Part 14

652 71 21
                                    

"Putra Ayah dan Bunda yang satu ini asik banget makan cokelat hasil malaknya," ucap Ayah yang di sertai tawa kecil. Bunda, Raka dan Ilham pun juga ikut tertawa mendengar ucapan Ayah.

Reyhan seketika menghentikan kegiatan makan cokelatnya saat mendengar Ayah menegurnya.

"Hehehe Ayah bisa aja. Enak lho Yah cokelat hasil malaknya," ucap Reyhan cengengesan.

Ayah, Bunda, Raka dan Ilham tertawa mendengar kata-kata Reyhan.

"Eh iya Reyhan lupa nawarin. Ayah, Bunda, Kakak-kakak nih kalau mau" ucap Reyhan tertawa kecil sambil menyodorkan kresek putih yang berisi 9 cokelat.

"Udah untuk kamu aja Han," ucap Ayah, Bunda, Raka dan Ilham

"Kok Ayah, Bunda, Kak Raka dan Kak Ilham nggak mau sih," ucap Reyhan cemberut.

"Udah Han, kamu jangan cemberut gitu dong. Kami mengalah karena agar kamu puas makannya, kan waktu kamu sakit, kamu nggak bebas makan apapun. Kalau kami kan bebas makan apa yang kami inginkkan," ucap Raka tersenyum sembari mengelus kepala Reyhan penuh kasih.

"Iya Han, benar apa yang di katakan Kakakmu," ucap Bunda tersenyum.

Perkataan Raka dan Bunda pun di setujui oleh Ayah dan Ilham.

"Nggak papa, Ayah, Bunda, Kakak-kakak kalau mau silahkan ambil, ini kan banyak, masa Reyhan makan sendiri," ucap Reyhan tersenyum.

"Udah untuk Reyhan aja ya," ucap Ayah, Bunda, Raka dan Ilham berbarengan.

"Ikhlas nih?" Reyhan.

"Ikhlas dong sayang," Ayah, Bunda, Ilham dan Raka.

"Makasih ya Ayah, Bunda, Kak Raka, Kak Ilham. Reyhan sayang kalian,"  ucap Reyhan tersenyum.

"Iya sama-sama sayang. Kami juga sayang kamu," timpal Ayah.

Ayah, Bunda, Raka dan Ilham pun memeluk Reyhan.

Beberapa saat kemudian mereka melepas pelukan mereka.

"Kak Ilham, Kak Raka, kita jalan-jalan yuk, beli siomay. Reyhan kan udah lama banget nggak makan siomay. Nanti Reyhan traktir deh," ucap Reyhan.

"Ayo Han. Tapi kamu nggak usah traktir kami. Aku aja yang traktir," Raka.

"Nggak usah, biar Kakak aja yang traktir kalian siomay," Ilham.

"Enggak usah Kak, kan tadi Kak Raka dan Kak Ilham udah beliin Reyhan cokelat. Masa Kakak berdua traktir Reyhan lagi, nggak ah Reyhan nggak mau. Reyhan maunya yang traktir itu Reyhan," Reyhan.

"Ya udah deh kalau itu maumu. Ya udah yuk berangkat," Ilham.

"Ayo kak," Reyhan, Raka.

"Ayah, Bunda/Om, Tante, kami pamit dulu ya," ucap Reyhan, Raka, Ilham. Ketiganya salim dan mencium pipi Ayah dan Bunda.

"Iya kalian hati-hati ya," Ayah, Bunda.

"Iya Ayah, Bunda/Om, Tante, Assalamualaikum," Reyhan, Raka, Ilham.

"Waallaikumsalam," Ayah, Bunda.

Ketiganya pun bergegas pergi.

"Bunda bahagia banget Yah, melihat Raka dan Ilham tetap menyayangi Reyhan, walau mereka tau Reyhan hanya saudara angkat. Bahkan mereka berdua kesannya memanjakan Reyhan," ucap Bunda tersenyum bahagia.

"Iya Bunda, Ayah juga bersyukur, mereka nggak  mempedulikan status Reyhan yang hanya saudara angkat," Ayah juga tersenyum bahagia.

"Iya Ayah," Bunda.

***

Reyhan, Raka dan Ilham telah sampai di ujung komplek. Mereka menuju ke tempat Paman Ujang berjualan.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang