskan panjang.
"Jadi, gimana cara kita nyelamatin Beomgyu?" Yang lainnya tidak merespon. Mereka bingung aksi yang harus mereka lanjutkan.
"Caranya cuman satu kak. Kita harus tau siapa dalang di balik ini." Hueningkai menyahut. Taehyun mengerutkan alisnya bingung.
"Dalang..permainan atau yang menyebabkan semuanya."
"Soobin gitu?" Tanya Yeonjun ringan. Perasaan baru tadi mereka saling meminta maaf. Dan dengan ringannya Yeonjun menuduh Soobin.
Hueningkai tidak menjawab, tidak menggeleng, maupun mengangguk. Soobin menunduk, rasa sakit hatinya menusuk kembali. Pikiran tentang dia yang mengajak mereka bermain game kembali lagi.
"Atau, gue yang harus mengorbankan diri?" Tanya Soobin perlahan. Yang lainnya kaget, sebenarnya jawaban Soobin tidak ada salahnya, tetapi tentang tanggung jawab besar yang tengah Soobin pegang.
"Nggak, kak Soobin nggak bisa dikorbankan." Hueningkai kembali menyahut.
"Kok lu tau semuanya sih?" Taehyun bertanya penuh keheranan. Hueningkai hanya bisa tersenyum tipis dan kembali mengangkat suara,
"Itu baru sebagian kecil kok kak."
Mereka kembali kedalam kamar mereka masing-masing. Soobin hanya ditemani Taehyun. Satu-satunya yang bisa dipercaya.
Taehyun tidak ada dampak aneh atau mencurigakan selama ini,jadi menurut Soobin dia aman.
"Sebenarnya, gue ini punya dosa apa aja sih?" Soobin memejamkan matanya. Taehyun menoleh, memiringkan kepalanya bingung.
"Kenapa kak?"
"Gue ngerasa bersalah banget selama hidup, apalagi setelah game ini muncul di kehidupan gue. Rasanya rusak semua. Dari tentang gue kabur dari rumah, gue ngerasa jadi orang berdosa Tae." Taehyun mengangguk. Wajar sih Soobin berbicara seperti itu. Karena memang faktanya.
"Nggak kak, percaya ini salah kita semua. Setiap masalah pasti ada jalan keluar kak."
"Gue bukan detektif atau tuhan yang bisa tau siapa pelaku semuanya Tae." Taehyun terlihat berpikir.
"Gue bisa cariin jalan keluar kok kak." Soobin bangkit dari acara berbaringnya.
"Jangan lu doang. Lu satu-satunya orang yang gue percaya selama ini. Gue yang pastinya nggak mau ditinggal lu sendirian. Dan gue malah stres karena masalah yang gue tanggung sendirian." Taehyun mengangguk dan tersenyum. Merasa sangat dihargai kehadirannya.
"Hueningkai ada yang berubah ya kak."
"Ya, drastis. Gue ngerasa nggak enak semenjak tau dia bisa lolos dari penjara gamenya." Taehyun mengangguk setuju. Taehyun juga hanya orang biasa yang tidak punya kekuatan membaca pikiran orang atau semacamnya. Tantangan berat sebenarnya.
"Kak, banyak-banyak berdoa sama tuhan. Masalah ini bakal cepet selesai, gue yakin itu."
Ingin rasanya Hueningkai mendobrak pintu dan bercerita semuanya.
————
Hai gais, waw udah mulai slow update༎ຶ‿༎ຶ
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ The Code -「TXT」
Misterio / Suspenso[END] ❝ᴡʀᴏɴɢ ᴄᴏᴅᴇ?ʏᴏᴜ ʟᴏꜱᴇ.❞ Ini kisah Soobin yang tidak sengaja mendapatkan kaset yang berisi sebuah game dari teman sebangkunya. Hanya game klasik; dimana Soobin dan teman-teman disuruh memilih jawaban atas pertanyaan yang tertera. Jika mereka sud...