Paginya, mereka semua bersiap menuju rumah masing-masing. Jadi, mereka berlima belas- minus Soobin menginap diapartemen Eric. Eric iya iya saja, walaupun sekarang apartement nya sudah mirip kapal pecah.
Karena hari ini hari jumat, mereka pulang untuk mengambil seragam pramuka masing-masing.
Diperjalanan menuju rumahnya, Han membonceng Felix karena rumah mereka satu komplek. Saat sedang asyik berbincang, tiba-tiba Felix mengerem dadakan motornya.
Han hendak mengeluarkan kata-kata jahanamnya namun ia urungkan setelah melihat objek yang didepan mata. Mereka berhenti dijalan gang yang cukup sepi.
"Sung..." panggil Felix dengan tatapan kosong.
"Iya fel?"
"Itu kepala siapa anjing?!" pekiknya takut sekaligus kaget.
"Mana gua tau, gua bukan dukun beranak"
"Lagi serius goblok!"
"Samperin kuy" ajak Han disetujui Felix.
Han dan Felix turun dari motor dan menghampiri objek yang dilihatnya tadi. Kepala seorang pria tergeletak begitu saja didasar jalan dengan darah mengalir disekitarnya.
Tampaknya darah masih baru, bau anyir menusuk indra penciuman mereka berdua.
"Ih, bau banget buset" ucap Han menutup hidungnya dan sedikit berjalan mundur.
"Mirip siapa si ini ya?" tanya Felix seraya mengamati objek tersebut.
"Astaghfirullah, kaga takut nyet?!"
"Takut si, tapi rasa kepo gue lebih tinggi" jawab Felix mantap.
"Serah deh ler" pasrah Han dan duduk ditrotoar jalan sembari menguap ngantuk.
"Sung! Sung! Astaga sung!" teriak Felix histeris.
"Apaan?!!" respon Han berlari kecil menghampiri Felix, dan jongkok disebelahnya.
"Ada surat nih"
"Apaan isinya?"
Setelah membaca surat tersebut, Felix dan Han saling bertatapan. Seolah berkata 'apa ini sebuah clue?' Atau 'jebakan?'
🌙🌙🌙
Di sekolah, Hyunjin berlari secepat mungkin menuju kelasnya. Namun, ditengah tangga pertama, Hyunjin bertabrakan dengan seseorang.
Prang!
"Eh, maap, gue buru-buru" ucap Hyunjin cepat dan memunguti berbagai benda yang berjatuhan.
"Sans" jawab sang lawan dan menerima benda dari tangan Hyunjin, kemudian melenggang pergi.
Hyunjin berlari kembali menuju kelasnya. Dia masuk kedalam kelas, mendapati Baejin yang tengah membalut tanganya dibantu Haechan.
"Eh, kenapa lo?" tanya Hyunjin dan menghampiri keduanya.
"Gatau tuh si bae, tadi gue cuma disuruh ngobatin tanganya yang ketusuk" jawab Haechan sembari mengikat kain ketangan Baejin.
"Bae—"
"Lo ketemu seseorang tadi?" potong Baejin cepat dan menatap Hyunjin.
Hyunjin diam, lantas menjawab. "Pake topi hitam? Serba hitam?"
"Ya, pake masker mawar merah, liat?"
"Hooh, tadi gue malah tabrakan sama dia" tutur Hyunjin dan mendudukan dirinya dibangku.
"Shit" umpat Baejin dan membuang rokoknya.
"Dia yang nusuk gue tadi." lanjut Baejin di hadiahi delikan kaget keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] troepen, 00 liners
ФанфикSERIES 1 "Apa benar, kalau batu di duain jadi gunung kembar?" @2O2ON.