Part 15

629 75 18
                                    

Ayah dan Bunda duduk di samping kanan ranjang tempat Reyhan berbaring. Sedangkan Raka dan Ilham berdiri di sebelah kiri ranjang Reyhan.
Bunda membelai kepala Reyhan sambil terus menangis. Ayah mencoba menenangkannya.

"Udah Bunda, jangan nangis terus. Ayah yakin Reyhan bisa melewati semua ini. Bukankah Reyhan itu anak yang kuat," ucap Ayah.

"Iya Ayah, Ayah benar. Bunda akan mencoba tidak menangis lagi," ucap Bunda seraya mengelap air matanya.
Ayah tersenyum.

"Ayah, Bunda, Kak, lihat Adik udah mulai sadar, adik mulai membuka matanya," Ucap Raka dengan gembira. Ayah, Bunda dan Ilham langsung melihat ke arah Reyhan. Mereka semua tersenyum bahagia, karena Reyhan telah bangun dari pingsannya.

"Alhamdulillah, Ya Allah terima kasih, akhirnya Reyhan sadar," ucap Ayah, Bunda, Raka dan Ilham bersyukur.

"Ayah, Bunda, Kak Raka, Kak Ilham, Reyhan di rumah sakit ya?" tanya Reyhan dengan nada lemas.

"Iya Nak, tadi kamu mendadak pingsan," ucap Ayah sambil menggenggam tangan Reyhan yang terdapat infus.

"Maafkan Reyhan, udah bikin Ayah, Bunda dan Kakak-kakak khawatir," Reyhan.

"Iya nggak papa Nak, ini semua bukan salahmu," ucap Bunda yang di angguki oleh Ayah, Raka dan Ilham.

"O iya aku mau nyari Om Revan dan ngasih tau kalau Reyhan udah bangun," ucap Raka.

"Kakak ikut Ka," ucap Ilham.

"Ayo Kak. Ayah, Bunda, Reyhan, kami keluar dulu ya," Raka.

"Iya Ka, Ham/iya Kak," Ayah, Bunda, Reyhan.

"Assalamualaikum," Raka, Ilham.

"Waalaikumsalam," Ayah, Bunda, Reyhan.

Raka dan Ilham segera keluar ruang IGD untuk mencari dokter Revan.

"Nak, sekarang apa yang kamu rasakan?" tanya Bunda.

"Pusing Yah, Bund, perut Reyhan juga rasanya nggak nyaman. Tapi rasa sakitnya nggak seperti tadi, ini Alhamdulillah rasa sakitnya udah berkurang," ucap Reyhan tersenyum manis.

"Alhamdulillah kalau gitu Han," Ayah, Bunda juga tersenyum.

"Iya Ayah, Bunda," ucap Reyhan.

Raka dan Ilham kembali ke ruang IGD bersama dokter Revan.

"Assalamualaikum," Raka, Ilham, dokter Revan.

"Wa'alaikumsalam," Reyhan, Ayah, Bunda.

"Mas, Mbak, aku akan periksa Reyhan," dokter Revan.

"Iya Revan, silahkan," ucap Ayah dan Bunda bangkit dari duduknya dan menyingkirkan kursi, agar dokter Revan leluasa memeriksa Reyhan.
Dokter Revan mendekati Reyhan.

"Reyhan, Om periksa dulu ya," dokter Revan.

"Iya Om," Reyhan.

Dokter Revan mulai memeriksa Reyhan. Dokter Revan melepas masker oksigen yang di kenakan Reyhan. Serta menghentikan laju cairan infus dan melepaskannya dengan pelan. Setelah itu dokter Revan mengoleskan cairan alkohol dan memplester luka bekas tusukan jarum infus itu.

"Revan, bagaimana keadaan Reyhan?" tanya Ayah mewakili semuanya.

"Keadaannya masih lemah, tapi Alhamdulillah keadaan Reyhan sudah lebih baik. Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Dan Reyhan sudah boleh pulang," ucap dokter Revan tersenyum.

"Alhamdulillah," ucap Reyhan, Ayah, Bunda, Raka dan Ilham.

"Apa kami harus nebus obat lagi?" Ayah.

"Obat yang aku berikan kemarin masih ada kan Mas?" dokter Revan.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang