11 : math

2.3K 592 215
                                    

"Gue butuh, yang jago matematika disini" ucap Jeno seraya menatap Sunwoo dan Chani.

Dahi Sunwoo mengerut. "Lo kan anak ipa, gue ips btw" responnya.

Jeno menggeleng. "Enggak. Ini bukan matematika biasa. Yang pernah ikut olimp siapa?" tanya Jeno seraya menggenggam sebuah kertas.

"Renjun."

🌙🌙🌙

"Jangan percaya sama Hyunjin" ucap Renjun seraya menyorot ruangan menggunakan senter.

Jaemin menoleh. "Kenapa? Bahkan dia yang selama ini bantu kita" ujar Jaemin sedikit tak terima.

Renjun menggeleng. "Dia yang ngejebak kita" balasnya seraya terus menyoroti ruangan.

"Kata siapa?"

Seungmin menepuk bahu Jaemin. "Bahkan udah tertera di clue." jawabnya dan membukakan sebuah kertas.

Kertas yang sama, saat mereka mendapat clue.

Seungmin menyodorkan kertas tersebut ke Jaemin. "Baca coba" perintahnya diangguki Jaemin.

Jaemin mengambil alih kertas tersebut, lalu mulai membacanya secara perlahan. Ia baca sembari memahami maksud si penulis.

Jaemin tahu, disini mereka tak bisa mempercayai siapapun, bahkan untuk teman sendiri. Kalau begitu, apakah mereka tengah diadu domba sekarang?

Hanya mereka, orang gila yang membuat permainan seperti ini. Mungkin saja, dibalik semua ini, ada banyak korban yang sudah termakan.

Untuk itu, ia bersama teman-temannya bertekad untuk mencari siapa dalang dibalik semua ini.

"Maksud penjepit apa?" tanya Jaemin. Ia menatap Soobin, Renjun dan Seungmin secara bersamaan.

"Penjepit, ya? Mengarah ke permainan ini bukan?" tanya Soobin seraya ikut berpikir.

"Tau penjepitnya putri China yang katanya bisa menusuk orang?"

Ketiganya mengangguk.

"Mungkin maksud si penulis, diantara kita ada yang berhianat. Dan mungkin mereka yang membantu"

🌙🌙🌙

"Jin,"

Hyunjin menoleh. "Apa, bom?"

"Coba gue liat suratnya lagi" ucap Bomin dan mengambil surat yang sedari tadi Hyunjin genggam.

Bomin membaca ulang kertas usang tersebut. Berkali-kali ia membolak-balikan kertas itu, berharap ada sesuatu yang mendukung disini.

Nihil. Tak ada petunjuk sedikitpun, kecuali isi surat yang sempat ia baca tempo lalu.

Hingga Hyunjin tak sengaja menyorot senter ke arah kertas tersebut, membuat Bomin melotot.

"Anjer! Senter bagian ini cepet" ucap Bomin menyuruh Hyunjin menyenteri bagian sudut kanan kertas.

Setelah membacanya, dahi keduanya mengerut. Sebentar, mereka bukan sedang ujian, tapi kenapa mendapat soal seperti ini?

Hyunjin kontan angkat tangan keatas, menyerah. "Lo aja, lo kan anak mipa bom. Gue nyerah kalo emteka mah" ucapnya seolah mengibarkan bendera putih.

[1/2] troepen, 00 linersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang