09. Memulai Kisah

6 2 0
                                    

"Aku sadar seberapa keras aku berjuang tetap tidak akan membuat hatimu untukku, sebab di hatimu hanya terdapat dia"

Fayza menatap sendu langit langit kamarnya. Gadis itu kini tengah berbaring di kasur empuk kesayangannya di temani boneka domba lucu yang sedari tadi berada di pelukannya.

Bunyi notifikasi yang saling bersahutan dari handphone nya tak mengganggu kegiatan Fayza saat ini.

Entah berapa pesan yang sudah ia abaikan, entah lah dirinya sendiri tak berminat membalas pesan tersebut atau sekedar mengeceknya.

Pintu balkon yang sengaja ia buka membuat angin dengan bebas masuk ke dalam kamarnya. Menambah kesan sejuk saat di malam hari.

Lamunannya buyar saat mendengar suara orangtuanya menyambut kedatangan seseorang yang amat ia kenal dan ia sayangi.

Tentu saja cowok itu akan menjemput gadis yang berada di sebelah kamarnya Tasya Agnessia Darmawan. Adiknya.

Samar samar ia mendengar pujian yang di berikan mamanya terhadap Tasya yang tentu nya sekarang sedang menggunakan dress yang kemarin ia pilih.

Fayza tidak telap jika harus turun dan melihat Tasya menggunakan dress tersebut. Hatinya akan kembali hancur.

Air matanya jatuh kembali tanpa izin dari sang pemilik. Fayza membiarkan air matanya mengalir begitu saja ia sudah lelah untuk sekedar menghapus air matanya. Toh nanti akan tetap jatuh lagi.

Terakhir ia mendengar suara mobil yang dinyalakan dan ia yakin bahwa itu adalah mobil milik Alka yang siap membawa Pegemudi dan penumpangnya pergi.

Fayza memejamkan matanya menahan sesak di dadanya yang kembali datang tiba tiba. Ia berusaha menahan sakit itu walau akhirnya ia akan kalah.

Sekitar dua puluh menit setelah kepergian Alka dan Tasya dari kediamannya tak membuat air mata Fayza berhenti mengalir, bahkan malah membuat air mata itu semakin deras.

***

"Kita mau ngapain sih kesini?" Fayza yang masih duduk di kursi penumpang menaikkan alisnya bertanya kepada sang pemilik mobil.

"Udah lo ikut aja nanti juga tahu sendiri" bukannya memberi jawaban yang pasti sang pemilik mobil malah membuat Fayza semakin dilanda rasa penasaran dan bingung.

"Yuk masuk" sang pemilik mobil membuka pintu pengemudi dan keluar dari mobil miliknya lalu menutup kembali pintu mobilnya menunggu Fayza yang masih terdiam di dalam.

Tentu Fayza dibuat bingung dengan perbuatan sahabat satunya ini yang tiba tiba saja datang ke rumahnya masuk secara tidak sopan ke dalam kamarnya dan memaksa Fayza untuk pergi bersamanya ke suatu tempat.

BRAKK

Fayza di buat kaget sekaget kagetnya saat mendengar pintu kamarnya di dobrak secara paksa padahal ia tidak menguncinya. Bagaimana tidak? Gadis itu yang tadinya ingin memejamkan matanya memasuki dunia mimpi malah di buat menjerit saat seseorang mendobrak pintu kamarnya.

"Heh! Lo mau bikin pintu gue almarhum!" Fayza menjerit kesal saat mendapati sahabat nya masih berdiri di ambang pintu tanpa perasaan bersalah.

Orang yang membuka pintu kamarnya secara paksa tadi hanya menunjukkan senyum lebar tanpa dosanya yang membuat Fayza semakin menggeram kesal.

"Lagian lo dari tadi sore di chat kagak di balas di telfon kagak di angkat." Kim yang tidak terima di salahkan menyalahkan kembali Fayza karena gadis itu tidak membalas atau pun menjawab telfon nya, padahal semua sahabat sahabatnya sedang kaget dengan berita yang di dibeeika Alka tadi sore.

F A Y Z A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang