Part 8

545 72 2
                                    

Reyhan sedang sibuk mencuci peralatan makan dan peralatan masak. Sedangkan Raka duduk sambil memperhatikan Reyhan.
Beberapa saat kemudian, Reyhan selesai mencuci semua itu. Reyhan merapikan ke tempatnya masing-masing.

Setelah selesai Reyhan mengajak Raka ke teras.

"Ka, Reyhan udah selesai cuci piring nih, kita ke teras yuk, sambil makan cokelat kita tadi," Reyhan.

"Iya ayo Han. O iya, Ayah dan Bunda kemana ya?" Raka.

"Mungkin Ayah ada di ruang kerja, sedangkan Bunda di kamar," Reyhan.

"Oh...," Raka.

Mereka berjalan ke arah meja makan, dimana mereka meletakkan cokelatnya tadi. Dan setelahnya mereka berdua keluar menuju teras.
Reyhan dan Raka menghabiskan cokelatnya sambil ngobrol.

"Ka, Reyhan minta maaf ya," Reyhan.

"Lho Han, kamu kan nggak pernah salah padaku, jadi ngapain kamu minta maaf segala?" ucap Raka heran pada Reyhan yang tiba-tiba meminta maaf.

"Reyhan punya salah padamu, Ka. Reyhan dari bayi udah merebut posisimu di rumah ini. Seharusnya yang sejak bayi bersama Ayah dan Bunda adalah kamu, bukan Reyhan," Reyhan.

Raka yang mendengar pernyataan Reyhan pun tersenyum dan menepuk pelan punggung Reyhan.

"Han, kamu nggak salah kok. Kamu sama sekali nggak merebut posisiku di rumah ini. Ini semua merupakan kehendak dari Allah SWT. Jadi kamu nggak usah merasa bersalah lagi ya," Raka.

"Iya Ka," ucap Reyhan tersenyum.

"Alhamdulillah, apa yang Reyhan takutkan selama ini tidak terjadi. Raka ternyata tetap menyayangi Reyhan. Terima kasih ya Allah, Engkau telah memberi hamba saudara dan orang tua yang menyayangi hamba dengan setulus hati. Walau mereka bukan orang tua dan saudara kandung hamba, tapi mereka sangat baik pada hamba," ucap Reyhan dalam hati.

"Nah gitu dong," Raka.

Ayah dan Bunda yang sudah berada di dekat pintu merasa terharu mendengar kata-kata mereka.

"Syukurlah ya Yah, mereka saling menyayangi," Bunda.

"Iya Bunda," Ayah.

Ayah dan Bunda mendekati kedua putranya.

"Putra-putra Ayah dan Bunda ternyata di sini," Ayah.

"Iya Ayah, Bunda, kami bosan di dalam rumah. Apalagi Reyhan yang sebelum ada Raka, jam segini udah di kamar," Reyhan.

"Iya ya Reyhan, kamu biasanya jam segini lanjut belajar, karena nggak punya teman sebaya di rumah. Sekarang ada Raka yang menemanimu," Bunda.

"Iya Bunda," Reyhan mengangguk dan tersenyum.

Mereka semua membalas senyuman Reyhan.

"Jadi biasanya jam segini kamu belajar lagi ya? Kamu rajin banget Han," Raka.

"Iya Ka, karena Reyhan di rumah nggak ada teman main. Ayah dan Bunda kan nggak mungkin Reyhan ajak main. Jadinya Reyhan gunain untuk belajar. Jadi bukannya karena Reyhan rajin, Ka, hehehe," ucap Reyhan sambil tertawa pelan.

Ketiganya ikut tertawa.

"Terima kasih ya Ayah, Bunda, Raka, kalian sudah menyayangi Reyhan dengan tulus," Reyhan.

"Iya Han, sama-sama," ucap Ayah, Bunda dan Raka.

"Terima kasih juga ya Han, kamu telah menemukan putra kami yang telah lama hilang," Ayah Bunda.

"Iya Ayah, Bunda, sama-sama. Itu semua bentuk balas budi Reyhan pada Ayah dan Bunda," Reyhan.

Mereka bertiga pun memeluk Reyhan.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang