20 : start over

2.1K 516 143
                                    

02.30

"ANJING KOK GELAP?!"

"WEH! GUE GAK BISA LIAT DUNIA!"

"JANGAN BILANG INI DISURGA?!"

"INI SIAPA YANG REMES PANTAT GUE ASU"

"YANG PUNYA SENTER BAGI CEPET!"

"HEH! RENJUN LO DIMANA?!"

"RAME BANGET ANJROT KEK MAU TAWURAN"

"MAKKK PENGEN PIPIS!"

"WOY! GUE DIMANA?!"

"EH ANYING! KECOAKKKKK"

"MAKKKK JIJIK SAMA KECOAKKK!"

Ceklek !

Klik !

"ALHAMDULILLAH YALLAH!!"

"JUJUR WOY! SIAPA YANG MATIIN LAMPU TADI?!"

Seluruh pasang mata, menatap seorang pemuda yang sudah bertanya sedikit ngegas, mewakilkan mulut mereka yang ingin teriak juga.

"Jaem— ANJING WOY! KITA KETEMU!!!!!"

Jerit Hyunjin dan berlari menuju Jaemin lalu memeluknya erat. Diikuti sebelas pemuda seumuran yang juga memeluk keduanya.

"HUAAAA KANGEN LO SUN!" pekik Sanha dan memeluk erat Sunwoo.

"AKHIRNYA KITA KETEMU!"

02.45

"Gimana kabar kalian?" tanya Jeno dan menatap semua temannya.

Jadi, mereka bertiga belas duduk melingkar. Ditengah sebuah lobi, yang ternyata merupakan awal mereka berpisah.

"Lo nanya gitu berasa reunian anjir" respon Soobin dan tertawa.

"Gue sebenernya udah pasrah sumpah. Gue bingung harus nyari kalian kemana lagi" tutur Baejin dan menghela nafasnya.

"Apalagi pas dapet clue yang sumpah, eneg banget gue kalo inget" tambah Hyunjin.

"Tapi kayaknya belum selesai deh" ujar Renjun dan mendapat tatapan bingung dari temannya.

"Eh, iya juga. Walaupun disini kita udah ketemu, tapi belum keluar kan?" sambung Soobin.

"Jangan bilang main lagi? Anying, gue nggak mau" ucap Sanha menolak.

"Capek bazengg, mana ini hampir pagi kan?" Bomin melirik jam tanganya, menunjukan hampir waktu subuh.

"Lelah mental gue aslian" keluh Jaemin dan memijit kepalanya.

"Keluarin semua kertas yang kalian dapet" perintah Jeno diangguki semuanya.

Mereka mulai menata kertas yang mereka dapat tempo lalu. Kertas yang sama, ukuran, bau, bahkan penulisanya juga sama.

Tak ada yang berbeda, kecuali dari isi kertas.

Juga sebuah cap bunga mawar, tercetak setiap sudut kertas yang mereka dapat. Dan tentunya, dengan bau parfum yang sama.

"Banyak banget busett, pantes ya muka lo lecek semua kayak kolornya Jeno" celetuk Han enteng.

"Gue daritadi diem loh anying" dengus Jeno kesel.

[1/2] troepen, 00 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang