20. Sikap yang berubah...

4.3K 297 54
                                    

Hai semuanya...
Cuma mau bilang, lirik yang ada di bawah sengaja aku tulis, soalnya waktu di masukin ke mulmed susah banget, bahkan gak ada linknya,,, hehheee...

=== Topeng ? ===

Semuanya berakhir dan menjadi nyata.

Apa yang selama ini aku takutkan.

Terpisah ruang dan waktu.

Sungguh ku tau kau tak ingin.

Ku tak ingin semuanya akan berakhir.

Lepaskan mu dari hangat pelukku.

(Jupiter Shop, Ruang Mimpi)

===Topeng ?===

Rafa Pov

Gue lagi duduk sambil mainin gadget gue saat tiba-tiba ada manusia yang berani nampar gue. Seketika itu juga gue mendongak, speechles.

"Sakit?" Tanya manusia itu.

"Dii..."

"Nggak sesakit apa yang gue rasain Raf." Ujar Dii yang mampu ngebuat gue kembali merasa bersalah.

"Gue..."

"Benci ama lo, puas kan lo sekarang? Lo minta gue untuk ngebenci lo, udah gue lakuin, sekarang apa?"

Pertanyaan Dii itu ngebuat gue tertegun, dari matanya jelas bahwa dia sedih, tapi dari ucapannya dia memberontak, menepis semua kesedihan yang gue nggak tau apa penyebabnya. Ingin rasanya gue berteriak untuk ngebawa dia kembali ke sisi gue. Tapi itu semua nggak akan pernah terjadi.

Mungkin ini salah satu cara agar gue nggak akan ngelukain Dii lebih dari ini. Gue nggak akan pernah ngambil apa yang pernah gue ucapin ke Ian tentang adiknya, gue nggak mungkin melakukan itu, saat gue tau Dii lah orang yang selama ini gue cari untuk merasakan apa yang udah adik gue alami.

Tapi nyatanya gue malah ngebuat ini semakin rumit, Gue ambil mahkota Dii, berharap hati gue sadar bahawa Dii udah menjadi wanita dewasa, wanita milik gue seutuhnya.

Gue sadar dari tindakkan itu gue emang EGOIS. Tapi itulah satu-satunya cara yang terfikir di otak gue waktu itu agar Dii nggak akan pernah bisa pergi dari sisi gue. Secara nggak langsung gue udah ngiket dia, berharap agar niatan balas dendam gue nggak berujung dengan kematian.

"Menjadi apa yang lo ingin." Ucap gue datar.

"Lo nggak ada rasa bersalah ya, itu muka apa tembok ? rata terus." maki Dii sebelum akhirnya cewek itu memilih keluar kelas meninggalkan tas yang baru saja ia lemparkan ke meja.

===Topeng ? ===

Gue nggak tau apa yang terjadi dengan Dii, dia sama sekali nggak berubah, masih tetap menjadi Dii yang dulu, seakan kejadian 1 minggu yang lalu nggak pernah terjadi dalam hidupnya.

Gue memang seneng dengan sikap itu, tapi gue juga merasa asing saat dengan santainya cewek itu duduk disamping gue tanpa sedikitpun terusik.

Bahkan saat istirahat, dia bertanya kepada gue tentang apa yang tadi dijelaskan di depan kelas, meminta gue untuk mengajarinya, Apa Dii nggak tau kalo saat ini gue mati-matian nyembunyiin rasa bersalah gue ? Kenapa Dii bisa segitu mudahnya melukpakan kejadian itu?

"Ini gimana Raf, gue nggak ngerti?" Tanyanya yang udah nyodorin buku Matematikanya ke gue.

Gue mencoba untuk nggak peduli, menganggapnya angin lalu, dan mengacuhkan semua kata yang terucap dari bibirnya.

Topeng ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang