27. It's Over

4.8K 279 61
                                    

Hai semuanya.... Apa kabar ? Ada yang nungguin kah?

Udah cuma mau nyapa doang hehehe... And mau ngasih tau kalo mulai dari chapter 28 sampai epilogue udah saya private... bagi yang belum memfollow akun ini tidak bisa melanjutkan membaca,,,terimakasih.

=== Topeng ? ===

BUG!!!

Leo terhuyung kebelakang hingga terjatuh berdebum dilantai.

"Kita sama-sama brengsek." Ujar Rafa yang telah berdiri menjulang di depan Leo dengan kedua tangan yang mengepal.

Leo berdiri berhadapan dengan Rafa yang kini nafasnya terengah menahan emosi. Wajah Leo lagi-lagi menampakkan ekspresi datar. Tidak ada sedikitpun ekspresi yang terbentuk. Seakan cowok itu tidak memiliki emosi.

"Lo bunuh anak gue." Desis Rafa.

"Ya." Jawab Leo datar. "Karna gue nggak mau Diandra tersiksa karna janin itu."

BUG!!!

Lagi-lagi Rafa memukul Leo, bertubi-tubi. Tapi tidak ada satupun pukulan yang dibalasnya.

"RAFA CUKUP!!!" Ninda mencekal lengan Rafa menahannya agar tidak melayangkan pukulannya kearah Leo lagi. Tapi apa daya. Tubuh Ninda lebih kecil jika dibandingkan dengan Rafa. Alhasil ia tidak dapat menghentikan serangan Rafa kepada Leo.

"Lepas!" Desis Rafa. Cowok itu mengibatkan tangan kanannya. Lebih tepatnya berusaha agar cekalan tangan Ninda dari tangannya terlepas.

DUAG!!!

Memang benar cekalan tangan Ninda terlepas, tapi cewek itu terseret dengan keras hingga keningnya berbenturan dengan tembok. Rintihan pun seketika lepas dari bibir cewek itu.

"Aww!"

Namun rintihan itu tidak mampu mengalihkan perhatian Rafa. Karena cowok itu kembali menghampiri Leo yang sama sekali tidak berniat untuk bangun dari jatuhnya.

Dengan rasa sakit dikeningnya yang kini berhasil mengeluarkan cairan merah kental. Ninda berjalan menghampiri Rafa. Sekali lagi dicekalnya tangan cowok itu. Kali ini dengan seruan tepat ditelinga Rafa.

"Cukup Raf !!!"

"Gue bilang lepas!!!" Rafa kembali mengibatkan tangannya dan,

PLAKK!!!

Ninda terhuyung kebelakang saat tamparan itu melayang kepipinya. Semuanya membeku seketika, tidak ada yang angkat bicara maupun bergerak. Keheningan menyelimuti semua yang menyaksikannya.

Diberinya jeda cukup lama untuk sekedar bernafas."Gue udah percaya ama lo." Ujar Rafa.

"Gue terima lo sebagai sahabat gue." Lanjutnya "Tapi ternyata lo dalang dibalik semuanya. Lo sadar atas tindakan lo, dan gara-gara lo Diandra harus merasakan akibatnya, APA YANG NGEBUAT LO BERTINDAK SEPERTI ITU NINDA!" Teriak Rafa murka.

"Raf gue minta maaf..." Suara Ninda bergetar, belum pernah ditemuinya Rafa dengan emosi yang tersulut, terlebih dihadapannya.

"Maaf nggak bisa ngebuat semuanya seperti semula!" Balas Rafa dengan tangan yang sudah terangkat.

Leo bertindak, cowok itu berdiri. Begantian mencekal tangan Rafa yang hampir saja melayang kearah Ninda untuk kedua kalinya.

"Kendaliin emosi lo." Ujar Leo.

"Lepas!" Geram Rafa.

"udah cukup, dia cewek Raf, Kalo lo mau marah, marah sama gue! Kalo lo mau mukul. Pukul gue!"

Rafa mengatupkan rahangnya kaku. Matanya menajam seketika. "Lo tau apa!" Teriak Rafa tepat didepan muka Leo.

"Gue emang nggak tau urusan lo. Gitu kan lo nganggep gue! Gue terima! Tapi gue nggak suka ngeliat lo kasar ama cewek!" Bentak Leo tak kalah kerasnya.

"Ninda pergi." Ujar Leo saat dirasakannya seluruh perhatian Rafa tertuju kepadanya.

"PERGI!" Ulang Leo dengan nada naik.

Ninda menggeleng "Gue nggak mau pergi."

"Lo denger sendiri kan? Dia yang nggak mau pergi!" Bentak Rafa lagi.

BUG!!!

Rafa terhuyung saat dengan tiba-tiba Leo memukulnya telak. Mengakibatkan sudut bibirnya robek dan membiarkan darah segar menyeruak keluar dari luka yang baru saja terbentuk.

"Leo..." Gumam Ninda tidak percaya.

"Udah! Lo udah tau semuanya Raf! Jangan jadikan orang lain sebagai saran kesalahan lo!" Kata Leo.

"Maksud lo."

"Lo marah sama diri lo sendiri! Lo nyesel ngeliat Diandra dalam keadaan seperti sekarang! Tapi lo nggak bisa nyalahin orang lain. Karna lo sendiri yang ngelakuin itu!"

BUG!!!

Rafa kembali memukul Leo.

"Gue emang salah. Dan elo memperparah itu!"

PLAK!

Tamparan itu menghentikan aksi Rafa yang baru saja akan melayangkan pukulan yang kesekian kalinya.

"Udah! bertingkah kayak anak kecilnya?" Tanya Diandra yang entah sejak kapan berada di sana. Berdiri di antara Rafa dan Leo.

Seketika semuanya menoleh kearah Diandra. Lagi-lagi keheningan tercipta untuk kesekian kalinya.

"Udah tau semuanya sekarang Raf!" Ujar Diandra. Suara itu bergetar karena dirinya kini mati-matian menahan isak tangisnya. "Udah tau siapa yang harusnya lo hancurin?"

"Dii. Gue..."

"APA!"

"Lo nggak berhak mukulin Leo kayak tadi. LO FIKIR LO SIAPA!" Lanjut Diandra yang mampu membuat Rafa menatapnya tidak percaya.

"Gue mukulin dia karena dia udah ngebunuh anak kita..."

"Anak kita?" Diandra terenyum sinis. " Bahkan gue nggak pernah ngarepin janin itu ada di rahim gue! Gue nggak pernah inginin dia tumbuh dalam rahim gue atas perbuatan lo! Perbuatan menjijikan lo, yang seenaknya ngambil harta gue! Kalo lo tanya siapa yang gue benci sekarang. Itu Lo Raf! ELO!"

"Dii..." Leo memegangi kedua pundak Diandra saat disadarinya cewek itu mulai menangis.

"Gue bersyukur, janin itu udah hilang, karena gue nggak mau punya kenangan dari lo." Seru Diandra.

Diberinya jeda untuk sekedar menatap cowok yang selama ini menaruh luka pada dirinya. Luka yang tidak terlihat.

"It's Over." Kata Diandra lirih.

=== Topeng ? ===

mau ngasih tau kalo mulai dari chapter 28 sampai epilogue udah saya private... bagi yang belum memfollow akun ini tidak bisa melanjutkan membaca,,,terimakasih.

Vomment jangan lupa ya.

See You Next Chapter :*

18 Januari 2015


Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang