"Ya Allah, terima kasih Engkau telah mempertemukan kembali hamba dengan kedua orang tua hamba," ucap Reyhan didalam hati dan tersenyum bahagia.
Bunda yang menyadari Reyhan telah bangun dan mendadak tersenyum bahagia pun bertanya pada Reyhan.
"Nak, kamu udah bangun?," Bunda.
"Udah Bunda," ucap Reyhan masih dengan tersenyum.
"Emmm....Bunda lihat kamu senyum-senyum sendiri, kenapa Nak? Ayo cerita ke Bunda sayang," ucap Bunda seraya mengelus kepala Reyhan.
"Reyhan sedang bahagia Bunda, Reyhan mimpi bertemu dengan kedua orang tua kandung Reyhan di taman bunga tulip. Beliau berdua mendoakan kesembuhan Reyhan dan beliau berdua titip ucapan terima kasih pada Ayah, Bunda, Raka dan semuanya karena sudah menyayangi Reyhan," ucap Reyhan tersenyum.
"Alhamdulillah beliau mendoakanmu, Nak. Bunda yakin kamu pasti sembuh," Bunda.
"Aamiin," Reyhan.
" Soal Ayah, Bunda dan semuanya menyayangimu, beliau berdua tidak perlu mengucapkan terima kasih, karena itu sudah menjadi kewajiban Ayah dan Bunda sebagai pengganti Ayah Yudhi dan Bunda Amel. Seharusnya Ayah dan Bunda lah yang harus berterima kasih pada Ayah Yudhi dan Bunda Amel karena beliau berdua sudah mempercayai kami untuk merawat putranya yang baik hati ini," ucap Bunda tersenyum sambil menoel hidung mancung Reyhan.
"Iya Bunda," ucap Reyhan sambil
membalas senyuman Bunda seraya memeluk Bunda. Bunda pun membalas pelukan Reyhan. Bunda membelai rambut dan punggung Reyhan.Setelah beberapa saat mereka saling melepaskan pelukan mereka.
"O iya Bunda, Ayah dimana?" Reyhan celingak-celinguk mencari keberadaan Ayahnya.
"Ayah tadi dapet telepon dari kantor, kata Ayah, klien nya ngajak ketemu hari ini. Jadi Ayah sekarang sedang berada di kantor," Bunda.
"O....kalau kak Ilham dan Raka, Bund?" Reyhan.
"Raka sedang main air tuh dibelakang, kalau Kak Ilham ikut Ayah ke kantor, kan Kakakmu sebagai sekretaris juga harus ikut ketemu klien," Bunda.
"O...iya, Reyhan lupa kalau kak Ilham itu sekretaris Ayah," Reyhan.
"Dasar putra Bunda, masih remaja udah pelupa," ucap Bunda sambil menoel hidung Reyhan. Reyhan pun melihat Bunda sambil cengengesan.
"Bunda, Reyhan boleh ya ikut Raka main air, kan udah lama Reyhan nggak main air," Reyhan.
"Nak, kamu masih sakit, sebaiknya jangan dulu ya," ucap Bunda.
"Ayolah Bunda, izinin Reyhan ya," Reyhan mulai mengeluarkan jurus ampuhnya yaitu merengek.
Bunda yang mendengar rengekan Reyhan mulai tidak tega dan akhirnya mengizinkan."Ya udah Bunda izinin, asal kamu celupin kaki kamu aja ya, jangan berenang karena kamu masih sakit," Bunda.
"Iya Bunda, makasih Bunda, Reyhan sayang Bunda," Reyhan memeluk Bunda.
"Iya sama-sama sayang. Ya udah yuk Bunda anterin kamu ke halaman belakang," Bunda.
"Iya ayo Bunda," Reyhan.
***
Mereka pun telah sampai di halaman belakang.
"Raka sayang, Reyhan mau ikut kamu main air nih, tolong di jaga ya, Bunda mau angkat jemuran dulu," Bunda.
"Iya Bunda," Raka.
Raka pun mendekati Reyhan.
"Ayo Han, sini," ucap Raka sambil mengambil alih Reyhan dari Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKAT
Teen FictionMenceritakan tentang anak yang bernama Reyhan