15. Ada Yang Care

4 0 0
                                    

"Ini bukan ajang perlombaan jadi gue nggak perlu terburu-buru buat bikin lo jatuh cinta ke gue, tapi gue tetap harus waspada kan? takut nya gue kecolongan lagi"

Sudah hampir tiga jam Fayza berfikran yang tidak-tidak mengenai diri nya sendiri. Fayza merasa sangat bersalah saat ini kepada Tasya karena Alka yang tadi sore mengantar nya pulang bukan malah mengantar Tasya yang status nya adalah 'pacar Alka.

Fayza sungguh dilanda rasa bersalah dan bingung secara bersamaan. Ia merasa sangat sangat bersalah kepada adik nya itu dan merasa bimbang harus kah ia meminta maaf kepada Tasya walau sebenar nya ia juga tidak salah.

Ah, masa bodo dengan rasa bimbang nya ia berjalan keluar kamar melangkahkan kaki jenjang mulus nya yang hanya terbalut celana selutut menuju kamar Tasya yang terletak di sebelah kamar nya.

Tok tok tok...

Fayza mengetukkan tangan nya guna memberi kode untuk Tasya. "Sya ini gue Ay, gue masuk ya" Fayza sedikit berteriak di karena kan hujan yang sedang mengguyur ibu kota di malam hari ini.

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Tasya hal itu semakin membuat Fayza merasa bersalah, ia takut Tasya bisa saja marah kepada nya dan mendiami nya.

"Sya bodo ya gue masuk" final sudah keputusan Fayza. Ia meraih hendle pintu lalu menekan ke bawah dan mendorong pintu itu ke arah dalam yang membuat pintu itu sedikit terbuka

Kosong. Tak ada orang di dalam kamar tersebut. Ia melangkah kan kaki nya masuk dan mengedarkan pandangan nya ke setiap sudut kamar takut-takut Tasya sembunyi karena tidak ingin bertemu dengan nya.

Tetap tidak ada tanda-tanda keberadaan Tasya lalu ia berjalan menuju tempat tidur Tasya yang seperti nya habis di baringi. Ia duduk di atas kasur empuk tersebut sambil menunduk dan memainkan kedua ujung jempol nya.

Fayza langsung mengangkat kepala nya dan melihat Tasya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan masih terbalut bathrobe-nya yang bergambar kupu-kupu berwarna pink.

Tasya tersentak saat mendapati Fayza yang duduk di atas tempat tidur nya. "Lo bikin gue kaget Ay" ia berjalan menuju lemari pakaian nya yang terletak di dekat pintu kamar mandi.

"Lagian gue ketok gak ada yang nyaut ya udah gue masuk aja" Fayza mengulum bibir nya dan menatap Tasya cemas.

Tasya mengambil kaos berwarna violet dan celana training berwarna hitam, lalu berjalan kembali menuju pintu kamar mandi.

"Tunggu bentar gue make baju" lalu detik setelah nya ia menghilang dari pandangan Fayza bersamaan pintu kamar mandi yang tertutup.

Fayza menghela nafas dan kembali menundukkan kepala nya. "Gimana gue bilang nya ya" gumam Fayza.

Lima belas menit berlalu pintu kamar mandi pun terbuka menampil kan Tasya yang sudah lengkap dengan pakaian rumah nya. Ia berjalan menuju meja rias nya lalu duduk manis di kursi tersebut dan melihat wajah nya dari cermin meja rias nya.

"Oh ya lo ngapain ke sini?" Tasya masih belum menoleh ia masih terus menatap wajah nya sambil sesekali menepuk-nepuk pipi nya.

"Anu gu-gue mauu emm lo pulang sama siapa tadi" sial kenapa susah sekali mulut nya untuk mengucapkan kata maaf. Ia terlalu bingung dengan diri nya sendiri saat ini.

"Sama Kim tadi dia yang anter gue pulang. Emang kenapa?"

"Ah ng-nggak papa kok" Fayza kembali menunduk memainkan kedua ujung jempol nya yang sedari tadi belum berhenti.

"Sya" panggil Fayza masih sambil menundukkan kepala nya.

"Ya?"

"Sorry ya, gue bener-bener minta maaf soal kejadian tadi pas mau pulang sekolah. Sumpah gue udah bilang sama Alka buat nggak usah nganterin gue, tapi dia nya maksa banget. Gue juga udah bilang ka—"

F A Y Z A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang