2 : bertemu

8.5K 1K 608
                                    

"Punten~ gopud~"

"Salah alamat bang, pergi sono"

"Yee songong ente, kalo lo diusir dari kost gausah datengin rumah gue!" cebiknya dan memilih untuk mencari daftar kelasnya.

"Ih baperan banget upil kingkong"

"Lho? eeh! ALKHAMDULILLAH YAALLAH!!!" sambungnya dan dilanjut sujud-sujud. Semua orang mengalihkan atensi dan menatap dirinya 'aneh'.

"Apaan si bangsat, malu-maluin lo anjing" temannya itu mengangkat kerah si cowok supaya cepat-cepat berdiri.

"Min, gue ips 3 njirr!" Haechan Putra Nugraha berteriak kembali membuat seluruh atensi menatapnya lagi.

"Lah serius lo nyet?! Duh, gue belum ketemu nih" respon sang sahabat, Jaemin Bima Saputra. Ia pun kembali mencari namanya di daftar kelas.

Haechan memilih duduk dikursi panjang sebelah kanan papan mading, sembari ia menunggu Jaemin mencari nama kelasnya.

Fyi. Mereka baru masuk SMA

"Permisi.."

Haechan dan Jaemin bersamaan menoleh ke sumber suara. Dilihatnya seorang cowok bertubuh mungil namun tatapan tajam. Sebentar, Haechan nampak sedikit melihat sesuatu disekitar leher seseorang tersebut.

"Oh! Iya kenapa?" Jaemin bertanya, membuyarkan lamunan Haechan.

"Gue mau nanya, mipa 1 dimana ya?" jawab sang lawan, Renjun Dhicky Alzairan.

"Lah, mana gue tau, coba lo nanya si gendut noh" tunjuk Jaemin dengan dagunya.

"Heh kadal, gue juga baru kesini sama lo. Mana gue tau begituan. Coba lo nanya ke yang lain deh" jawab Haechan. Benar, iya baru disini bersama Jaemin.

Renjun mendecak. "Yaudah, makasih." finalnya dan mulai berjalan, sampai—

"Kenalan dulu atuh, nama lo siapa?"

—Jaemin mencegah lengan Renjun. "Gue Jaemin, dan ini sohib gue, Haechan." lanjut pemuda itu dan melepas genggaman tangannya.

"Gue renjun." Renjun mengulurkan tangannya, kepada Jaemin.

Jaemin tersenyum. "Semoga kita jadi sohib" ucapnya dan membalas jabatan Renjun.

"Jangan lupa senyum, muka lo sepet njir"

Dilain tempat, namun masih satu waktu. Dua anak adam tengah mengepulkan asap lewat mulutnya. Mengisap lalu mengeluarkanya dengan santai. Ya, mereka merorok ditangga yang menuju kelas 12. Dan anehnya, tidak ada yang menegur.

"Asem banget mulut gue cok" ucapnya ketika satu batang rokok telah habis.

"Makan tai ayam"

"Yeu sigoblok" makinya dan mengeluarkan kembali sebatang rokok dari wadahnya.

"Kebanyakan nyebat lo bangsat. Tambah dower itu bibir"

"Biarin, dower gini kalo dicipok enak" Hyunjin Zubair Aditama menyeletuk membuat sahabatnya bergidik ngeri.

"Gada sejarahnya orang mau cipokan sama bebek nyett" balas sang sahabat, Raden Baejin Zakaria.

Hyunjin mendecak. "Iri bilang bossqu" kemudian, ia mulai mengisap kembali rokoknya.

"Assalamualaikum..."

Sontak keduanya kaget, dengan cepat mereka menyembunyikan rokoknya masing-masing dibelakang tubuhnya.

"Ehh Wa'alaikumsalam, akhi..." jawab keduanya sedikit panik. Pasalnya, disini hanya mereka berdua.

"Kalian ngapain disini?" tanya dia, pemuda itupun duduk disebelah Baejin.

[1/2] troepen, 00 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang