⛏Secret

263 59 9
                                    

"Hyuka, lu mau berangkat bareng nggak?" Tanya Taehyun sembari mulai memasukkan buku-buku pelajarannya.
Hueningkai tidak berkutik, ia sibuk melamun.

"Heh, gue ajak ngomong diem aja." Taehyun sebenarnya kesal dengan sikap Hueningkai yang biasanya heboh menjadi pendiam dan penuh teka-teki ini.

"Iya gue ikut." Taehyun tersenyum walaupun harus dipaksa. Hueningkai juga salah satu teman sekelasnya yang paling dekat. Taehyun itu pendiam, siapa lagi jika bukan Hueningkai yang membuatnya terbahak-bahak.

Mereka jarang menggunakan kendaraan saat berangkat ke sekolah. Karena jarak antar sekolah dan kos mereka juga tidak begitu jauh. Yah, hitung-hitung untuk menghemat biaya bensin juga.

Satu kelas dikejutkan dengan keberadaan Hueningkai yang setelah 3 hari tidak masuk tanpa izin. Hueningkai sang pembuat onar di kelas  di rindukan banyak teman dikelasnya.

Semua temannya segera mengerubungi Hueningkai yang baru saja memasuki kelas. Kecuali satu anak yang duduk terdiam menatap gerombolan temannya di depan.

Siapa sih yang tidak dikenal dengan Park Jisung? Pemuda yang sempat tenar karena bakat dance nya, mendadak ikut pendiam seperti hal nya  Hueningkai.

Menatap tajam mata Hueningkai, begitu pula yang ditatap. Hueningkai tidak menanggapi semua pertanyaan teman-temannya yang seperti melakukan sebuah wawancara.

"Sudah dong, duduk. Hueningkai lagi sakit." Taehyun berusaha untuk memberi jalan pada Hueningkai. Mata Jisung tidak bisa lepas dari tatapan temannya. Ya, Hueningkai juga begitu. Berjalan sembari tetap menatap dalam mata Jisung. Tidak beralih sekali pun.

"Kai, lu nggak apa?" Taehyun menepuk pundak Hueningkai, dan hanya dibalas senyuman paksa dari si empu.

"Kalo lu ada masalah, cerita gue aja ya?" Hueningkai tidak menghiraukan. Memilih untuk menghadap depan dan mulai melamun.

Jika dilihat-lihat, dengan wajah pucat, bibir keringnya, serta mata yang tidak beralih sedikit pun membuat orang terdekatnya merinding.

Ya, Taehyun juga sebenarnya orang yang cuek. Sebenarnya dia juga tidak begitu memperdulikan Hueingkai yang mendadak diam. Karena ia pikir, mungkin Hueningkai cari perhatian?

Sela-sela pelajaran, Hueningkai hendak izin ke toilet. Wajahnya yang datar membuat guru mengizinkannya dengan tergagap.

Oh, tunggu.

"Bu, saya juga izin ke kamar mandi." Pemuda putih dengan pipi yang bisa dibilang gembil. Jisung ikut menyusul Hueningkai.

Siapapun tidak ada yang merasa curiga. Tidak dengan Taehyun. Dengan insting yang kuat, perasaannya gundah. Meletakkan bulpennya dan beranjak. Hendak izin, tapi guru pastinya tidak mengizinkan.

"Kalian ke kamar mandi kok barengan? Mau bolos ya?" Berakhir dengan Taehyun yang dimarahi.
























































































































































Taehyun berlari keluar kelas. Tidak memperdulikan teman-temannya yang protes karena tidak sengaja tertubruk.
Sejak izin tadi, Jisung dan Hueningkai tidak kembali. Perasaan Taehyun kembali dibuat gelisah. Entah mereka bertengkar atau mereka hilang (?)

"Kak!!" Taehyun sedikit meraup nafas banyak-banyak dan merebut botol minuman yang tengah Soobin genggam.

"Santai Tae, santai. Ada apa?" Sebelum melapor, Taehyun sedikit kelelahan. Menghirup banyak nafas setelah sekian kalinya.

"Hueningkai...dari tadi nggak balik!" Soobin melototkan matanya. Mengguncang pundak Taehyun bermaksud untuk menyadarkan Taehyun.

"Bohong kan??" Soobin menggigit jarinya.

"Tadi waktu pelajaran sejarah, Hueningkai izin ke kamar mandi. Terus ada si Park Jisung tuh lho, itu juga izin ke kamar mandi. Dan mereka nggak balik sampai sekarang." Soobin berdecak. Ada apa lagi? Beomgyu belum ditemukan, Hueningkai hilang bersamaan dengan Jisung.

Rambut coklatnya terlihat berantakan. Wajahnya memerah. Menubruk Soobin dan mencoba mengontrol nafasnya.

"E-eh kak kenapa juga?" Soobin memegangi Yeonjun yang hampir hilang keseimbangan.

"i-itu di-disana..." Ucapnya terbata-bata karena diselingi nafasnya yang berantakan. Yeonjun menunjuk-nunjuk  tempat asal ia berlari tadi.

"Ada apa kak?!" Taehyun ikutan panik. Yeonjun yang tidak bisa berkata apapun dari tadi, menarik tangan Soobin—untuk mengikutinya.

Taehyun mengekori mereka berdua. Mengambil ponsel dan berusaha menghubungi Hueningkai jika kemungkinan akan diangkat. Tapi bodohnya, tas Hueningkai jelas-jelas Taehyun bawa. Dan otomatis ponsel Hueningkai ada di dalamnya.

"Aakkkk!!!" Soobin berteriak dan Yeonjun dengan segera menutup mulut Soobin.

"Nggak mungkin!!!" Teriak Taehyun.

"A-apa ini?" Taehyun menjatuhkan kedua tas yang ia bawa sedari tadi. Dengan mata sehat, mata kepala mereka, mata jernih mereka. Mereka bisa melihat—













































































































































Hueningkai dan Jisung yang mulai mengalirkan darah dari kepala dan perut mereka.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Knock knock, kayaknya ceritaku udah tenggelam ya? Up terakhir nya ini sebulan yang lalu dong gilak!!

Maafin aku, aku berusaha untuk nyari ide dan susah nemu. Trus ternyata tugas yang dikasih nggak kaleng-kaleng.

Maafin aku huhu😭😭😭

✔ The Code -「TXT」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang