19 : 🕜

2K 539 177
                                    

01.20

Brakk !

Kelima pemuda itu langsung menoleh kesumber suara. Mata mereka melotot kaget bersamaan dengan jantungnya yang berdegub takut.

"Si-siapa...?" tanya Jeno terbata.

Sungguh, mereka sangat takut. Bomin langsung mencekal lengan Sunwoo juga Chani. Mereka berjalan mundur secara perlahan.

"Jawab!" bentak Jeno dan menatap sang pelaku.

Hyunjin meraih bahu Jeno, lalu mengusapnya pelan. "Hitungan ke tujuh, kita lari arah jam dua. Oke?" lirih Hyunjin.

Keempat temannya mengangguk. Mereka sudah siap untuk kabur, berlari meninggalkan pria misterius yang sedang berdiri dihadapan mereka dengan satu tombak runcing.

Dengan darah yang menetes disekitar pucuk tombak.

Mereka tahu, jika pria ini telah membunuh sesuatu, dan mungkin membunuh temannya.

"Satu," ucap Hyunjin.

Mata elangnya menelisik sekeliling ruangan.

"Dua,"

Hyunjin masih menerka, jalan mana yang harus mereka lewati. Hingga menemukan sebuah pintu berwarna emas dari arah jam dua.

Hyunjin menyeringai.

"TUJUH! LARI WOY ANJERR!!"

"HYUNJIN ASU!"

"WOY MEMBLE! GUE SUMPAHIN GAK ADA YANG MAU CIPOK SAMA LO YA!"

"HYUNJING! GUE KUTUK LO JADI COCOR BEBEK!"

"BRENGSEK MEMBLE!"

Jeno mengambil sepatunya, kemudian mengarahkan ke si pria misterius yang juga sedang berlari mengejar.

Plak !

"MAMAM NOH SEPATU DIOR!"

Teriak Jeno dan berlari kembali menyusul temannya, meninggalkan pria misterius yang menyeringai licik.

"Congratulations, you're lost."

🌙🌙🌙

01.35

"Yepposoo~~~"

"Disini teh yang myday siapa?" tanya Han dan menatap ketiga temannya.

"Gue!" sahut Sanha semangat.

"Alhamdulillah, gue punya temen sefandom. Kan enak ntar kalo beli album bisa patungan, ehehe"

"Cih, miskin!"

"Btw, ini lagu pemersatu kaum ambyar macam korang kan?" celetuk Eric dan terkekeh.

"Ambyar gini, nggak pernah tuh php-in cewek" cibir Han tak terima.

Eric tersenyum. "Lo nyindir gue sat?" tanya Eric masih dengan tersenyum.

"Dih, ngerasa berarti"

"Udah si yallah, kita—"

Prangg !

Keempatnya menoleh, mendapati kaca jendela yang sudah terpecah belah, tak berbentuk. Pandangan mereka beralih mencari siapa yang sudah seenaknya memecah kaca jendela.

[1/2] troepen, 00 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang