Kangen aku?Nggak? Ya sudah kita musuhan sih.
Alangkah terkejutnya ketika Hoseok berusaha menarik lengan para pemuda di ruangan tersebut keluar. Yeonjun berdiri tepat di depan ruangan Soobin. Memiringkan kepalanya bingung mengapa ada ramai-ramai disini?
"Kok kalian ada disini semua ngapain? Ini ngapain juga Soobin digendong? Turunin cepat!" Hoseok menggeleng. Berjalan paling depan agar bisa adu bicara dengan Yeonjun.
"Nggak, aku bakal bawa semua temenmu. Jadi, sekarang mending kamu minggir." Yeonjun hanya tersenyum miring sembari menghembuskan nafas remeh.
"Emang, lu mau apa?" Tetapi Yeonjun seketika diam kala melihat Hueningkai yang menyusul Hoseok di barisan depan.
"Wait what? Hyu-Hyuka??" Hueningkai tanpa rasa bersalah hanya tersenyum. Menepuk-nepuk pundak Yeonjun agar Yeonjun berhenti melongo.
"Kaget kak? Yah, pasti kaget sih semuanya juga pada kaget lihat aku." Yeonjun berpikir, apa ia melewatkan satu orang? Seingatnya dia tidak.
"Ini sudah malem, mending lu pada cabut deh. Soobin mau istirahat. Kak Minho, tolong turunin Soobin." Jelas Minho menggeleng, Minho tau maksud dari Yeonjun sebenarnya.
Jelas tau, kalian pikir Minho hanya saudara Soobin??
"Kak Yeonjun, biarin kita keluar." Tegas Taehyun.
"Ini Kak Han juga disini mau ngapain sih? Kayak bawa pasukan mau ngapain." Han hanya memutar bola matanya. Seperti dugaan kalian, Han juga bukan sekedar kakak kelas Taehyun.
"Minggir, kita mau lewat." Sarkas Hoseok. Yeonjun masih menahan pintu ruangan. Mendorong semuanya sekuat tenaga dan mengunci pintu ruangan.
"Mau ngapain kamu?" Tanya Hoseok. Tau apa? Petir besar segera melanda rumah sakit yang tersisa hanya beberapa orang yang terkunci bersama Yeonjun di dalam ruangan. Kaca jendela pecah. Gagang pintu bergerak seakan dipaksa terbuka. Angin dingin menusuk pori-pori mereka.
Keributan yang terjadi berhasil membuat Soobin siuman. Mengedipkan matanya berkali-kali kemudian terkejut dengan apa yang terjadi. Minho kaget, menurukan Soobin kemudian memapahnya agar tidak jatuh.
Suara angin dan petir mengalahkan segala suara yang mereka hasilkan. Soobin berteriak. Tapi tidak ada yang mendengarkan karena telinga mereka dihadang suara petir menggelegar.
"Ada apa?!!" Tanyanya dengan nada berseru. Berteriak membuat seluruh atensi menuju Soobin. Han yang mengerti, menarik Soobin agar tetap di ujung ruangan. Mengapa Soobin harus dijaga? Atau tidak Soobin...
"Kak Han?! Kenapa?" Han dengan segera menutup mulut Soobin dan merangkulnya. Memberi isyarat agar Soobin tetap tenang dan aman.
"Kak Yeonjun!" Taehyun berteriak. Jelas Yeonjun tidak berkutik, Yeonjun fokus mengarahkan segala kekuatannya agar bisa mengambil tumbal.
Taehyun tidak akan menyerah. Mengguncang tubuh Yeonjun agar ia kehilangan fokusnya. Tapi sial, Taehyun didorong oleh Yeonjun karena Taehyun mengganggunya.
Yeonjun yang kehilangan konsentrasi pun kebingungan mengendalikan kembali kekuatannya. Hoseok berteriak pada Hueningkai.
"Kalau Soobin nggak dijadikan tumbal, badainya nggak akan berakhir." Hueningkai terseduh. Ia tau jika Soobin selama ini diincar. Pasti.
Lantai retak. Seketika badai dan suara petir menghilang. Yeonjun kini kebingungan apa yang tengah terjadi. Bukannya ia barusan mengeluarkan kekuatannya? Siapa yang berani menghentikannya?
Lantai retak disebabkan oleh seseorang yang berhasil memijak lantai dengan seluruh tenaganya.
"Yeonjun cukup! Kalau kamu tetap berusaha mengambil Soobin menjadi tumbal, aku nggak akan berhenti berusaha mengirim kamu ke neraka. Tau mengapa aku tidak rela? Soobin adalah satu-satunya makhluk suci yang tuhan berikan menjadi sepupuku."
Pasti kalian tau siapa dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ The Code -「TXT」
Misterio / Suspenso[END] ❝ᴡʀᴏɴɢ ᴄᴏᴅᴇ?ʏᴏᴜ ʟᴏꜱᴇ.❞ Ini kisah Soobin yang tidak sengaja mendapatkan kaset yang berisi sebuah game dari teman sebangkunya. Hanya game klasik; dimana Soobin dan teman-teman disuruh memilih jawaban atas pertanyaan yang tertera. Jika mereka sud...