Sesampainya di rumah. Ayah turun dan membuka pintu mobil bagian tengah, dan menggendong Reyhan.
Setelah Reyhan di gendong Ayah, Raka turun dan membawa tas dan jaket Reyhan.
"Assalamualaikum," Ayah, Raka.
"Waalaikumsalam," Bunda.
Bunda membuka pintu dan terkejut saat melihat Reyhan di gendong belakang oleh Ayah.
"Lho Ka, Yah, Reyhan kenapa?" ujar Bunda dengan nada khawatir.
"Reyhan hanya ketiduran kok Bunda. Tadi kata Raka, di sekolah, Reyhan nggak ikut pelajaran karena perut bagian kanannya kembali nyeri. Jadi tadi Reyhan di UKS. Tapi Bunda tenang aja ya, Reyhan udah nggak papa kok," ucap Ayah menenangkan Bunda.
"Alhamdulillah kalau gitu Yah," Bunda.
"Iya Bunda. Ya udah Ayah bawa Reyhan ke kamarnya ya, agar Reyhan lebih nyaman tidurnya," Ayah.
"Iya Yah. Ayah, tolong ya Reyhan di gantiin baju Yah. Karena kalau Reyhan tidur masih pakai baju seragam, pasti tidurnya tetep nggak nyaman. Ya walau yang di pakai sekarang itu baju olahraga sih, tapi tetap saja pasti nggak nyaman tidurnya," Bunda.
"Iya Bunda. Nanti Ayah gantiin baju Reyhan. Ya udah Ayah ke atas dulu ya," Ayah.
Bunda mengangguk.
"Ayo Ka, kita ke atas," Ayah.
"Iya Yah, ayo," Raka.
"Bunda, Raka ganti baju dulu ya," Raka.
"Iya Ka," Bunda.
Mereka menaiki tangga. Ayah berjalan sangat pelan karena Ayah menggendong Reyhan.
Sampai di atas, Raka menuju kamarnya sedangkan Ayah menuju ke kamar Reyhan.
"Ayah, aku ganti baju dulu ya," Raka.
"Iya Ka," Ayah.
***
Sampai di kamar, Ayah membaringkan Reyhan dengan hati-hati, agar Reyhan tidurnya nggak terganggu.
Setelah itu Ayah mengambil baju ganti Reyhan. Ayah segera menghampiri Reyhan dan mengganti baju olahraga Reyhan dengan baju biasa.
Ayah memakaikan Reyhan kaos lengan panjang dan celana panjang warna hitam. Ayah selesai dengan kegiatannya itu. Ayah kemudian mencium dahi Reyhan.
"Semoga kamu lekas mendapatkan ginjal yang cocok ya Han, agar kamu nggak menderita lagi seperti sekarang. Ayah sangat sayang padamu, walau kamu hanya putra angkat ayah. Tapi Ayah udah anggap kamu seperti putra kandung Ayah sendiri. Ayah nggak tega melihatmu menderita," ucap Ayah pelan sembari membelai kepala Reyhan.
Ayah kemudian mendudukkan dirinya di samping Reyhan. Ayah melihat Reyhan seperti menahan rasa sakit walau Reyhan masih dalam keadaan tertidur.
Ayahpun mengelus perut kanan Reyhan secara perlahan. Agar Reyhan merasa nyaman. Akhirnya terbukti, Reyhan sudah kelihatan tenang dalam tidurnya.
"Assalamualaikum," Bunda dan Raka.
"Waalaikumsalam, eh Bunda dan Raka," Ayah.
"Iya ini kami Yah," Bunda, Raka.
"Gimana Reyhan, Yah?" Raka.
"Sepertinya Reyhan merasakan sakit lagi. Tadi tidurnya agak gelisah. Tapi setelah Ayah mengelus perutnya secara perlahan, Reyhan tidurnya tenang lagi," Ayah.
"Kasihan Reyhan ya Yah. Bunda nggak tega lihatnya," ucap Bunda dengan nada sedih.
"Iya Bunda," Ayah.
"Aku juga nggak tega lihatnya. Apalagi tadi di sekolah lebih dari itu," ucap Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKAT
Teen FictionMenceritakan tentang anak yang bernama Reyhan