"Mulai permainan apa si goblok! Dikira zatura apa" ketus Han, jujur ia lumayan takut setelah perkataan Renjun.
Hyunjin jengah. "Mata lo buta atau tuli? Lo ga liat tulisan ini njing?"
"Tapi, lo pada percaya kaga?" Seungmin bertanya.
"Gue si caya-caya aja, toh kalo pun ga percaya, kita tetep main kan?" Jawab Felix dan meminum orange juice miliknya.
"Iya juga sih, tapi yang gue ragu, kenapa harus kita? Kalo kita ada masalah sama masa lalu, gue rasa, sedikit ga masuk akal" sahut Sunwoo, masih menatap sapu tangan tersebut.
"Feeling gue aja nih ya,"
"Kita main bukan disini, tapi disuatu tempat" lanjut Jeno dan menyambar teh pucuk milik Jaemin.
"Ih, seenak pantat minum minuman orang lain. Miskin atau gimane mas?" Sungut Jaemin.
"Ya biasa, tanggal tua itu" sahut Haechan dan tertawa bersama.
Baejin membuka suaranya. "Kalo kita sambungin sama masalah cangkir bercak darah, jarum, suntikan, lumayan masuk akal ga si?" ujar Baejin, ia juga masih memiliki otak. Sebisa mungkin dia gunakan dengan baik.
"Beda jin, itu kek lebih ke pembunuhan gitu. Kita juga disini gatau, permainan apa yang dimaksud" sahut Soobin.
"Hah taik, creepy bangsat" umpat Eric.
"Ya sesuai judul"
"Kalo menurut gue...." Chani menggantungkan kata-katanya
"Gece ih," desak Han.
"Lagi mikir dia, maklum telmi" jawab Bomin.
"Bacot asu!"
"Lanjut tolol, apaan tadi, udah kepo nih" Seungmin bersuara.
"Menurut gue, ini ada sangkut pautnya sama masa lalu, sebuah sejarah, suatu tempat, dan...."
"Soal pembunuhan. "
🌙🌙🌙
Senja mulai menenggelamkan dirinya, dibalik pegunungan. Berganti dengan awan kelabu, dengan rembulan malam. Hembusan angin mampu menerpa surai rambut dua pemuda yang tengah berjalan itu.
"Wahh, rambut gue gerak-gerak lurd, berasa lagi iklan sampoo" kata Bomin girang.
"Iklan rambut gumush maksud lo?" respon Soobin dan terus berjalan.
Ah ya, ngomong-ngomong mereka hendak ke supermarket, membeli berbagai snack dan tentunya minuman. Lima belas remaja itu tengah bercanda dan bergurau di apartement eric. Taulah, Eric anak pindahan kaya pula.
"Ya kaga gitu juga bin," dengus Bomin dan menyusul temannya itu.
Kita beralih ke apartemen yang ditempati mereka. Ah, tampaknya sangat berantakan. Jeno dan Haechan bermain bantal, sedangkan yang lain ada yang mabar, menonton tv. Kecuali Hyunjin.
"Eh lix, si Hyunjin kenapa dah?" tanya Han setelah keluar dari toilet.
Felix menggedikan bahunya. "Entah, daritadi emang diem mulu ya?"
"Ho'oh, gue gak denger dia bacot kek biasanya" tambah Baejin.
"Tapi sekalinya bacot, satu kamus keluar semua keknya" celetuk Sunwoo dihadiahi lemparan sandal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] troepen, 00 liners
FanfictionSERIES 1 "Apa benar, kalau batu di duain jadi gunung kembar?" @2O2ON.