31. Sekali lagi maaf...

4.7K 286 95
                                    

Halo semuanya... maaf akhir-akhir ini lama updatenya... banyak tugas hehheeee
Mau ngasih tau 1 chapter lagi epilog yach *ngedipin mata*

Oh iya karena bentar lagi ni cerita selesai, aku mau ngenalin cerita baru nih. Judulnya "The Fault" dan "Love Me"
Kalo berminat silahkan baca kalo nggak yaudah gak papa heheee

Liat mulmednya yach hehheee
HAPPY READING ^^

===Tooeng ?===

"Dii."

Lirih Rafa. Cowok itu terus menatap sepasang bola mata didepanya. Kali ini jantungnya berdebar dengan kencang. Lama tak pernah ditemui wajah dari orang yang selama ini dirindukannya.

Diandra masih terdiam. Keterkejutan belum bisa menghilang dari raut wajahnya. Terlebih sepasang mata didepannya terus memandang kearahnya.

Diandra sadar saat ini jantungnya berdebar dengan kencang. Kedua telinganya pun bahkan bisa mendengar degub jantungnya saat ini.

Dialihkan perhatiannya dari sepasang mata yang terus menatapnya tanpa ada niatan untuk berpaling. Cewek itu menunduk mengamati berkasnya lekat-lekat. Tanpa sadar matanya tertuju oleh tumpukan map yang bercecer di depannya. Saat itulah kepalanya kembali terangkat.

"Maaf. Tapi sepertinya anda membawa berkas saya." Ucap Diandra sepontan membuat semua mata tertuju kearahnya.

Ian yang sedari tadi sedang mempresentasikan proyeknya kini beralih menatap adik kandungnya dengan alis terangkat.

"Maksud anda berkas ini?" Tanya Rafa mengangkat map yang tadi diletakkan diatas mejanya.

"Mungkin anda salah karna ini..." Rafa diam saat cowok itu membuka map yang ada ditanganya saat ini. Alisnya berkerut saat membaca tulisan yang ada didalamnya.

Diandra berdiri cewek itu mengulurkan tanganya untuk mengambil beberapa map ditangan Rafa. Lalu cewek itu kembali pada kursinya. Digesernya map yang tadi sempat dilihat Ian dan dinyatakan bahwa itu bukan berkasnya.

"Mungkin anda mencari ini. Maaf jika tadi saya lancang menabrak anda." Ucap Diandra tulus.

Cewek itu tau sekarang kenapa semua berkasnya ada ditangan Rafa ternyata orang yang tadi bertabrakan didepan pintu Lift adalah cowok itu, cowok yang berkasnya tertukar dengannya.

Rafa diam. Diamatinya Diandra. Cewek itu seakan tidak peduli dengan tatapan matanya karena sekarang ia sibuk dengan semua kertas yang sudah diletakkan diatas mejanya.

"Bisa saya lanjutkan?" Tanya Ian.

"Silahkan." Ujar Rafa.

=== Topeng ?===

"Itu?" Tanya Ian saat hanya ada dirinya dan Diandra diruang meeting.

Diandra hanya mengangguk. "Menurut kakak?"

Ian hanya mengedikan bahunya. Cowok itu duduk bersandar pada kursinya. Diamatinya Diandra yang kini tampak meyusun ulang semua kertas yang bertebaran. Ada satu kilatan dari matanya yang menunjukkan bahwa fikiran cewek itu sedang tidak berada disni.

"Lo nggak mau nemuin Rafa?" Tanya Ian pada akhirnya.

Pertanyaan itu membuat Diandra memberhentikan aktifitasnya untuk sejenak menatap Ian. Cewek itu menggeleng.

"Mungkin dia udah lupa."

"Dek kamu itu udah 25 tahun...."

Diandra menutup map terakhir yang telah selesai ia bereskan. Sejenak ditatapnya Ian yang sedang mengaitkan kesepuluh jarinya di depan meja.

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang