Hai hai kembali lagi saya...
Maap ya ngerusuh notif kalian heheheee...
O iya maaf juga kalo agak kayak ftv atau sinetron, bingung soalnya mau ngetik apa... happy reading ^^===Topeng?===
DIANDRA POV
Sialan tu Rafa, gue kira dia bercanda eh nggak taunya dia beneran , mana gue nggak dikejar lagi, Ugh Sebel gue, Enggak khawatir apa ama gue. Mana ni jalan sepi banget lagi , serem kan jadinya.
Gue udah ambil ancang - ancang untuk lari saat kedua tangan gue tiba tiba tercekal, gue menoleh. Seketika itu juga mata gue membulat sempurna, Dua orang bertubuh kekar udah berada di kanan dan kiri gue. Gara - gara sebel sama Rafa, gue jadi nggak peka kalo dari tadi gue diikutin.
"Kalian mau apa?" Tanya gue polos.
"Hanya menjalankan perintah." Ujar salah satu dari kedua manusia itu.
Gue nelen ludah. Siapapun tolong gue saat ini, gue pengen teriak tapi nggak bisa saat gue rasakan mulut gue dibekap dengan kain.
Rafa! Lo dimana! Teriak gue dalam hati.
Gue berontak ,tapi sama sekali nggak ngebuat dua manusia ini kewalahan, yang ada mereka malah narik gue menuju mobil Jeep hitam.
Pintu mobil Jeep terbuka, Seketika itu juga mata gue kembali membulat sempurna. Gue terpaku, gue membeku disana, sama sekali nggak bisa bergerak saat suntikan bius masuk kedalam kulit gue. Satu yang gue tahu, Devan berada di dalam mobil itu.
===Topeng ? ===
Rafa POV
Gue kejam ternyata ngusir Dii giu aja , tapi enggak, gue tetep ngawasin dia, gue menjalankan mobil sepelan mungkin agar Dii tetap berada dalam pantauan gue saat gue lihat kedua orang berbadan kekar mencekal kedua lengan Dii dan menyeretnya kearah mobil Jepp hitam, gue pingin banget kesana, dan nonjok kedua orang sialan itu.
Tapi Gue mengurungkan niat saat seseorang keluar dari Jeep. Serta merata pandangan gue menyipit , Devan. Ya cowok itu keluar dan membopong Dii masuk kedalam mobilnya diikuti kedua manusia tadi.
Didalam mobil gue hanya bisa menatap mereka,sambil mencengkaram setir dengan kuat, rahang gue terkatup, dan gue mengikuti kemana mobil Jeep itu pergi.
Udah sekitar 20 menit gue ngikutin mobil yang udah ilang dari pandangan gue 8 menit terakhir, tapi gue nggak mau panik karena gue tau kemana Devan ngebawa Dii.
Saat gue sampai di sebuah rumah besar yang tampak tak berpenghuni, disanalah gue ngeliat mobil itu berhenti, tebakan gue bener, kalo Devan ngebawa Dii ketempat itu.
Gue keluar dari mobil, Dengan langkah panjang gue menghampiri salah satu orang suruhan Devan.
BUKK!!!
Satu hantaman melayang ke pipinya, membuatnya terhuyung, semuanya menoleh kearah gue, bahkan Devan yang masih ngegendong Dii.
Gue ngeliat cowok itu dengan santai menurunkan Dii dan membaringkannya diatas rumput. Gue mengepalkan kedua tangan erat, Emosi gue benar - benar naik ke ubun - ubun dan perkelahian pun terjadi.
Dengan mudah gue ngelumpuhin setiap serangan kedua orang suruhan, dan dengan mudah juga mereka terkapar, Meskipun gue tahu sudut bibir gue udah ngeluarin darah itu artinya gue berhasil terpukul.
"RAFA!!!" Jerit Dii Gue menoleh kearah suara, tapi sial Devan udah melingkarkan tangannya pada leher Dii, bukannya apa - apa, cowok itu juga menggengam pisau yang diarahkan langsung kearah nadi Dii.
"Lo mau ngeliat temen lo ini mati?" Tantang Devan dengan senyuman meremehkan "Lo maju Diandra mati." Gue nelen ludah, jika yang berada dalam lingkaran tangan Devan bukan Dii mungkin gue bakal nerjang cowok brengsek itu, tapi sial , Dii yang ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Topeng ?
Fiksi Remajatopeng, semua orang disekitarku mengenakannya, sahabat sahabatku, kakak kandungku, musuh musuhku, bahkan aku juga mengenakannya. Bilang aku pengecut, aku tak akan marah, karena memang aku tak mau semua orang ,mengenal diriku sebagai aku, lucu meman...