13. Happy Family, Maybe

0 0 0
                                    

"Ma pa, kalian adalah anugerah terindah dan terbaik yang pernah aku terima dan aku miliki. Terimakasih atas cinta yang selalu kalian berikan selama ini"

Pemandangan dapur yang amat mengenaskan terlihat jelas oleh mata telanjang. Dapur yang semula bersih dan terawat kini sudah jauh dari kata bersih dan terawat. Bagaimana tidak? Lihat lah bekas tepung yang bertebaran di sepanjang kitchen set lalu mangkuk yang berserakan alat alat membuat kue yang tergeletak bebas di meja.

"Sya itu di liatin pancake nya jangan sampe gosong!" Fayza yang sedang membuat minuman sedikit berteriak saat melihat Tasya malah bermain handphone bukannya mengecek pancake yang berada di atas teflon.

"Iya ini juga lagi di liatin kok" Tasya menjawab, namun pandangannya tak lepas dari handphone nya.

"Liat apaan jelas-jelas mata lo melototin handphone!" Fayza menggeram kesal sambil mencengkeram kuat gelas yang sedang ia pegang.

"Iya ini lagi di liatin!" Suara Tasya tak kalah tinggi dari suara Fayza.

Fayza menghela nafas kasar sebelum ia berjalan ke arah Tasya yang sedang asyik memperhatikan layar ponselnya yang entah menampilkan apa sehingga membuatnya lebih terfokus pada ponselnya di bandingkan pancake yang sedang di masak olehnya.

Tanpa aba-aba Fayza merebut paksa ponsel milik Tasya dan menyimpannya dalam saku celana jogger yang sedang ia gunakan. Hal itu sukses membuat Tasya ingin melayangkan protesnya, namun sebelum Tasya mengeluarkan protesnya Fayza lebih dulu membungkam mulut Tasya dengan tangannya.

"Nggak akan gue kasih sebelum semuanya beres!" Singkat namun penuh makna membuat Tasya mencibir kesal saat tangan Fayza sudah dilepas dari mulutnya.

Fayza kembali berjalan menuju tempatnya tadi membuat blue ocean drink yang sempat tertunda karena harus mengambil ponsel Tasya.

"Ay ini udah gue angkat terus di apain lagi?" Tasya menatap Fayza yang sedang fokus memasukkan sirup ke dalam gelas ber-type Madison Hi Ball.

"Ya di dinginin dulu abis itu baru deh lo hias make buah-buahan" Tiba tiba Fayza teringat sesuatu. "Eh lo udah cuci kan buah nya?"

"Udah lah udah gue potong-potong juga malah"

"Oh iya jangan lupa di kasih lilin juga ya, tapi nyalainnya nanti pas mama sama papa udah pulang aja takutnya keburu meleleh" Fayza kembali fokus pada kegiatan nya.

"Oke" Tasya mulai melakukan apa yang di perintahkan kakak nya tadi.

Dua jam sudah mereka menghabiskan waktu untuk berkutat dengan dapur dan selama itu pula terjadi nya kekacauan di dapur.

Setelah lelah dengan kegiatan nya masing-masing akhirnya tugas mereka kini telah selesai, yaa walau dengan keadaan mereka yang sudah tak berbentuk apa lagi Fayza dia harus sibuk berlari sana-sini untuk meng-handle dua kegiatan.

Sebenarnya mereka sengaja melakukan hal ini, karena mengingat sekarang adalah hari anniversary ke-19 tahun untuk kedua orang tua nya. Sudah sangat lama bukan kedua orang tua nya merajut kisah?

Fayza dan Tasya pernah di ceritakan tentang masa mudah Magen dan Mila. Yang di mana saat itu mereka sedang bahagia karena masa kasmaran. Mereka baru saja memulai hubungan dalam rangka pacaran. Yaa pacaran jaman dulu memang sangat berbeda dengan jaman sekarang.

Dulu saat baru-baru mereka—orang tua Fayza dan Tasya pacaran mereka sangat susah untuk jalan berdua, kecuali jika mereka sedang berada di sekolah itu pun sama susah nya karena mengingat dulu ayah nya adalah seorang murid yang dingin.

F A Y Z A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang