⛏Self-h

226 58 19
                                    

Aku cepet balik ya :v

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Changbin mendengus kasar kala dirinya tengah di keliling oleh 7 guru yang menatapnya tajam.

"Kamu sudah tidak bisa mengelak Seo Changbin. Jelas-jelas bukti ada di tangan saya." Changbin hanya memutar bola matanya malas. Melirik guru-guru yang melihatnya seakan tengah mengulitinya.

"Kamu mempermalukan nama sekolah ya Changbin!" Percayalah. Pak Youngjae selaku kepala sekolah muak besar dengan Changbin. Nama Changbin juga sudah tertera banyak di catatan hitamnya. Tandai, itu bukan death note.

"Kalau sudah begini, bagaimana nasib sekolah ini pak? Polisi juga sudah kita hubungi." Youngjae memijat pelipisnya bingung. Kemudian kembali menggalihkan atensinya ke arah Changbin yang bahkan raut wajahnya tidak mengutarakan kesalahan.

"Tapi pak, ada bukti jika Changbin ikut dalam perkelahian darah ini?" Pertanyaan yang bagus Ibu Jihyo.

"Jelas-jelas kita melihat Changbin membawa pisau berlumuran darah di cctv!" Nadanya ia tinggikan. Bahkan percayalah, jika Jihyo pun mulai menunduk.

"Berarti, dia hanya bisa ditahan. Tidak bisa dihukum mati sampai ada bukti-bukti akurat lainnya." Bahkan guru bahasa inggris-Mr. Jackson pun ikut berbicara.

"Penjarakan saya juga tidak apa-apa pak. Hukum mati pun saya terima." Kalimat yang mendadak diutarakan Changbin membuat seisi ruangan menganga lebar tidak percaya.

"Kalo saya nggak bisa di hukum mati, bunuh saya saja pak." Changbin berbicara ringan sekali. Dia memainkan gelangnya di atas meja.

"Saya juga sudah capek hidup kok." Changbin stres? Bisa saja, atau psiko-

"Tidak, kita tidak bisa membiarkan kamu di hukum mati." Changbin mendongak kebingungan. Bukannya tadi gurunya bilang ia harus di hukum mati. Atau tidak ya?

"Jika Changbin di hukum mati, mau ditaruh dimana nama sekolah ini." Changbin menyeringai.

"Tapi, sekolah ini sudah diberi garis kuning. Apakah itu sudah menghancurkan nama sekolah ini?" Guru sastra yang terkenal pendiam-Pak Yoongi juga bersuara.

Terdengar geraman rendah dari Pak Youngjae. Apakah dia hanya mementingkan nama sekolah? Kita simpan pertanyaan itu nanti.

"Tolong, batalkan polisi." Suruhnya mendadak. Semuanya membelalakkan matanya terkejut. Jelas, ini adalah kasus pembunuhan, dan Youngjae semaunya membatalkan hanya karena nama sekolah.

"Tidak bisa begini pak, siswa adalah tanggung-"

Terdengar deringan kencang terletak tidak jauh dari meja rapat. Youngjae segera mengambil ponselnya, tertera nama Pak Namjoon disana. Ia segera menjawabnya.

"Iya Pak Namjoon. Bagaimana kondisi Jisung dan Hueningkai?"
Tidak ada sahutan dari seberang. Speaker berhasil ia nyalakan agar para guru juga ikut mendengar apa yang Namjoon katakan.

Hanya ada suara hembusan kasar dari seberang,

"Hueningkai, dia.."





















































































































































"Soobin tenang!!!" Yeonjun tidak bisa memberhentikan cutter yang menggores telak di pergelangan tangan Soobin. Tangisannya menyedihkan. Dia kehilangan satu temannya, lagi.

Taehyun tidak ada disitu karena dia harus menemani Pak Namjoon untuk mengurus ini semua bersama polisi san guru yang ikut berdiskusi.

Tangisan Soobin bergema di dalam kamar mandi. Yeonjun dibalik pintu hanya terus mencoba mendorong pintu sekuat mungkin.

"Soobin please, lu jangan ikut pergi!!!" Terlihat darah mengalir merembes dari lantai. Yeonjun menutup mulutnya terkejut.

"CHOI SOOBIN, CUKUP!!" Yeonjun juga tidak bisa menahan tangisannya lagi. Yeonjun meraba-raba darah Soobin yang mengalir di bawah kakinya saat Soobin berhenti menangis.

"Soobin, jawab gue." Tidak ada sahutan. Hanya suara dentingan cutter jatuh di lantai.

"SOOBIN!!" Yeonjun segera keluar dari kamar mandi. Memanggil siapapun dokter maupun suster yang berlalu-lalang disekitar kamar mandi.

Ramai, Soobin dibawa menuju UGD. Tangannya sobek parah. Seakan-akan Soobin berusaha menguliti dirinya sendiri. Yeonjun mengusak rambut mulletnya frustasi.

"Tolong tunggu sebentar, hubungi keluarga terdekatnya atau keluargamu sendiri. Kami akan menangi dia segera, tolong doakan yang terbaik untuk temanmu." Yeonjun menggeleng sembari memejamkan matanya.



































































































"Aghh Choi Soobin. Please jangan mati dulu. Rencana gue gagal!"

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

✔ The Code -「TXT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang