Di tempat cuci piring
"Bunda, besok aku boleh sekolahkan?" tanya Raka.
"Sayang, kamu nggak boleh sekolah dulu ya, kan kamu baru tadi pulang dari Rumah Sakit. Lusa aja ya kamu masuk sekolahnya," kata Bunda sambil mengelus kepala Raka dan mencium pucuk kepala Raka.
"Iya Bunda," ucap Raka tersenyum bahagia karena mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Bunda.
Akhirnya Raka dan Bunda telah selesai mencuci piring. Mereka kemudian menuju ke kamar Reyhan untuk melihat Reyhan.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum Reyhan, ini Bunda dan Raka, Nak," Bunda mengetuk pintu dan mengucap salam tapi tidak ada jawaban dari Reyhan.
"Bunda, kok nggak ada jawaban dari Reyhan ya, apa Reyhan udah tidur," Raka.
"Mungkin saja Nak," ucap Bunda.
Raka mencoba membuka pintu kamar Reyhan. Ternyata pintunya tidak terkunci.
"Bunda, pintunya nggak di kunci, ayo kita masuk," ajak Raka. Bunda dan Raka pun masuk. Mereka melihat Reyhan tengah memejamkan mata, tapi kelihatan gelisah dan berkeringat tidak semestinya.
Bunda dan Raka segera mendekati Reyhan dan menyentuh dahi Reyhan untuk mengecek suhu tubuh Reyhan.
"Astaghfirullahaladzim Nak, Reyhan demam," kata Bunda pada Raka.
"Bunda, aku ambil kompresan dulu ya," Raka.
"Iya Nak, cepet ya Nak," ucap Bunda.
"Iya Bunda," ucap Raka.
Raka pun berdiri dari posisi duduknya dan hendak melangkah keluar kamar Reyhan.
Tapi belum sampai Raka melangkahkan kakinya, Reyhan terbangun dan dia dengan suara lemah berkata
"Bunda, Raka, nggak usah ambil kompresan, tolong ambilin obat penurun demam aja di laci meja belajar Reyhan. Om Revan juga ngasih obat pereda demam," ucap Reyhan dengan nada lemah.
"Iya Han," Raka mendekat ke meja belajar Reyhan dan membuka lacinya, Raka mencari obat pereda demam. Raka menemukan obat pereda demam itu dan memberikannya pada Bunda.
"Ini Bunda obatnya," Raka.
"Iya terima kasih sayang," Bunda.
"Iya sama-sama Bunda," Raka.
Bunda menerima obat itu dan membangunkan Reyhan dari baringannya kemudian menyangga tubuh Reyhan. Bunda meminumkan obatnya. Setelah itu Raka membantu minum Reyhan.
Bunda pun kembali membaringkan Reyhan."Ya udah sekarang kamu tidur, Bunda akan nemenin kamu," Bunda.
"Iya Han, aku juga akan di sini," Raka.
Reyhan mengangguk dan mulai memejamkan matanya."Terima kasih Bunda, Raka," ucap Reyhan dengan tetap memejamkan matanya. Belum sempat Bunda dan Raka menjawab ucapan terima kasihnya, Bunda dan Raka melihat Reyhan sudah tertidur.
Bunda dan Raka tersenyum melihatnya."Bunda, belum kita jawab ucapan terima kasihnya, eh Reyhan udah tidur aja hehe," ucap Raka sambil tertawa pelan.
"Iya Ka," ucap Bunda tersenyum geli.
"Ya udah lah biarin Reyhan istirahat, kamu juga sana istirahat, kalau kamu ingin menemani Reyhan, nggak papa kok, kamu tidur aja di samping Kiri Reyhan," Bunda.
"Lalu Bunda bagaimana tidurnya?" Raka.
"Nanti Bunda tidur di kamar Bunda kok Ka, tapi nanti setelah Bunda menyeka keringat adikmu ini," Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKAT
Teen FictionMenceritakan tentang anak yang bernama Reyhan