Part 18 (Tamat)

974 102 37
                                    

Pagi harinya suara adzan subuh berkumandang, Ayah segera bangun dan membangunkan Bunda. Ya... Ayah dan Bunda sengaja tidur di kamar Reyhan.

"Bunda, bangun udah subuh," ucap Ayah.

"Iya Ayah," ucap Bunda masih dengan wajah lesunya.

"Reyhan masih tidur ya?" Bunda.

"Iya Bunda, udah biarin aja Reyhan istirahat. Kita sholat dulu yuk," Ayah.

"Iya Ayah," Bunda.

Keduanya meninggalkan kamar Reyhan. Mereka berpapasan dengan Raka dan Ilham yang juga menuju ke arah tangga.

"Eh kalian udah bangun?" Ayah, Bunda.

"Udah Ayah, Bunda/Om, Tante," Raka, Ilham.

"Om, Tante, Reyhan belum bangun?" Ilham.

"Belum Ham," Ayah.

"Ya udah biarin Reyhan istirahat, Om, Tante," Ilham.

"Iya Ham. Ya udah ayo kita sholat subuh berjamaah," Ayah.

"Ayo Om," Ilham.

Keempatnya sampai di tempat wudhu, mereka bergantian mengambil wudhu.

***

Di kamar Reyhan

Reyhan terbangun dari tidurnya. Reyhan melihat kearah jam.

"Udah waktunya sholat subuh. Reyhan sholat dulu ah, tapi sebelumnya Reyhan mau mandi dulu biar seger," ucap Reyhan dalam hati.

Reyhan beranjak dari baringannya. Dan berjalan pelan menuju almari, Reyhan mengambil pakaian ganti dan segera ke kamar mandi.

Reyhan berjalan pelan karena sebenarnya Reyhan masih merasakan pusing.

Sampai di kamar mandi, Reyhan segera mandi dan setelah selesai mandi Reyhan berpakaian kemudian berwudhu.

Setelah semuanya selesai, Reyhan keluar kamar mandi dan berjalan menuju almari.

Reyhan mengambil peci, sarung dan sajadahnya.

Reyhan segera mengenakan sarung dan pecinya. Reyhan menggelar sajadahnya dan segera menunaikan sholat. Beberapa saat kemudian, Reyhan selesai menunaikan sholat.

"Alhamdulillah udah sholat," ucap Reyhan.

Reyhan beranjak berdiri, tapi saat Reyhan sudah berdiri, Reyhan merasakan pusing dan perutnya nyeri, hingga tubuhnya terhuyung. Dengan cepat Reyhan memegang meja belajarnya.

"Astaghfirullah, kepala dan perut Reyhan sakit banget. Ya Allah, Reyhan mohon kuatkan Reyhan," ucap Reyhan. Reyhan merasakan kepalanya semakin sakit dan perutnnya juga semakin nyeri. Reyhan mencoba menahannya.

Tapi ternyata Reyhan sudah tidak kuat menahan sakitnya, dan tak berapa lama pegangan tangannya ke meja belajarnya terlepas, karena Reyhan jatuh pingsan. Reyhan terbaring di lantai dekat dengan sajadahnya.

Ayah, Bunda, Raka dan Ilham yang sudah menyelesaikan sholatnya segera menuju ke kamar Reyhan.

Mereka langsung masuk karena mereka taunya Reyhan sedang tertidur.

Sampai di dalam kamar Reyhan, mereka terkejut saat mendapati Reyhan yang sudah terbaring di lantai dengan masih mengenakan peci dan sarung.

"Reyhan!" Teriak Ayah, Bunda, Raka dan Ilham. Mereka berlari mendekati Reyhan.

"Reyhan, bangun Nak," ucap Ayah sambil memangku kepala Reyhan. Dan menepuk pelan pipi Reyhan. Tetapi Reyhan tidak bereaksi sama sekali.

"Ayah, kita bawa Reyhan ke Rumah Sakit aja yuk. Bunda takut Reyhan kenapa-kenapa," ucap Bunda yang sudah menangis.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang