Ilham dan Raka menemani Reyhan di kamarnya, sementara Bunda dan Ayah sedang memasak berdua.
"Ayah dan Bunda sedang apa ya Kak, Ka?" tanya Reyhan.
"Kami juga nggak tau. Gimana kalau kita turun aja, lihat Ayah dan Bunda sedang apa," ucap Raka.
"Iya Han, kita turun aja yuk," sambung Ilham.
"Ya udah ayo kita turun," ucap Reyhan menyetujui.
"Ayo kami bantu," ucap Raka dan Ilham sambil membantu Reyhan bangun dari baringannya.
"Terima kasih ya Kak, Ka," Reyhan.
"Iya sama-sama," ucap keduanya seraya tersenyum.
Merekapun segera turun, Raka dan Ilham membantu Reyhan berjalan. Karena keadaan Reyhan masih kelihatan sangat lemah.
Sesampainya dibawah mereka langsung menuju ke dapur, karena mereka mencium aroma masakan.
Dan terlihatlah Ayah sedang memasak sayur, sedangkan Bunda memasak lauk."Ayah, Bunda/ Om, Tante," sapa Reyhan, Raka dan Ilham bebarengan.
"Eh anak-anak, kalian udah puas bercandanya?" tanya Bunda.
"Udah Bunda/ udah Tante," ucap ketiganya lagi.
"Lho Ayah bisa masak?" tanya Reyhan heran karena baru kali ini Reyhan melihat ayahnya memasak.
"Bisa dong, Ayah kan mantan koki terkenal," ucap Ayah dengan PD nya.
"Kalian jangan dengerin Ayah ya, karena Ayah kalian hanya membual," ucap Bunda sambil tertawa kecil.
"Maksud Bunda?" tanya Reyhan tidak mengerti.
Raka dan Ilham hanya menyimak, karena pertanyaan yang ingin mereka lontarkan sudah di ucapkan oleh Reyhan.
"Maksud Bunda itu begini, Ayah itu hanya bantuin ngaduk-ngaduk aja, Ayah sebenarnya nggak bisa masak," ucap Bunda dengan wajah tanpa dosanya.
"Aduh Bunda pakai buka rahasia lagi, Ayah kan jadi malu di depan anak-anak," bisik Ayah.
"Ya nggak papa lah Yah, Bunda buka rahasia Ayah, kan lumayan tuh Yah, kami jadi mendapat hiburan gratis. Iya kan anak-anak?" ucap Bunda sambil tertawa.
Reyhan, Ilham dan Raka mengangguk sambil tertawa.
Sedangkan Ayah tersenyum malu-malu dan wajahnya sudah memerah.
Setelah tawa mereka reda, Ayah dan Bunda menanyakan keadaan Reyhan.
"Reyhan, bagaimana keadaanmu Nak?" tanya Ayah dan Bunda.
"Alhamdulillah keadaan Reyhan udah lumayan baik, Ayah, Bunda," Reyhan.
"Alhamdullillah," ucap Ayah dan Bunda lagi.
"Ya udah sekarang kalian duduk, sambil nunggu masakannya matang," ucap Bunda.
"Iya Bunda/Iya Tante," Reyhan, Raka dan Ilham.
Merekapun duduk di kursi meja makan.
Tak berapa lama, masakan pun matang dan mereka pun makan bersama.
"Ayah, Bunda, kok makanan Reyhan agak hambar ya?" ucap Reyhan mempertanyakan rasa makanannya yg agak hambar.
"Iya Nak, kata Revan, kamu nggak boleh makan masakan yang mengandung banyak garam, jadi Bunda sengaja membuatkan makanan untukmu yang rasanya agak hambar," kata Ayah.
"O jadi begitu ya Ayah,"
"Iya Han. Nggak papa kan Han?"
"Iya nggak papa kok Ayah,"ucap Reyhan sambil tersenyum. Ayah, Bunda, Raka dan Ilham juga tersenyum mendengar jawaban Ilham.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKAT
Teen FictionMenceritakan tentang anak yang bernama Reyhan