⛏I give you an end.

149 44 2
                                    

"Yeonjun musnah!" Tidak terasa sedikit luka di perut Soobin. Dilemparnya kembali pisau dapur yang menancap di perutnya. Menancap di jantung Yeonjun. Yang lebih tepatnya kelemahan para iblis.

Yeonjun yang hampir melangkah menjadi sederajat dengan para iblis pun gagal. Yeonjun jatuh. Berlutut, memuntahkan darah dari mulutnya. Soobin hanya bisa melihat sekilas. Mengedipkan matanya karena pandangannya mulai kabur.  Tersenyum dan kemudian terkapar tidak sadar.

Para 'malaikat' yang melawan iblis kebingungan. Iblis mendadak berubah menjadi abu. Hilang begitu saja. Dengan secepat mungkin mereka mencari jejak Han yang membawa Soobin.

Tidak sengaja bertemu dengan Taehyun dan Hueningkai yang meringis kesakitan.

"Bisa jalan?" Tanya Hoseok dengan lembut.

"Felix tolong temenin mereka sampe mereka kuat berdiri. Aku sama Minho bakal cari Soobin." Felix mengangguk cepat. Memapah Taehyun dan Hueningkai—mengajaknya untuk perlahan berdiri.





























































































"Han!" Wajahnya terlukiskan kekhawatiran tinggi. Minho mengguncang tubuh Han sekuat mungkin.

"Nggak apa-apa kak, aku urus Han." Hoseok mengangguk. Mencari dimana Soobin berada. Petunjuk jelas, bau darah segar menusuk indra penciuman Hoseok.

Hoseok terkejut. Kala menemukan Soobin dengan keadaan berlumuran darah. Tidak ditemukan Yeonjun disitu. Apakah Yeonjun kabur?

"Soobin disini!" Teriak Hoseok. Kebetulan yang sangat pas ketika Hueningkai dan Taehyun juga datang. Menatap kaget pemandangan di depannya.

"Kak Soobin!" Taehyun kebingungan. Tangan Taehyun bergetar kala melihat luka perut Soobin yang dalam. Mata Hueningkai berkaca-kaca.

"Kak Hoseok, apa kita sampai disini?" Tanya Minho dengan nada ketakutan. Hoseok menggeleng tidak tau. Taehyun kebingungan. Apa maksud mereka?

Felix memapah Han masuk ke dalam ruangan.
"Nggak mungkin..." Felix menyesal melihat keadaan Soobin. Minho melirik Felix sekilas.

"Dulu, apa ada kejadian begini?" Tanya Minho sembari mengingat-ingat. Felix mengangguk cepat.

"Dulu Kak Minho yah..." Taehyun memiringkan kepalanya bingung. Minho berusaha mengingat, kemudian mengangguk.

"Iya, dulu aku ada di posisi Soobin."

































































































"Bisa kamu sembuhkan?" Tanya Hoseok. Yang ditanya pun mengangguk dengan wajah dinginnya.

"Dulu dia sempet sembuhin Kak Minho 'kan?" Tanya Han. Yang lainnya mengangguk.

"Tunggu, apa aja yang kalian sembunyiin. Aku nggak tau apa-apa." Tanya Taehyun polos.

"Apa udah waktunya Taehyun tau?" Tanya Hoseok.

"Tunggu Soobin siuman."

"Bisa nggak sembuhin, ntar nggak bisa lagi." Ejek Felix pada pemuda yang tengah merapalkan doa dengan tangan di atas perut Soobin.

"Ejek terus aja, Lix." Felix hanya tertawa. Kali ini atensi Taehyun teralih pada pemuda yang mengobati Soobin.

"Kak, aku lupa namanya. Aduh siapa sih?" Taehyun kebingungan dengan menggemaskan. Pemuda yang ditanya hanya tertawa kemudian menjawab.

"Changbin. Masa lupa." Taehyun mengangguk dan mulai menyadari sesuatu.

"HEH?!"

"Habis ini Soobin bangun. Jangan berisik. Baca mantra ini bareng-bareng yah." Changbin memberi kertas pada sekitarnya. Mantra agar Soobin segera pulih dari komanya.

Tidak butuh obat-obatan khusus. Hanya dari tangan Changbin semuanya akan teratasi.


















































































"Soobin sudah siap denger semuanya?" Soobin mengangguk cepat. Ia sudah siuman. Menenangkan diri selama 1 hari sebelum mendengar apa saja yang selama ini mereka sembunyikan. Hoseok dengan perlahan akan menceritakan semuanya.

"Kami cuma manusia biasa, Bin. Kita nggak punya kelebihan apapun. Kita sama kayak kamu dulu. Game terkutuk yang dibawa Minho nggak sengaja." Minho tersenyum mengingatnya.

"Kami awalnya saling kenal karena bermain game online. Dan kita nggak sengaja bermain game gelap itu."

"Aku, Changbin, Felix, Han, sama Minho. Saling menebak jawaban yang diberikan kayak kalian. Menyimpan kode masing-masing agar bisa lanjut ke babak selanjutnya. Kita bermain dengan biasa sampai akhirnya hal aneh terjadi. Changbin jadi tumbal, aku jadi tumbal. Dan tersisa hanya mereka bertiga."

"Anggap, Minho ini posisimu sekarang Soobin. Minho benar-benar curiga dengan Felix. Ya, Felix sekarang kamu anggap jadi Yeonjun."Soobin terkejut. Selama ini temannya, mantan iblis?!

"Felix mau satu derajat dengan para iblis karena godaan mereka. Minho, juga salah satu makhluk suci." Soobin terkejut. Kali ini Felix yang akan menceritakan ceritanya.

"Perjanjian sama iblis gampang banget, Bin. Tinggal bunuh makhluk paling suci dan diberikan pada iblis buat dijadikan santapan. Dan setelah itu, kamu bisa menguasai dunia dan sederajat dengan para iblis." Soobin mengangguk.

"Perkelahian antara aku dan Kak Minho, sama kayak kamu sama Yeonjun tadi. Persis. Tapi, aku gugur pas Kak Minho lempar pisau dapur." Soobin sedikit mengingat kejadiannya kemarin. Agak meringis kita kembali flashback.

"Sama, aku juga lempar pisau dapurnya ke Kak Yeonjun."

"Aku gugur dan bertatapan dengan iblis secara langsung. Mereka minta pertanggung jawaban, soalnya aku kalah. Biar aku bisa kembali ke dunia, mereka minta sesuatu."

"Yaitu kode. Kode yang tak dapatkan pas babak terakhir aku main game gelap itu. Aku memang inget semua kode karena bener-bener melekat di otak. Dan aku bebas."

"Kak Changbin dan Kak Hoseok juga bebas. Oh iya, ada kan temenmu yang jadi tumbal?"

"Kak Beomgyu." Hueningkai menyahut.

"Kalau Kak Yeonjun nggak bisa kasih pertanggung jawaban. Kak Yeonjun nggak selamat begitupun Beomgyu." Semuanya menunduk sedih. Beomgyu tidak salah apa-apa.

"Tapi, seingetku yah. Yang nggantiin Yeonjun itu aku deh kalo nggak salah, terus kodenya rusak. Inget nggak?" Tanya Hoseok. Semuanya terdiam. Karena memang benar adanya.

"Terus beberapa dari kalian kok bisa ada yang punya kekuatan, ada yang bisa ngobatin, ada yang bisa jadi dua. Serius aku nggak paham. Nangis aja lah." Otak Soobin serasa mendidih kala mendengar beberapa kisah mereka. Dia kebingungan.






























































































































"Iya, sini aku ceritain satu-satu, yah?" Tawar Han.

Mau end, jadi aku bener-bener mau selesaikan ini :(

✔ The Code -「TXT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang