"harapan itu hanya sebuah kata, jangan berharap tinggi pada sebuah harapan karena nyatanya semua hanyalah harapan"
Hari ini kelas Fayza kedapatan jadwal olahraga dan Pak Wawan kebetulan membebaskan anak-anaknya untuk free dengan syarat tetap berada di area lapangan.
Tentunya hal ini menjadi kesenangan tersendiri bagi anak-anak perempuan, karena mereka tak perlu berpanas-panasan yang akan menyebabkan kulit mereka terbakar dan keringat yang berlimpah.
Sama seperti murid lainnya, Fayza dan para ciwi-ciwi kini tengah duduk di bawah pohon rindang yang memberikan pemandangan lapangan.
Sedari tadi wajah Fayza menunjukan aura kebahagiaan, sembari menatap anak-anak cowok yang berlarian mengejar bola. Fayza tersenyum samar hal itu menarik perhatian Tasya dan Kim.
"Ay jangan senyum terus ntar lupa cara berhenti senyum lu" Celetuk Tasya sambil tersenyum garing.
"Iya nih napa lo bahagia amat ya hari ini?" Kim langsung merubah posisi duduk sepenuhnya menghadap Fayza, ancang-ancang menggosip.
"Masa? Oh bagus lah gue senyum" gadis berkuncir kuda itu semakin melebarkan senyumannya, membuat mata bulatnya setengah menyipit.
Kim menoyor pelan kepala Fayza, "Najis woi" ia mengedikan bahunya.
Fayza terkekeh, sementara Tasya geleng-geleng tak menyangka kakaknya memiliki sisi yang gila.
Kalian semua bertanya kan ada apa gerangan Fayza terlihat bahagia? Wajar saja gadis itu terlihat bahagia, karena sebelum berangkat sekolah tadi Fayza menerima telfon dari Alka yang membuat mood-nya bagus bukan main.
Pagi ini Fayza sudah rapih dengan seragamnya yang melekat pas di tubuh cantiknya. Tak ada yang spesial pikirnya hari ini, namun siapa sangka setelah itu panggilan masuk dari Alka membuat senyumnya merekah hebat.
Fayza mengulum bibir bawahnya, ia ketuk icon bulat berwarna hijau yang berfungsi mengangkat panggilan. Terdengar dari seberang sana suara cowok yang menyapa.
"Halo Fay," sapa awal Alka.
"Iya kenapa Ka?"
"Lo mau nggak pulang nanti bareng gue? Kalo mau aja sih" Tanya Alka seperti memastikan keinginan Fayza.
"Eh? Mau-mau aja sih, Emang kenapa nih tumbenan amat?" Gadis itu duduk di ujung ranjangnya
"Ngga papa sih gue cuman lagi pengen balik bareng lo"
jawaban Alka membuat jantung Fayza berdetak cepat sehingga menghasilkan rasa nyeri dan sakit sekaligus.
"Hmm ya-ya oke" Fayza tersenyum-senyum sendiri.
"Ya udah gue tutup telponnya ya , bye cantik" setelah mengatakan yang sedikit menggelikan terdengar dari seberang sana tawa gelak milik Alka.
"HAHAHA"
"Apaan sih lo udah ah gue tutup ya bye"
Fayza masih memegang erat bagian dadanya, karena rasa nyeri itu masih terus terasa. Namun hal itu sedikit tak di gubrisnya, karena rasa senang setelah di telfon oleh Alka beberapa detik yang lalu.
Suasana riuh yang berasal dari murid perempuan kini mulai terdengar, pasalnya saat ini mereka semua sedang menonton pertandingan futsal dari murid laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
F A Y Z A
Teen Fiction[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Ini tentang Fayza Agllen Darmawan gadis satu ini sangat menyukai semua jenis ice cream. Kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan adiknya Tasya Agnessia Darmawan. Juga tentang Alka Albenio sahabat kecil Fayza dan Tasy...