Part 4

704 79 5
                                    

Pak Darmin sampai di rumah, dan segera menuju ke kamar Reyhan.

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum," Pak Darmin.

"Waalaikumsalam," balas Ayah sambil membuka pintu.

"Tuan, ini obatnya Den Reyhan, semuanya ada 4 macam, diminum setelah makan 3 kali sehari. Dan ini uang sisanya 200 ribu," ujar Pak Darmin seraya menyodorkan plastik berisi obat dan uang sisa.

"Terima kasih ya Pak," ucap Ayah seraya menerima uang dan plastik bungkus obat.

"Sama-sama Tuan, kalau begitu saya kembali ke kamar ya, Tuan," Pak Darmin.

"Iya Pak. Eh Pak tunggu," Ayah.

"Ada apa Tuan?" Pak Darmin.

"Ini sisa uangnya untuk Bapak," ucap Ayah dengan menyodorkan uang sisa tadi.

"Maaf Tuan, tidak usah, saya ikhlas kok," tolak Pak Darmin, dia mendorong pelan tangan Ayah yang menyodorkan uang itu.

"Tapi Pak," Ayah.

"Benar Tuan, uangnya di simpan saja untuk Den Reyhan," ucap Pak Darmin sambil tersenyum.

"Ya sudah kalau begitu, sekali lagi terima kasih ya Pak" ucap Ayah tersenyum.

"Iya Tuan, sama-sama, ini sudah menjadi kewajiban saya. Saya permisi ya Tuan,"  Pak Darmin.

"Iya Pak," Ayah.

Ayah kembali masuk ke kamar Reyhan, kemudian meletakkan obat Reyhan di meja belajar Reyhan, setelahnya beranjak menuju sofa untuk tidur. Sedangkan Bunda menemani Reyhan di samping Reyhan.

Adzan subuh berkumandang, Reyhan terbangun dari tidurnya lebih tepatnya dari pingsannya.

"Alhamdulillah udah adzan Subuh, Reyhan mau ambil wudhu terus sholat," saat Reyhan hendak bangun dari baringannya, Bunda terbangun.

"Alhamdulillah Reyhan, kamu sudah bangun, Nak?" Bunda.

"Iya Bunda," Reyhan.

"Kamu mau kemana? Sebaiknya kamu jangan beranjak dulu dari baringanmu, kamu semalam demam tinggi, sekarang pun kamu masih demam, walau tidak separah tadi malam," ucap Bunda.

"Reyhan mau wudhu, Bunda. Reyhan mau sholat subuh," Reyhan.

"Reyhan kuat? Kalau Reyhan nggak kuat, Reyhan sholatnya sambil baring aja ya,"  Bunda.

"Insya Allah Reyhan kuat, Bunda. Bunda, tolong anterin Reyhan ke kamar mandi ya, mau wudhu, soalnya Reyhan masih pusing," Reyhan.

"Ya udah Bunda anterin ya," Bunda.

Kemudian Bunda menuntun Reyhan ke kamar mandi. Setelah Reyhan berwudhu, Bunda menuntunnya kembali ke tempat tidur Reyhan.
Setelah Bunda mendudukkan Reyhan ke kasurnya, Bunda membangunkan Ayah, untuk sholat berjamaah.

"Reyhan, Bunda bangunin Ayah dulu ya, kita sholat berjamaah, kamu duduk aja dulu di sini," Bunda.

"Iya Bunda," Reyhan.

Bunda kemudian mendekati Ayah yg sedang tidur di sofa.

"Ayah, bangun Ayah, udah subuh,"

Ayah terbangun dan bangun dari baringannya.

"Gimana keadaannya Reyhan, Bunda?" Ayah.

"Reyhan udah bangun, walau masih demam tapi demamnya tidak separah tadi malam.
Tuh Reyhan udah wudhu dan menunggu kita untuk sholat berjamaah," Bunda.

Ayah menoleh ke arah Reyhan. Reyhan tersenyum pada Ayah dan Bundanya. Ayahnya kemudian mendekati Reyhan.

"Reyhan, kamu udah bangun sayang? Ayah dan Bunda khawatir sekali saat tau kamu demam tinggi.
Tapi syukurlah sekarang keadaanmu tidak separah tadi malam," Ayah.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang