⛏️Hueningkai

369 83 14
                                    

☄️

☆️

☽️

Hueningkai, now was your turn.

Nyali Hyuka seketika dibuat menciut. Dia menelan ludahnya kasar. Kejadian tadi berhasil membuat kelima pemuda tampan ini menutup mulutnya rapat-rapat.

"Eh lu gila ya Bin!" Yeonjun tak segan-segan memukul kepala Soobin. Tapi Soobin diam, dia tau jelas kesalahannya dimana.

If you have to choose which one, who will you pick?
a. Soobin
b. Yeonjun
c. Taehyun
d. Beomgyu

Answer here!
________________

Hueningkai melihat sekelilingnya, menatap wajah kakak-kakaknya dengan was-was. Jelas, dia bingung harus memilih siapa.

"Udah, cepet lah Kai!" Yeonjun berseru. Membuat Hueningkai menjawab asal.

Checking...

Pending...






Wrong answer!

Hueningkai, do not trust someone.

Hueningkai membelalakkan matanya. Tidak mungkin, dia menjawab Taehyun tapi salah. Lebih tepatnya, jika dia menjawab salah satu dari mereka pasti akan salah.

This is your code

2586


"Eh, Gue kok nggak dapet kode?" Soobin menggaruk kepalanya gatal. Taehyun menggidikkan bahunya tidak peduli.

Soobin, you must be careful when
playing.

Jdukkk!

"Oke done! Kita tidur, besok sekolah" Sikap dewasanya keluar. Jelas, Yeonjun tidak ingin melihat keempat adik kelas sekaligus sahabatnya makin jauh kelingkaran hitam.

Yang lainnya memang beranjak, tidak dengan Yeonjun dan Soobin yang memilih untuk diam ditempat.

"Lu gila Bin" Soobin mengalihkan seluruh atensinya kearah Yeonjun.

"Lu nggak tau kan apa yang bakal dilakuin setan itu diluar kan?! Jawab gue Bin!" Bentaknya.

"G-gue nggak bermaksud, maksud gue-"

"Cih, sekarang gimana caranya lu buat keadaan jadi normal. Kalo sampe adik-adik ini terluka, gue nggak segan-segan bikin lu terluka" Final, Yeonjun meninggalkan Soobin yang tengah menunduk. Kesal, takut, dan sedih campur aduk menjadi satu.

Tapi, semuanya sirna ketika mendengar notifikasi dari laptopnya.

Seseorang asing berhasil mengirim pesan berubah suara dalam gamenya. Developer gamenya?





▶️----✒️-◀️


Soobin, enjoy the game.




















"Itu muka kok nunduk terus? Biasanya paling rame" Teman sebangkunya menepuk pundaknya keras-yang jelas membuat Soobin tersentak kaget.

"E-eh, nggak apa kok. Gue kurang tidur semalem" Alasan yang klasik. Tapi dengan bodohnya Felix tertipu. Agar Felix semakin percaya pada dirinya, Soobin memalsukan untuk menguap.

"Ada masalah ya ama Beomgyu?" Soobin memicingkan matanya, yang mana membuat Felix terkejut.

"Em, gue salah ngomong ya?" Soobin menggeleng pelan.

"Tenang, masih ada gue. Jangan sedih mulu dong." Soobin tersenyum tipis. Tapi bisa diartikan sebagai senyuman paksa.

"Tapi dia belum dateng"
Soobin yang baru sadar pun mengalihkan atensinya ke penjuru kelas. Teman yang barusan ditanyakan Felix tidak ada. Memang, Beomgyu menyuruhnya berangkat duluan karena ada alasan tertentu.

"Habis ini mungkin dateng"

"Keknya lu beneran ada masalah ama Beomgyu kan?" Soobin menggeleng.

"Udah ah Lix, lu diem aja" Felix memiringkan kepalanya heran. Tiba-tiba saja Soobin bicara dingin.

"Yaudah, yaudah. Gue nyusul Seungmin dulu ya" Tanpa basa-basi, Felix meninggalkannya cepat. Tak lupa menyimpan sepucuk surat di laci meja Soobin.

Beomgyu? Dia belum masuk-lebih tepatnya menyuruh para temannya untuk berangkat duluan. Dia termenung di sofa. Tangannya menggenggam erat kertas yang barusan ia dapatkan.

Sebuah angka. Rasanya ingin menangis setelah mendengar Yeonjun membentak Soobin tadi malam. Takut, jika gamenya harus dilanjutkan demi kebaikan mereka. Marah, karena Soobin yang sudah menyuruh mereka itu masuk ke permainan gelap.

Tapi bagaimana lagi, Beomgyu juga tidak bisa seenaknya meninggalkan teman dan game yang dimaksud Soobin.

Beomgyu mengangkat ponselnya kala Yeonjun menghubunginya.

"Lu dimana?! "

"Masih di kos kak"

"Cepetan kesini! Kai.. Kai!! "

"Kai kenapa sih kak?!"











































"Kai hilang."



//23.04.20
07:58

Nggak tau mau lanjutin ini FF apa nggak.

✔ The Code -「TXT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang