"Kok bisa hilang?!" Sebagai guru bimbingan konseling, Pak Jinyoung tidak akan membiarkan salah satu muridnya menghilang-apalagi mendadak.
Yeonjun yang mendengar bentakan dari gurunya itu menunduk. Begitupun dengan kedua pemuda lainnya.
Jinyoung pun mendesah lelah. Dia bukan orang ajaib yang tiba-tiba bisa cenayang. Bukan dia banget malahan. Kacamata bulatnya ia taruh agar melihat ketiga pemuda yang menunduk karena merasa bersalah.
"Ikut saya keruangan kepala sekolah" Tanpa pikir panjang-sebagai yang paling dewasa, Yeonjun menyuruh teman-temannya untuk mengekori Jinyoung.
Terlihat samar-samar jika Jinyoung memijat pelipisnya. Bingung aja gitu, pertama kali dia menangani kasus muridnya yang kehilangan temannya. Kan ajaib toh?!
Jinyoung menyuruh ketiga pemuda itu untuk duduk tenang-selagi ia memanggil kepala sekolah.
"Kok bisa hilang deh?" Taehyun angkat suara.
"Lah, mana gue tau. Seharusnya lu yang tau karna sekelas. Lu nyembunyiin dia dimana hah?!" Kesal Yeonjun.
"Dih, nuduh? Kalo gue nyembunyiin dia, nggak mungkin gue ikut kesini. Gue juga pasti udah bingung nyembunyiin Kai dimana" Belanya.
Sedari tadi Soobin tidak angkat bicara. Perasaan campur aduk mulai menggerogoti hatinya. Terpikir jika ini ada sangkut pahutnya dengan game yang mereka mainkan tadi malam. Gila.
"Ohh, ini nih. Elu kan?!" Yeonjun menunjuk tepat didepan mata Soobin.
"K-kok gue?"
"Udah ah lu, nggak usah sok polos. Lu kan yang udah nyembunyiin Kai? Jawab!" Soobin menggeleng cepat, rasa takutnya lebih mendominasi sekarang. Membuat Yeonjun makin curiga dengan pemuda tinggi yang satu ini.
"Kenapa lu nggak curiga sama diri lu sendiri?" Savage Taehyun.
"Oh Yeonjun" Ketiga pemuda itu langsung menundukkan punggungnya untuk memberi salam.
"Nggak puas kamu udah nulis nama kamu sendiri di buku ini" Pak Namjoon mengangkat satu buku bewarna hitam ditangannya.
"Ini bukan kasus pak, kita juga bukan tersangka. Justru kita bertiga ini butuh bantuan bapak" Sekarang giliran Namjoon yang memijat pelipisnya pelan.
"Siapa yang terakhir kali bersama Hueningkai?" Semua pandangan menuju kearah Taehyun. Tidak heran, toh dia satu kelas kan.
"Jelaskan, kenapa tiba-tiba dia hilang"
"Berhubung tadi kita nggak berangkat bareng-bareng pak, saya memutuskan untuk berangkat sama Hueningkai-karena ya kita sekelas pak" Jelas Taehyun. Yang lainnya manggut-manggut. Tidak dengan Yeonjun, pikirannya memikirkan perihal Beomgyu.
"Terakhir saya baru sadar Kai hilang itu pas kita jalan lewat pintu belakang, ngelewatin kantin. Bahkan penjual disana sampe bingung gara-gara saya plonga-plongo nggak jelas"
"Tapi, kalian bisa saja menipu saya. Secara salah satu dari kalian juga sering menulis nama di buku ini" Namjoon menjunjung tinggi buku berwarna hitam itu.
"Karena hanya Taehyun sebagai saksi, kalian berdua segera masuk kelas. Pelajaran sudah dimulai sekarang. Silahkan" Dengan terpaksa, Yeonjun dan Soobin harus meninggalkan Taehyun yang terbata-bata karena bingung. Seharusnya Namjoon membiarkan dua sejoli itu untuk membantu dirinya.
Dan lebih takut ketika mendengar Yeonjun bertengkar dengan Soobin semalam.
Yeonjun tidak segan-segan melayangkan hantaman ke pipi Soobin. Lebih tepatnya, dia tidak akan menghilangkan kesempatan untuk menghabisi si gila Soobin.
"Sekarang lu seneng kan?! Kai hilang, Beomgyu tiba-tiba ijin nggak masuk, lu seneng kan kalo gitu!" Satu bogeman berhasil Yeonjun hantamkan.
"Akh-kak, gue nggak ada hubungannya sama-"
"Omong kosong!"
Pipinya lebam-warnanya merah. Bahkan jika kita teliti, ujung bibirnya saja sudah mengeluarkan darah. Soobin kuat, setidaknya ada rasa bersalah dalam hatinya. Dan dia lebih lega ketika Yeonjun menyakitinya sebelum adik-adiknya yang terluka.
Gudang itu terbuka, Yeonjun yang tidak ingin membuang kesempatan, lebih baik menyeret Soobin masuk kedalam.
Tanpa aba-aba, Yeonjun melayangkan pukulan kearah Soobin. Bertubi-tubi."Kak berhenti!!" Taehyun mencengkram tangan Yeonjun untuk mekmaksanya diam.
"Brengsek ini kudu di kasih balasan Tae"
"Soobin-" Yang dipanggil menoleh, Taehyun tidak sendiri. Lebih tepatnya bersama Beomgyu.
"-dia nggak salah kak" Tangannya yang mengepal dan memutih seakan membeku. Tangannya tidak bisa digerakkan.
"Jangan sakitin orang lain kak, apalagi kita ini satu tim. Dan jangan-" Beomgyu berjalan mendekat kearah Yeonjun.
"-salahkan orang sebelum... "
"Gue duluan" Yeonjun yang tiba-tiba berubah, menubruk pundak Soobin dan Taehyun.
Mereka lantas dibuat bingung. Wajah Yeonjun berubah datar. Meninggalkan tiga pemuda itu memiringkan kepala heran.
"Nggak apa kak?" Soobin mengangguk.
"Maaf kalo gue lama datengnya, gue mau kasih ini-"
"-tadi Felix nitipin gue ini. Dan gue nggak sengaja buka kertasnya." Soobin yang merasa heran pun mengambil cepat kertas yang tengah digenggam Beomgyu.
Matanya terbelalak kala melihat empat kalimat dan empat angka.
"Taehyun, lu harus lanjutin permainannya"
//28.04.20
20:41
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ The Code -「TXT」
Mystery / Thriller[END] ❝ᴡʀᴏɴɢ ᴄᴏᴅᴇ?ʏᴏᴜ ʟᴏꜱᴇ.❞ Ini kisah Soobin yang tidak sengaja mendapatkan kaset yang berisi sebuah game dari teman sebangkunya. Hanya game klasik; dimana Soobin dan teman-teman disuruh memilih jawaban atas pertanyaan yang tertera. Jika mereka sud...