Soobin masih belum sadarkan diri. Darah yang terkuras dari tubuhnya cukup banyak. Robek ditangannya juga tidak main-main.
Yeonjun tengah terdiam di sebelah sahabatnya ini. Menatapnya seduh, namun muncul senyuman simpul setelah sepersekian detik.
Yeonjun hanya bisa tersenyum sembari tangannya yang lain meraba-raba rambut Soobin.
"Soobin, lu bodoh ya?" Yeonjun sedikit terkekeh saat itu. Namun aktifitas mari mengejek Soobin terhenti, kala ada seseorang mengetuk ruangan UGD tersebut.
Yeonjun mengernyitkan dahinya bingung. Siapa yang hendak mengunjungi pasien malam-malam. Dengan perasaan bimbang, Yeonjun mendekati pintu yang masih terdengar nyaring ketukannya.
Matanya membelalak kala pria di hadapan Yeonjun juga ikut terkejut.
"Kak Minho?" Baik, kita kenalkan kakak sepupu Soobin. Lee Minho, ralat dia bukan aktor. Minho datang kesini karena mendengar salah satu adiknya terkapar pasrah di ranjang dengan kulit robek di pergelangannya.
"Yeonjun?" Yeonjun mengangguk cepat. Merasa tak enak dengan yang lebih tua, ia mempersilahkan Minho masuk.
Minho masuk dan menatap ketakutan pada adiknya. Tergesa-gesa menghampiri ranjang sang adik sepupunya. Memegang tangan adiknya dengan hati-hati. Menatap perban yang mengalung sempurna di pergelangan tangan Soobin.
"Dia kenapa?" Minho datang hanya diberi tahu untuk menjenguk adiknya. Dia tidak tahu saja jika sang adik hampir saja membunuh dirinya sendiri.
"Soobin—" Yeonjun mengambil nafas panjang dulu sebelum menjelaskan beberapa poin penting dari kisah Soobin.
"Salah satu teman kami tiada kak. Dan Soobin merasa bersalah." Minho kembali menatap Soobin. Tatapan tak tega—wajah se-polos Soobin terkapar begitu saja.
"Aku turut berduka cita atas temanmu. Tapi mengapa Soobin yang merasa bersalah? Soobin mencelakainya atau bagaimana?" Yeonjun mendesah lelah. Apakah cerita panjang ini perlu diceritakan pada Kakak Sepupu Soobin?
"Cerita yang panjang kak, aku nggak bisa menjelaskan semuanya." Minho mengangguk paham. Setidaknya, dia tahu kondisi Soobin masih diambang tidak sadar—masih bernafas lega.
"Kamu belum makan malam kan Yeonjun? Seharian pasti menjaga Soobin? Keluarlah ke kantin jangan sampai dirimu juga berakhir seperti Soobin." Yeonjun mengangguk mengerti. Menundukkan tubuhnya untuk pamit keluar.
Minho ditinggalkan sendiri di ruangan Soobin. Mengernyitkan dahinya kemudian menggeleng seakan itu hanya pikirannya yang lewat semata.
"Yeonjun nggak mungkin sembunyiin sesuatu kan?"
Taehyun sendirian. Iya, dia dirumah sendirian. Beberapa dari kalian pasti mengira jika hal ini membahayakan Taehyun. Ya, akan aku beri sedikit bocoran. Taehyun ketakutan.
Taehyun sekarang tengah mengunci diri di kamar. Hal paling bodoh yang pernah dia lakukan. Meneguk kasar ludahnya kala laptop yang digunakan untuk bermain menyala.
Harus menghubungi siapa kali ini? Taehyun melihat-lihat kontaknya. Penasaran kemungkinan ada yang bisa diajak untuk menemaninya kali ini.
"Kak Han?" Taehyun terlihat berpikir kali ini.
"Bukan ide buruk juga manggil dia."
Selesai menghubungi kakak tingkatnya itu, Taehyun menangkup wajahnya sendiri—dingin. Taehyun juga duduk di pojok untuk menghangatkan diri—atau takut? Suasana komplek kos kali itu entah mengapa terasa gelap.
Angin sepoi-sepoi kembali menyapu kulit Taehyun. Merinding rasanya. Berharap kakak tingkatnya segera datang dan mau menemaninya.
"Taehyun!!" Matanya membelalak senang. Taehyun tidak perlu menunggu lama. Dan juga tidak perlu ketakutan sendirian di dalam kamar yang mempunyai aura mencekam.
Beranjak dari duduknya, berlari ke arah pintu yang menjadi pintu utama dari kos mereka. Rasa senang yang tidak dapat dibendung itu berubah menjadi keterkejutan luar biasa yang pernah Taehyun rasakan.
Seakan dirinya sedang merasakan mimpi. Dan di lain sisi, juga ingin merasakan ini adalah kenyataan. Hatinya terenyuh bukan main. Rasa ingin meneteskan mata sangat kuat dari dalam. Bukan Han Jisung yang datang.
Tapi seseorang yang tadi pagi dikabarkan telah meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ The Code -「TXT」
Детектив / Триллер[END] ❝ᴡʀᴏɴɢ ᴄᴏᴅᴇ?ʏᴏᴜ ʟᴏꜱᴇ.❞ Ini kisah Soobin yang tidak sengaja mendapatkan kaset yang berisi sebuah game dari teman sebangkunya. Hanya game klasik; dimana Soobin dan teman-teman disuruh memilih jawaban atas pertanyaan yang tertera. Jika mereka sud...