Part 16

580 74 19
                                    

Tiga hari kemudian

Reyhan dan Raka telah rapi menggunakan seragam putih birunya.
Mereka turun menuju meja makan.

"Pagi Ayah, Bunda, Kak Ilham," ucap Reyhan dan Raka bersamaan.

"Pagi juga sayang," Ayah, Bunda dan Ilham.

Reyhan dan Raka bergantian mencium pipi Ayah dan Bunda. Ayah dan Bunda juga mencium pipi Reyhan dan Raka.

Setelah itu Reyhan dan Raka duduk di kursi masing-masing.

"Reyhan, kamu yakin udah mau sekolah?" Ayah.

"Iya Ayah, Insya Allah Reyhan udah nggak papa," Reyhan.

"Ya udah Ayah percaya padamu," Ayah tersenyum.

"Terima kasih Ayah," Ucap Reyhan sambil tersenyum.

"Sama-sama sayang," Ayah.

"Tapi kalau kamu merasa nggak enak badan, kamu bilang ke kakakmu ya Han," ucap Bunda.

"Iya Bunda," ucap Reyhan tersenyum.

"Tenang Yah, aku akan jaga adik. Jadi Ayah dan Bunda nggak usah khawatir ya,"Raka.

"Iya Nak, terima kasih ya," ucap Ayah dan Bunda.

"Iya sama-sama Ayah, Bunda, ini udah kewajibanku juga menjaga adik," Raka tersenyum.

"Iya Nak," Ayah dan Bunda juga tersenyum.

"Ya udah, kita sekarang makan yuk, Ilham udah laper nih," ucap Ilham dengan wajah kelaparan.

"Kak Ilham itu lho, badannya kecil tapi makan terus. Entar lama-lama badan Kak Ilham kayak balon. Pasti lucu tuh kalau badan Kak Ilham berubah jadi kayak balon hahaha," ucap Reyhan sambil tertawa.

Ayah, Bunda dan Raka tertawa geli melihat wajah kelaparan Ilham dan mendengar ledekan Reyhan untuk Ilham.

"Ish nih anak ngeledek terus kerjaannya, minta di apain nih anak," ucap Ilham pura-pura jengkel.

"Minta di beliin cokelat yang banyak," Ucap Reyhan dengan senyumannya.

"Ish nih anak, malah minta cokelat yang banyak. Gratisan terus yang dipikirin," ucap Ilham dengan wajah sebalnya.

"Ya kan Reyhan emang paling suka tuh yang namanya gratisan hehehe," ucap Reyhan sambil cengengesan.

"Ih nih bocah," Ilham dengan nada geram.

"Hahaha," Reyhan bukannya takut malah makin ketawa lihat Ilham marah-marah.

"Udah-udah sekarang kita makan, keburu telat pergi ke sekolah dan ke kantornya," ucap Bunda.

"Iya Bunda/Tante," ucap Reyhan dan Ilham.

Bunda mengambilkan nasi dan lauk untuk Ayah, Reyhan, Raka, Ilham dan terakhir untuknya sendiri.

"Terima kasih Bunda/Tante," Ayah, Reyhan, Raka, Ilham.

"Iya sama-sama," Bunda.

"Sekarang Reyhan, kamu mimpin doa ya," Ayah.

"Iya Ayah," Reyhan.

Reyhan pun memimpin doa, setelah selesai doa mereka langsung makan.
Selesai sarapan mereka semua beranjak dari tempat duduk masing-masing.

"Om, Ilham ikut mobil Om aja ya, Ilham lagi malas nyetir nih," Ilham.

"Iya Ham. Ayo kita berangkat sekarang sekalian nganterin Reyhan dan Raka sekolah," ucap Ayah.

"Iya Om. Om, kalau Reyhan kasih kan aja di atap mobil. Jangan di kasih ijin di dalam mobil," Ilham.

"Ish Kak Ilham jahat, sama adiknya yang ganteng gini kok tega gitu," ucap Reyhan cemberut.

KETULUSAN HATI SAUDARA ANGKATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang