Part 3

774 88 5
                                    

"Paman, sini Reyhan bantuin," kata Reyhan sambil membawakan alat pel, sapu dan ember yang tadi di gunakan petugas itu.

"Eh nggak usah Mas Reyhan, ini kotor lho," tolak petugas kebersihan itu.

"Nggak papa Paman, nanti kan Reyhan bisa cuci tangan," ucap Reyhan sambil tersenyum.

Akhirnya petugas kebersihan tadi menyerahkannya dan dia membawa peralatan lainnya. Setelah selesai, Reyhan kemudian berpamitan.

"Mas Reyhan, Terima kasih ya udah bantuin Paman," Ucap petugas kebersihan itu.

"Iya Paman, sama-sama," Ucap Reyhan.

"Em...Paman semua, dan Bibi semua, Reyhan pamit ya. Reyhan mau ke Ayah. Assalamualaikum," Sambung Reyhan.

"Iya Mas Reyhan, silahkan. Waalaikumsalam," Ucap semuanya. Reyhan pun mengangguk dan
Reyhan berjalan menuju ke wastafel untuk cuci tangan dan segera menuju ke ruangan Ayahnya.

"Mas Reyhan ya benar-benar anak yang sholeh dan tidak sombong, mau membantu dan mau bergaul dengan siapa saja tanpa memandang kaya dan miskin," ucap petugas itu pada teman-temannya.

"Iya benar, pantas saja ya siapa saja sayang padanya," semua mengangguk setuju.

***

Reyhan telah sampai di ruangan Ayahnya. Reyhan memutuskan bertanya pada sekretaris Ayahnya sekaligus kakak sepupunya. Dia takut kalau Ayahnya sedang sibuk dan Reyhan mengganggu.

"Assalamualaikum Kak Ilham," Reyhan.

"Waalaikumsalam Reyhan, ada apa?" Ilham.

"Kak, Ayah sibuk tidak?" Reyhan.

"Om sedang tidak sibuk, kamu masuk aja," Ilham.

"Oh iya Kak, terima kasih ya," ucap Reyhan sambil tersenyum manis.

"Sama-sama Reyhan," ucap Ilham sambil membalas senyuman Reyhan.

Reyhan pun mengetuk pintu ruangan Ayahnya.
Tok...tok...tok

"Masuk," terdengar suara Ayah dari dalam mempersilahkannya masuk.
Reyhan pun membuka pintu.

"Assalamualaikum Ayah," Reyhan.

"Waalaikumsalam sayang, kamu kok ke sini?" Ucap Ayah.

"Oh iya sini duduk," sambung Ayah.

"Iya Ayah," Reyhan menuju ke sofa yang sedang diduduki Ayah.

"Kamu udah makan?" Ayah.

Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Ya udah tunggu sebentar, Ayah pesankan makanan dulu ya. Kamu mau apa?" Ayah.

"Nggak usah Ayah, Reyhan belum lapar. Reyhan kesini karena Reyhan hanya ingin pulang bareng Ayah," Reyhan.

"Tumben Nak, nggak biasanya kamu seperti ini. Biasanya kan kamu itu kalau ke kantor Ayah, pasti kamu minta Ayah traktir dan pulang sendiri. Ini kok mau Ayah traktir, kamu nggak mau. Dan maunya pulang sama Ayah. Memang ada apa sayang?" ucap Ayah sambil mengelus rambut Reyhan.

"Sebenarnya ada yang mau Reyhan sampaikan pada Ayah. Eh tidak hanya pada Ayah, tapi juga pada Bunda," Reyhan.

"Memang apa sih, Nak? Kamu bikin Ayah penasaran. Nggak bisa gitu kamu cerita dulu ke Ayah?" Ayah.

"Tidak bisa Ayah, nanti kalau Reyhan cerita sekarang, nggak praktis hehe," Reyhan.

Ayah tersenyum saja mendengar kata-kata Reyhan.

"Ya udah, kebetulan Ayah hari ini sudah tidak sibuk, Ayah akan pulang sekarang bersama kamu," Ayah.

"Terima kasih Ayah," Reyhan begitu bahagia dan memeluk Ayah, yang dibalas pelukan oleh Ayah.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang